Chapter 20 (The Letter)

2.4K 215 7
                                    


Readers! I'm back, thanks for all of you. Aku mau nepatin janji. And this is for you, enjoy reads.

{Author P.O.V}

   Abel ingat sesuatu, sebelum ia turun untuk mengambil minum, laptopnya masih menyala. Tanpa berpikir panjang, Abel segera kembali ke kamarnya, untuk mematikan laptopnya, sebelum ia pergi tidur. Setelah yakin , bahwa tidak ada hal yang lain yang lupa ia kerjakan. Abel beranjak untuk menutup jendela kamarnya, ia melihat ke bawah sebelum ia menutup jendela itu.

   Pemandangan yang sama, Niall masih berdiri di depan rumahnya. "What the-! Sudah jam 11 malam seperti ini, tapi dia belum beranjak juga dari tempat itu? Oh God." Abel menggerutu, lalu menutup gorden pada jendela kamarnya, dan pergi tidur.

   Kak Josh yang sedari tadi masih berada di ruang tamu, sesekali melihat ke arah jendela. Kak Josh terlihat khawatir, dia juga terkadang mengintip melalui celah jendela, hanya untuk memastikan Niall sudah pulang. Tapi dugaannya salah, Niall masih tetap berdiri di depan rumahnya. "Mengapa dia harus melakukan ini, bahkan ini sudah sangat larut. Jika dia tetap bertahan, itu hanya akan menyiksa dirinya sendiri. Apa yang Abel lakukan, hingga Niall seperti ini? Keterlaluan."  Gumam kak Josh. Ia melihat sekali lagi Niall yang masih diam di tempatnya, dengan wajah yang sudah terlihat lebih pucat. Kak Josh takut Niall kenapa-napa, ia memutuskan untuk tidak tidur, dan tetap mengawasi Niall.

   Di dalam kamarnya, Abel belum juga tertidur. Padahal matanya sudah tertutup rapat, tapi hatinya gelisah. Percuma ia memaksakan dirinya untuk tertidur, ia tidak bisa. Dan sekarang, ia mendengar sesuatu yang tidak asing baginya. Suara... "Hujan?" Abel membuka gordennya sedikit untuk memastikan kalau itu bukan hujan, tapi ia salah. "Niall? Apa Niall masih di sana?" Ia teringat, bahwa satu jam yang lalu, Niall masih ada di depan rumahnya. Dia mencari sosok Niall di balik jendela kamarnya. Ia berhenti untuk mencari Niall, "Why must I care about him?" Keluhnya. Dia tidak peduli dengan keadaannya Niall sekarang, baik Niall sudah pulang atau masih 'stay' . Abel lebih memilih untuk membaca salah satu novelnya, dengan itu mungkin ia bisa melupakan Niall, untuk sejenak. Sementara itu, kak Josh tertidur di sofa ruang tamu, dan ia lupa kalau Niall masih ada di depan rumahnya.

   "Abel.. I've been standing here, I'm here for you. Why can't you see?" Niall menggigil, ia tetap mempertahankan dirinya untuk berdiri. Ia tidak peduli dengan pakaiannya, atau rambutnya yang mulai basah karena rintik hujan. Begitu pula dengan bunga yang berada di dalam rangkulannya.

   1 jam berlalu. Abel masih terbangun, dan membaca novelnya. Hujan di luar semakin deras. Percuma saja, novel yang dibacanya, tidak bisa mengalahkan segala sesuatunya tentang Niall. Sekali lagi, Abel mengintip melalui jendelanya, memastikan kalau Niall sudah pulang. Kali ini, ia mencari sosok itu lebih teliti, dan... "Niall? Apa benar itu Niall?" Gumamnya. Seseorang yang ia lihat, berdiri di depan rumahnya, tanpa melakukan apapun, dibasahi dengan derasnya hujan yang turun. Orang itu melihat ke atas, tepatnya ke arah kamar Abel. And Abel receiving one new message.

From: Niall
Are you remember my letter? Why you not read that? Read it now, please. I beg you. Show me if you read that. That letter will tell you the truth, and you'll undertand. And you'll know the reason, why I'm still standing here. (:

   Abel baru ingat, Niall memberinya surat. Ia beranjak untuk mencari surat itu. "Where's it? Damn, I forgot it!" Ucap Abel panik, semua tempat di kamarnya sudahbia cari, kecuali satu. Tempat berisi surat-surat dari ex-secret admirer-nya. "Ah maybe in this box." Abel mengambil kotak yang menjadi kecurigaannya. Ia membuka kotak itu, dan langsung mengambil surat yang ia letakkan paling atas. Itu surat yang diberikan Niall. Abel membaca surat itu di pinggir jendela kamarnya, ia melihat arah tatapan Niall yang benar-benar berharap agar Abel mengerti.

Loved You First (Niall Horan love story)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang