... Happy Reading...
Jangan lupa vote and coment
Tiga hari berlalu, dan Atta tetap berada dikamarnya dengan infus yang menancap dipunggung tangannya. Saat ini kondisi tubuhnya sudah mulai membaik setelah kondisi tubuhnya naik turun seperti roller coaster, membuat Atta tidak nyaman.
"Gak usah pakek itu abang" rengek Atta melepas dot yang menyumpal mulutnya.
"Baby emang mau ngompol, obat yang diberikan bang Liam mengandung cairan diuret yang menyebabkan baby akan pipis tanpa sadar" jawab Dava mengelap tubuh Atta dengan air hangat dan tentu saja semua itu bohong, mereka ingin Atta menikmati hukumannya dengan menjadi bayi.
"Lanjut minum susunya dan nikmati yang terjadi " santai Rafa memasukkan kembali dotnya kemulut Atta.
"Lepwas abwang" Atta berusaha melepas botol dot yang menyumpal mulutnya paksa.
"Lagian baby kalo pakek diapers itu tambah gemoy tau gak" gemas Dava menguyel uyel kedua pipi Atta.
"Gemoy matamu" batin Atta kesal.
"Dipakekin krim dulu bang" ucap Leon takkala Vian mau merekatkan sisi diapers kesisi lain .
Saat ini Atta sedang menjadi tontonan dan uji coba para abangnya yang belajar memakaikan ia diapers. Tentu itu membuat ia sangat kesal, karena tubuhnya digrepe grepe oleh banyak tangan tidak bertanggung jawab. Mau melawan pun percuma gak ada yang ngedengerin.
Rafa yang menyumpal paksa mulut Atta dengan botol dot karena ngoceh terus, Dava yang mengelap tubuh Atta dengan air hangat, Leon yang sudah standby membawa baju onesi dan bertugas memakaikan baju, Vian yang bertugas memakai diapers dan Liam yang memeriksa kondisi Atta. Dinda yang masih mengurusi bayi besar yaitu David yang masih tepar ditempat tidur gara gara begadang. Pasangan menolak tua yang mendadak kembali ke London tadi malam. Gio? Entahlah author juga gak tau.
Vian yang mendapat teguran langsung mengambil krim anti ruam dan langsung memencetnya tepat diatas selangkangan Atta.
Crott
"Woy jaenab itu kebanyakan dodol" ucap Liam menggetok kepala Vian dengan ujung stetoskop kala krim itu keluar sangat banyak dan membentuk gunung.
"Hehehe gak sengaja bang, ini tinggal diratakan kan?" Ucap Vian tanpa rasa bersalah meratakan krim yang menggunung kesekitar area privasi Atta.
"Itu kebanyakan Yan" peringat Leon yang tidak digubris oleh Vian.
"Gini nih kalo tangan ajaib berulah, bikin kacau aja" gumam Rafa.
KAMU SEDANG MEMBACA
🐰ATTALA REZAN🐰
Teen FictionNO CONFLICT ABOUT ATTALA'S DAILY LIFE AND MISCHIEVOUS BEHAVIOR Atta kenapa gak masuk kelas ?. Jangan bilang kamu telat lagi!"greget Pak Dika karena diabaikan oleh Atta lalu duduk didepan Atta. "Gak usah alesan. Ayo cepetan" jawab Pak Dika lalu meng...