🐍 The Pray - Episode 9

668 79 5
                                    

🔞

Minho memegang bahu Chan saat pria itu menggenjot lubangnya untuk kesekian kalinya.

"Chan cukup aku lelah ahh" dia berusaha melepaskan dirinya. Chan menggeleng sambil menyesap leher Minho.

"Tidak, aku tidak mau melepaskan mu. Kita hanya bisa bersama malam ini" kata Chan. Entah kenapa matanya berkaca-kaca setelah mengatakan itu. Setelah keduanya pelepasan, Chan nampak mengeluarkan penisnya dari Minho.

"Kau kenapa?" Tanya Minho saat Chan ingin kembali memasukannya.

"Tidak ada" kata Chan. Pria manis itu dengan cepat memegang wajah pria itu.

"Ayo katakan, jika tidak aku tidak mau lanjut" kata Minho. Chan menatap mata bening dan indah itu.

"Ayah ku tahu hubungan kita, dia mengatakan ingin membunuh mu jika kita terus bersama" kata Chan. Minho langsung terkejut mendengar pernyataan itu, Chan langsung membawa Minho ke dalam pelukannya.

"Aku tidak mau kau pergi Minho, aku mencintai mu" kata Chan. Minho benar-benar senang mendengarnya tapi di sisi lain dia kita sedih mendengar itu.

"Besok aku akan mengantar mu pulang ya" kata Chan. Minho menggeleng sambil menangis, dia kembali memeluk Chan dengan erat.

Keduanya saling berciuman satu sama lain dengan tubuh yang masih menyatu. Minho tidak peduli sebanyak dan sekaras pun Chan masuk ke dalam dirinya.

"Aku tidak mau berpisah dengan mu hah hah" Minho menangis saat Chan melepaskan penisnya.

"Aku juga, tapi sepertinya sudah cukup Minho, aku tidak mau menyakiti mu " kata Chan. Dia mengusap wajah Minho dan mencium bibir tipis itu.

"Tapi aku janji, kita akan terus bersama. Jadi kau pulang ya" kata Chan berusaha menenangkan pria manis itu.





¤¤¤



Minho menatap Chan dengan berkaca-kaca saat itu. Mereka saat ini ada di depan goa tempat Chan dulu membawa Minho.

"Ayo cepat pergi Minho!" Kata Chan sambil melambai. Minho mengusap air matanya sambil tersenyum.

"Nanti ke sini ya, aku akan menunggu mu. Di kolam itu" kata Minho. Chan terkekeh sambil mengusap rambut si manis.

"Baiklah, aku sangat tidak sabar menantikan itu" katanya. Chan pun mengisyaratkan Minho untuk pergi. Tapi sepertinya Minho tidak rela pergi.

"Pulanglah" kata Chan. Minho berlari dari sana dengan kencang. Hatinya sangat sakit saat pergi dari sana.

Chan berusaha menahan air mata saat pria manis itu pergi jauh darinya. Perasaan sayang itu benar-benar tidak tahu datangnya dari mana.

"Aku berjanji Minho akan kembali lagi bersama mu" katanya kemudian dia kembali ke dalam goa.


Minho berlari tanpa berhenti sama sekali, sampailah dia di depan rumahnya.

"Minho? Kau baru datang?" Tanya sang ibu terkejut saat melihat Minho datang. Pria manis itu langsung menghamburkan dirinya pada sang ibu.

"Kenapa kau menangis?" Tanya sang ibu saat Minho menangis di pelukannya.

"Apa ibu tidak merindukan ku?" Tanya Minho sambil melepaskan pelukannya. Wanita itu mampak sangat kebingungan.

"Rindu kenapa?" Tanyanya.

"Aku diculik siluman ular sampai beberapa bulan, apa ibu tidak ingat?" Tanya Minho.

"Kau ini bercanda ya? Kau baru pergi tiga jam yang lalu. Mana daun sujinya?" Tanya sang ibu. Minho seketika terdiam.

"Ibu ? Kau kenapa?" Tanya Minho lagi.

"Kau aneh sekali, Sudahlah. Sebaiknya kau masuk ke dalam dan bereskan alat lukis mu itu" kata wanita itu.

Minho benar-benar terkejut saat melihat alat lukisnya masih sama seperti dia tinggalkan waktu itu. Cat yang jatuh itu pun masih berserakan di sana.

"Kenapa ini? Apa ini mimpi?" Gumam pria manis itu sambil menggeplak pipinya.

"Sakit" gumam Minho yang merasakan sakit, berarti ini bukanlah mimpi.

Minho meringkuk berbaring di ranjangnya, dia terus memikirkan Chan lagi dan lagi.

"Apa dia yang hanya mimpi?" Gumam Minho. Dia pun memegang bokongnya, masih nyeri.

"Semalam berarti nyata, ini membuat ku benar-benar bingung" katanya. Minho pun meneteskan air matanya mengingat wajah Chan.

Hari-hari berlalu dengan cepat, kini Minho sudah semakin lebih baik. Dia kadang kerap pergi keluar dengan teman-temannya.

"Sudah ku katakan siluman ular itu nyata" kata salah satu dari mereka. Minho hanya diam saja mendengar itu.

"Mereka itu jahat, mereka bisa memakan siapa saja. Pantas jika mereka dimusnahkan" kata Juyeon lagi.

"Siapa yang mengatakan hal konyol seperti itu?" Tanya Minho jadi kesal.

"Iya memang seperti itu" kata Juyeon lagi.

"Asal kalian tahu ya, mereka itu tidak sembarangan memangsa" jawabnya. Semua orang terkejut melihat Minho tiba-tiba merah.

"Minho apa ada masalah?" Tanya Yeonjun pada pria manis itu. Minho meneguk salivanya sambil menggeleng.

"Aku pulang" katanya kemudian, Minho berlari menuju rumahnya. Air kata itu terus keluar sejak tadi. Untung saja jalan ke sepi.

"Aku merindukan mu Chan" kata Minho berhenti dan menutup wajahnya. Tiba-tiba saja hujan datang dan mengguyur tubuh pria manis itu.

"Aku ingin bertemu dengannya lagi" kata Minho.

Ibu Minho benar-benar cemas saat Minho terbaring sakit di tempat tidurnya. Tatapan Minho benar-benar sangat lemas dan sayu.

"Minho kau jangan keluar dulu ya, kau masih sakit" katanya. Minho kemudian mengangguk dan menatap ibunya.

"Ibu aku merindukan seseorang" kata pria itu seketika.

"Iya setelah kau sembuh, kau boleh bertemu dengannya. Jadi cepatlah sembuh ya nak" katanya sambil mencium dahi putranya.

"Terima kasih ibu, ibu tidur saja. Aku sudah lebih naik" kata Minho. Wanita itu pun mengangguk dan pergi dari sana.








TBC

Jangan lupa vote dan komen ya

THE PRAY [BANGINHO] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang