🐍 The Pray - Episode 18

700 68 4
                                    

Minho terlihat sibuk menidurkan ketiga anaknya itu, dua bayi ular itu sudah tidur tinggal satu saja yang bayi rubah yang masih menyusu pada Minho.

"Minho aku keluar sebentar ya, aku ingin mencari makanan" kata Chan. Minho pun mengangguk pelan sambil berusaha menidurkan anaknya.

Tak berselang lama Chan pergi, dia mendengar suara langkah kaki mendekat.

"Chan? Ada yang tertinggal?" Tanya pria manis itu. Bukannya jawaban, tapi gelakan tawa dia dengar.

"Kau siapa?" Tanya Minho saat melihat pria itu.

"Aku ayah Chan, aku hanya ingin melihat cucu ku" katanya. Dia lalu mendekat ke arah Minho.

Tiba-tiba bayi ular itu bangun dan mendekat ke pelukan Minho. Pria itu melihat itu.

"Aku tidak akan membiarkan mu menyakiti anak-anak ku" kata Minho. Dia memeluk ketiga anaknya dengan erat.

"Dasar mamalia" katanya. Dia lalu duduk di atas kasur dan melihat cucunya.

"Iya sebentar sayang" kata Minho mewalahan menyusui mereka. Awalnya pria itu ingin membunuh Minho tapi saat melihat pemandangan itu dia jadi iba.

"Di mana Chan?" Tanyanya.

"Tidak tahu" kata Minho ketus.

"Begini cara mu mengobrol dengan mertua mu?" Tanya pria itu kesal. Minho sangat takut saat pria itu menodongnya dengan pedang itu.

"Ayah!!" Teriak Chan yang langsung berlari ke arah mereka.

"Chan aku sudah katakan sebelumnya" kata pria itu.

"Sudah terlanjur, aku sudah punya anak. Jadi sebaiknya ayah menerima Minho dan anak ku" katanya. Pria itu menghela napas dan menatap ke arah Minho.

"Lihatlah cucu ayah" katanya.






***




Chan dan Minho saat ini tengah duduk sambil menatap ke arah langit malam.

"Minho aku lelah" katanya. Mendengar itu membuat Minho entah kesal.

"Lelah apa maksud mu?" Tanya Minho dengan nada sinis.

"Lelah tidak tahu" katanya. Minho lalu mendorong tubuh Chan membuat sang suami terjatuh ke tanah.

"Sayang kenapa kau kasar?" Tanya Chan dari bawah sana. Minho hanya diam mendengar itu, jujur dia cukup tersinggung dengan perkataan Chan.

"Sepertinya aku salah bicara" katanya. Dia kemudian berusaha naik ke atas lagi dengan wujud ular. Chan mendekat dan berjalan ke tubuh Minho.

"Minho jangan marah ya" kata Chan berusaha meminta maaf

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Minho jangan marah ya" kata Chan berusaha meminta maaf. Pria itu tak menatapnya sama sekali.

"Aku tahu kau juga pasti lelah, apalagi semalaman kau tidak bisa tidur karena mengurusi anak kita" katanya lagi. Minho pun menghela napas pelan.

"Iya Chan" katanya lagi. Chan kemudian memeluk pria manis itu lagi.

Bertahun-tahun kemudian.......

Minho tersenyum saat melihat ketiga putranya itu berubah menjadi anak-anak manis di tiap bulan purnama. Walaupun berbeda jenis mereka nampak akhur bermain bersama.

"Ibu" katanya saat melihat Minho. Pria manis itu mendengar dan memeluk mereka semua.

Saat mereka berubah Minho lebih bisa memantau mereka semua. Tapi saat sudah pada wujudnya masing-masing jujur mereka sangat gesit.

"Anak-anak ayo tidur" kata Minho. Mereka langsung berlomba-lomba berlari ke arahnya. Dua anak ular itu berebut tempat untuk di samping Minho.

"Ibu punya aku" katanya. Sedangkan rubah manis kecil itu mencari Chan yang ada di sana juga.

"Ayah" katanya sambil memeluk Chan. Pria Bang itu pun tersenyum dan memeluk anak berbulunya itu.

Saat itu ketiga anak mereka sudah menginjak usia 5 tahun, mereka kini sudah lebih sering berubah menjadi setelah manusia.

"Ibu" panggil rubah itu saat melihat Minho mencuci baju mereka di kolam belakang.

"Iya kenapa sayang?" Tanya Minho. Anak itu duduk di samping Minho.

"Jangan di sana nanti ekor mu basah" kata Minho. Anak itu pun menggeser pantatnya dan memerhatikan Minho mencuci.

"Ibu kapan kita ke rumah kakek ular lagi?" Tanya anak itu. Minho menoleh pada anaknya itu.

"Kenapa?" Tanyanya.

"Aku suka dengan kakek Bang, dia sering memberikan aku buah yang enak dan bermain dengan ku" katanya. Minho tersenyum pelan, dia kira ayah Chan telah menyakiti anaknya.

"Dia tidak menyakiti mu kan?" Tanya Minho pada anak rubahnya itu.

"Tidak, dia baik. Dia menyuruhku untuk datang lagi nanti. Kakek sangat suka katanya dengan ekor bulu ku" katanya. Minho mengangguk pelan.

"Lain kali kita ke sana lagi dengan ayah" kata Minho memberi pemahaman pada anaknya.

Di sisi lain dua anak mereka bersama Chan yang tengah memancing ikan di sungai.

"Ayah sangat membosankan di sini, ayo ke rumah nenek Lee saja" kata Dori salah satu dari anak Chan dan Minho.

"Tidak, kita sudah selalu merepotkannya" kata Chan. Anak-anak itu terlihat menghela napas.

"Kami rindu nenek Lee" katanya. Chan terkekeh pelan.

"Nanti mereka menangkap ku di sana, apa kalian tidak takut?" Tanya Chan lagi. Mereka menatap satu sama lain.

"Tidak, kan ada nenek. Aku sangat suka masakan nenek" katanya.

"Kita ke sana saja, benar kan Sooni" kata Dori pada adiknya.

"Aduh jangan gigit ekor ku" kata Beri di rubah kecil itu. Dori nampak berusaha melepaskan Sooni dari Beri.

"Kalian kenapa terus bertengkar?" Tanya Chan pada ketiga putranya.

"Ayah dia selalu menggigit Beri" kata anak rubah itu.

"Beri jangan cengeng di depan ayah mu" kata Minho yang saat itu tengah sibuk merapikan pakaian mereka. Chan lalu mengambil anak rubah itu dan membawanya pergi.

"Kalian sama ibu ya" kata Chan pada dua anak ularnya.




TBC

Jangan lupa vote dan komen ya

THE PRAY [BANGINHO] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang