🐍 The Pray - Episode 14

622 76 10
                                    

Chan memeluk Minho dari belakang, mereka saat itu tengah menikmati pemandangan malam dari dalam goa.

"Apa kau tidak merasakan sesuatu?" Tanya Chan sambil memegang perut rata Minho. Si manis terkekeh pelan, ini baru satu Minggu setelah malam panas itu.

"Mingkin mereka masih tumbuh, kau harus sabar" katanya. Chan mengangguk dan mencium bibir Minho.

"Bagaimana jika anak mu adalah seekor rubah ?" Tanya Minho lagi. Chan terlihat berpikir.

"Maka dia akan secantik ibunya" kata Chan. Minho jadi terkekeh mendengarnya. Chan benar-benar pria yang sangat romantis.

"Bagaimana jika anak kita seekor ular?" Tanya Chan lagi.

"Hmmm aku tidak pernah melihat anak ular" kata Minho. Chan menjewer pipi Minho yang sangat menggemaskan itu. Dia lalu kembali memeluk istrinya dengan sayang.

"Nanti saja kau tahu" kata Chan lagi.



Beberapa bulan berlalu, saat itu Chan sadar jika memang Minho agak berbeda. Pria manis itu terus tidur tanpa melakukan apapun dalam sehari.

"Sayang kau kenapa? Sakit?" Tanya Chan. Minho mengheleng sambil memeluk ekor putihnya.

"Aku pusing" katanya. Chan terkekeh dan ikut tidur di samping Minho. Dia meraba-raba perut Minho.

"Minho apa kau tidak merasakan sesuatu?" Tanya Chan. Minho menggeleng sambil menutup matanya.

"Tidak, kenapa?" Tanya Minho.

"Sepertinya kau hamil" kata pria itu. Minho membuka matanya dan mengusap perutnya.

"Tidak Chan" kata si manis. Pria Bang itu membawa Minho ke pelukannya. Dia kemudian melepaskan baju Minho.

"Ini Minho" katanya.

"Jujur saja, kau mau melakukan itu ya?" Tanya Minho. Chan terlihat nakal dengan menyesap puting Minho.

"Hmmm hmmm kau semakin hari semakin membosankan" kata Chan. Minho lalu membuka matanya.

"Aku?" Tanya Minho. Dia kemudian bangun.

"Ayo" kata Minho membuka pelukannya.

"Kau bohong, lihat saja ekor mu lepek" kata pria itu. Minho menggeleng dan memeluk Chan.

"Kenapa kau diam saja Chan ayolah" rayu Minho pada suaminya. Chan terkekeh dan dia melepaskannya.

"Aku tidak mau melakukan itu dengan orang hamil" katanya. Minho pun melepaskan pelukannya dan mengusap perutnya.

"Apa benar?" Tanya Minho. Chan mengangguk pelan sambil tersenyum.

"Aku tidak merasakan apapun" kata Minho kebingungan.

"Nanti pasti saat dia sudah besar" kata Chan.






****




"Minho kau?" Chan terkejut saat masuk ke dalam ruangan itu.

"Chan keluar dulu, aku mau ganti baju" kata Minho yang nampak malu saat itu. Chan tiba-tiba tersenyum dan mendekat padanya.

"Apa yang kau lakukan? Coba aku lihat" katanya. Minho nampak menutup dirinya dengan selimut. Dengan sekejap Chan menarik selimut itu.

"Aku ini ya" kata Minho dengan semburat merah di pipinya.

"Bagus, di mana kau dapat pakaian itu?" Tanya Chan.

"Tadi aku membuka hadiah dari teman-teman ku" katanya tanpa menatap ke arah Chan. Pria ular itu menatap istrinya dengan lekat.

"Coba menghadap ke samping" katanya. Minho menurut. Chan meneguk salivanya melihat tubuh bolek itu.

"Bagus pas sekali, saat di dalam sini kau pakai saja pakaian seperti ini" kata Chan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Bagus pas sekali, saat di dalam sini kau pakai saja pakaian seperti ini" kata Chan. Minho seketika merona dan langsung menggeplak kepala suaminya itu.

"Kau mesum sekali" kata Minho. Chan lalu mengusap bokong Minho dengan seksual.

"Apa aku perlu masuk?" Tanyanya. Minho menggeleng dan menepis tangan Chan.

"Aku sedang hamil jadi jangan macam-macam" kata Minho kesal. Di mata Chan, Minho saat ini dua kali menggemaskan.

Akhirnya Chan mengajak Minho keluar dari goa yang menjadi rumahnya saat ini. Dia ingin mengajak Minho jalan-jalan agar pria manis itu tidak kebosanan.

"Chan sudah satu tahun, kenapa aku masih hamil?" Tanya Minho sambil memegang perut buncitnya itu. Chan juga sebenarnya tidak mengerti, dia pun berusaha menenagkan Minho dengan mengusap baju istri rubahnya itu.

"Mungkin sebentar lagi, kau harus sabar" katanya. Keduanya saat ini duduk sambil menatap indahnya pemandangan hutan.

"Cuaca mulai dingin sebaiknya kita pulang Minho" kata Chan sambil mengeratkan jubah milik Minho

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Cuaca mulai dingin sebaiknya kita pulang Minho" kata Chan sambil mengeratkan jubah milik Minho. Pria manis itu pun mengantuk pelan.



¤¤¤



Saat wanita itu menatap kamar milik anaknya, tiba-tiba sebuah langkah kaki itu terdengar dari luar. Dengan cepat rubah putih itu berlari keluar untuk melihatnya.

"Minho?" Tanyanya. Bukan sang anak yang dia lihat melainkan seorang pria tua tangan membawa senapan dari bambu itu dia lihat.

"Ibu? Kenapa baru datang?" Tanya wanita itu.

"Si mana siluman ular itu?" Tanya wanita itu pada anaknya. Ibu Minho menaikan salah satu alisnya kebingungan.

"Siluman apa maksud ibu? Tidak ada ular di sini" katanya.

"Minho di mana?" Tanyanya lagi.

"Ibu sebenarnya kenapa?" Tanya wanita itu tiba-tiba panik.

"Ke mana ular itu membawa cucu ku" katanya.

"Tidak ada ular itu" katanya lagi.

"Kekasih Minho itu adalah siluman ular, dia pasti sudah mengelabuhi kalian semua" katanya. Ibu Minho nampak menggeleng pelan.

"Ibu dia rubah sama seperti kita" katanya. Wanita itu lalu memperlihatkan apa yang dia temukan di jalan.

"Ini ekor dan telinga palsunya, ular licik itu tengah mengelabuhi mu" katanya. Wanita itu lalu menatapnya.

"Chan adalah ular?" Tanyanya.

"Aku juga melihat di leher Minho ada tanda kepemilikannya, kita tidak boleh membiarkannya" kata Wanita itu. Ibu Minho seketika tumbang, rasa trauma masa lalu kini kembali dia ingat.

"Kita harus mencari Minho sebelum dia bernasib sama seperti ayahnya" kata wanita itu.





TBC

Jangan lupa vote dan komen ya

THE PRAY [BANGINHO] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang