{Abel P.O.V}
Surat dan coklat lagi. Kali ini sudah yang ke 14 kali aku mendapatkan surat dari secret admirer yang berinisial 'n.xx', karena aku penasaran dan keburu tingkat kepo nya makin parah mending aku baca.
Hi Bel, mungkin udah saatnya aku membongkar indentitasku yang sebenarnya. Aku tunggu kamu besok pulang sekolah di depan kelasmu.
Your Secret Admirer n.xxAkhirnya dia mau ngebongkar indentitasnya juga haha.Yaudah deh, besok pulang sekolah paling aku tungguin aja di depan kelas.
Saat aku sedang membaca semua surat yang aku keluarkan dari dalam laci dengan tertanda secret admirer itu. Tanpa aku sadari, pintu kamarku terbuka dari tadi dan kak Josh melewati kamarku, dan mungkin dia melihatku mengoprek semua surat itu.
"Eciiiee banyak amet suratnya, dari siapa tuh? Niall?" kata kak Josh dengan nada yang menggoda sambil menghampiriku.
"Ih apaan sih kak? Kepo banget sih" ucapku sedikit ketus.
"Kertas surat atau kertas tagihan utang dek?" Tanya kak Josh.
"Tagihan utang kak" jawabku. Kak Josh hanya melongo mendengar kata-kataku, "Ya surat lah kak" ucapku melanjutkan.
"Dari siapa? Niall ya?" tanya kak Josh yang keponya sudah di ambang batas.
"Ngga kali kak, aku aja gatau siapa yang ngirim"
"Coba kakak mau liat satu suratnya" ucap kak Josh sambil mendekati kasurku yang berserakan dengan surat-surat.
"Ga boleh" aku pun menyingkirkan semua surat itu dari kak Josh. Tapi sayang, ada satu surat yang terjatuh. Dan sesegera mungkin kak Josh mengambil surat itu.
"Haha, ini dia suratnya" kata kak Josh sambil membuka surat itu perlahan, lalu membacanya. Hei! Surat yang manakah itu? Ucapku dalam hati.
Aku selalu memperhatikanmu. Mungkin kamu tidak tahu itu, dan aku mengagumimu. Entahlah, perasaan ini belum tepat. Mungkin kamu akan tau suatu saat nanti.
Your Secret Admirer n.xx"Hm.. So sweet banget sih haha, ada inisial nya tuh 'n.xx' haha, paling tidak itu Niall" kata kak Josh sambil menutup kembali surat itu. Itu surat yang ke 10 yang aku dapatkan.
"Kak Josh! Tidak sopan kau membaca surat itu! Udah ah kak, keluar sana!" aku mengusir kak Josh, nada bicara ku pun menaik. Di pikir-pikir kejam banget sih.-. Tapi bodo ah
"Oh jadi ngusir nih ceritanya?"
"Ngga gitu sih, cuma mempersilahkan kak Josh untuk keluar dari kamarku saja" ucapku sedikit nyengir.
'Nyengir lu, udah ah urusin tuh suratnya. Kakak mau makan dulu ah, laper. Oh iya kebetulan sekali mom membuatkan sushi, oh iya kan kamu suka itu. Tapi mungkin kamu ga usah makan sushi deh, buat kakak aja yah sushinya, bye adek" kata kak Josh sambil beranjak pergi dari kamarku.
"Kakaaakkkk! Aku mau ikut makan ya" kataku setengah berteriak.
"Gaboleh"
"Peliiittt, kak Josh peliit! Mom, kak Josh nya nakal" ucapku
"Udah deh kalian jangan bertengkar, mom udah buatin kalian makanan cepat turun" kata mom dari bawah.
Sesegera mungkin aku turun ke bawah mendahului kak Josh. Dan kak Josh menyusul langkahku dengan cepat. Kita berdua sampai di ruang makan, tapi.. Ga ada sushi di situ! Kak Josh pembohong, alhasil aku hanya memakan soup yang di buatkan oleh mom.#Skip
*keesokan harinyaTrisha bilang kalu hari ini mau pulang bareng, aku harus menunggunya selama satu jam, itu dikarenakan Trisha akan mengikuti rapat osis. Aku ga keberatan sih nunggu Trisha sekitar 1 jam, lagian aku juga sedang menunggu seseorang. Jadi aku hanya sendiri menunggu seseorang di depan kelasku, dengan membawa secarik kertas berisi surat yang di berikan kepadaku, dari seorang secret admirer berinisial 'n.xx' yang akan membongkar indentitasnya hari ini. Tak lama kemudian, muncul seorang laki-laki...
Itu...
Itu....
Itu kak Zayn!
Jadi... Apa kak Zayn secret admirer ku selama ini? Kak Zayn datang bersama kak Harry, mereka datang menghampiriku yang terlihat kaget. Kak Zayn berdiri di hadapanku, sedangkan kak Harry di belakang kak Zayn sedikit menjauh.
"Hmm dek, boleh ngomong sesuatu ga?" Tanya kak Zayn mengawali pembicaraan
"Ngomong apa kak?" jawabku sedikit ragu, karena aku ga yakin kalau kak Zayn itu seorang secret admirerku.
"Hmm, anu itu, ah gimana yah cara ngomongnya" jawab kak Zayn terbata-bata menjawab pertanyaanku.
"Anu apanya kak?" dengan polosnya aku malah bertanya seperti itu.
"Udah Zayn, to the point aja napa" ucap kak Harry yang tiba-tiba ikut dalam pembicaraan.
"Aku suka sama kamu dek" kata kak Zayn, cepat dan ringkas.
"Hah? Apaan kak?" aku menanyakan dengan muka yang mungkin terlihat sedikit aneh, lebih tepatnya seperti orang bego. Udah tau jawabannya itu, anu itu pokoknya. Aku malah nanya lagi, makin ga bener aja percakapannya.
"Gini dek, dia tuh suka sama kamu" kata Kak Harry.
"Ohh" jawabku datar. "Jadi kak Zayn secret admirer aku selama ini?" aku pun bertanya lagi.
"Secret admirer? Ngga kok" ucap kak Zayn kali ini terlihat lebih serius.
"Loh? Ini kak Zayn kan yang nulis surat ini?" tanyaku sambil memperlihatkan secarik kertas berisi tulisan tangan seseorang. Kak Harry pun penasaran dan ikut melihat kertas itu. Setelah meraka berdua membaca surat itu lalu...
"Haha, ternyata kau pernah menuliskan ini untuknya" kata kak Harry dengan nada mengejek kak Zayn.
"Shut up Haz!" ucap kak Zayn yang kali ini dengan suara yang cukup tinggi. "ini bukan surat dariku" kata kak Zayn
"Lalu ini dari siapa?" Aku kembali bertanya, aku terlihat kepo banget dengan menanyakan terus hal ini.
"Serius, ini bukan dariku. Jadi gimana dek? Kalau kamu ga suka sama aku gpp kok, aku ngerti, lagian ini bukan berarti kamu harus jadi pacar aku, aku kan juga masih punya pacar" ungkap kak Zayn mengalihkan pembicaraan.
"Ng... Aku ga tau kak, aku juga suka sama kakak. tapi aku juga menyukai orang lain. Kalau kakak ga keberatan, aku mau kok jadi adeknya kakak" ucapku jujur.
"Haha, gpp kok dek. Walaupun sekedar ade-adek.an atau kakak-kakak.an. Yaudah ya, mau pulang bareng?" ajak kak Zayn.
"Hmm, kayaknya lain kali deh ya kak. Aku masih nunggu seseorang"
"Ok deh, duluan ya dek bye" ucap kak Zayn yang segera beranjak dari tempat dia berdiri tadi. Ternyata bukan kak Zayn yang jadi secret admirerku.
*1 Jam kemudian
Jam sudah menunjukkan jam 5 sore, secret admirer itu tak kunjung datang, dan ini saatnya Trisha selesai rapat osis. Dia kembali ke atas, ke dalam kelas untuk mengambil tasnya lalu menemuiku di luar kelas.
"Lo belum pulang Bel?" tanya Trisha sambil menggendong tasnya sebelah.
"Belum nih, kan nungguin elo" ucapku berusaha menutupi sesuatu dari Trisha, aku terpaksa berbohong.
"Oh ok, yaudah yuk kita pulang" ajak Trisha.
Kami pun akhirnya pulang. Trisha pulang membawa banyak tugas dari hasil rapat tadi. Sementara aku pulang membawa kekecewaan terhadap secret admirer itu. Kenapa dia tidak datang? Kenapa dia mengingkari janjinya? Kenapa aku bego banget, malah nungguin dia di sini berlama-lama.
"Hei Bel! Are you ok?" tanya Trisha yang membuyarkan lamunanku sambil mengayunkan tangannya ke atas ke bawah di depan wajahku. Aku tidak tau harus menjawab apa. Dan sepertinya Trisha tidak sedang mencoba membaca pikiranku.
"Uhm, nothing" jawabku singkat.
"Really?"
"Yeah"
"ok, we're must go to home now" Trisha mengajakku untuk berjalan dengan cepat. Aku tau hari ini adalah hari yang paling bodoh untuk diriku. Disaat kak Zayn bilang kalau dia suka terhadapku, dan disaat aku menunggu secret admirer yang tak kunjung datang.
Maaf yang ini typo dan gaje banget. Ada yang udah aku edit lagi kok. Maaf ya readers:(
KAMU SEDANG MEMBACA
Loved You First (Niall Horan love story)✔
FanfictionAku tidak tahu harus memulai dari mana. Semua ini terjadi begitu saja. Aku tidak tau apa ini? Aku tidak tau mengapa ini bisa terjadi selama ini. Dengan segala cara aku berusaha menghindari dia, tapi apa? Semua ini sulit untuk aku lakukan. Aku telah...