FOLLOW AKUN AUTHOR SEBELUM MEMBACA !
Kisah di mana seekor siluman rubah yang bernama Lee Minho yang tak sengaja tertangkap oleh seorang siluman ular. Awalnya Minho di bawa ke tempat siluman itu untuk menjadi seorang tawanan, tapi semakin lama dia me...
Kedua mata itu saling menatap satu sama lain. Sampai saat di mana Minho di dudukan pada tepi kolam.
"Kenapa kau terjun, bukannya kau tidak bisa berenang?" Tanya Chan sambil mengeringkan tubuh Minho. Pria manis itu nampak menggigil tapi dia sangat senang saat Chan datang.
"Aku merindukan mu" kata Minho sembari menghamburkan dirinya pada pria setengah ular itu. Chan tersenyum menerima pelukan itu.
"Aku tidak suka kau bersikap bodoh menceburkan diri ke sana. Bagaimana jika aku tidak ada?" Tanya Chan sambil menjewer pipi Minho.
Pria manis itu tersenyum kemudian dia kembali menggeleng.
"Aku tahu kau pasti datang" kata Minho. Chan kemudian melepaskan pelukannya dan menatap pria itu.
"Minho aku tahu kau terus menangis akhir-akhir ini, kenapa?" Tanya Chan sembari mengusap wajah manis itu.
"Aku terus ingin bertemu dengan mu" kata Minho. Chan lalu mencium bibir Minho beberapa kali.
"Jangan terus bersedih, aku tidak suka kau terus menangis. Yang aku suka adalah Minho yang ceria seperti dulu" kata Chan. Minho pun mengangguk sambil memegang tangan Chan dengan manja.
Mereka kemudian menghabiskan hari dengan berjalan-jalan ke tengah hutan. Minho benar-benar tak pernah melepaskan tangan Chan sedetik pun.
"Aku berharap hari tidak akan gelap, aku sepertinya tidak ingin pulang" kata Minho sambil menyandarkan dirinya pada Chan.
"Bagaimana dengan ibu mu? Dia pasti khawatir" kata Chan dengan mengelus rambut Minho dengan sayang. Si manis terdiam pelan.
"Chan aku mau tanya sesuatu" kata pria manis itu. Dia lalu bangun dan menurunkan leher bajunya.
"Ini tanda apa? Kau yang buat?" Tanya Minho . Seketika Chan membuang muka dan menatap ke arah lain.
"Pasti ini ulah mu kan? Ayo mengaku" kata Minho sambil menjewer pipi Chan. Pria itu kemudian terkekeh pelan.
"Itu tanda kepemilikan" jawab Chan dengan ragu. Minho kemudian menaikan salah satu alisnya kebingungan.
"Apa maksud mu?" Tanya Minho.
"Itu tanda jika kau sudah kawin dengan ku" kata Chan. Minho tiba-tiba merona mendengar itu.
"Hai! Kau ini" kata Minho sambil menyembunyikannya.
"Tidak aku hanya bercanda" kata Chan lalu dia tertawa renyah. Minho jadi malas saat itu.
"Kalau begitu katakan Chan, kau terus saja menggoda ku" kata Minho lagi.
"Itu tanda kepemilikan, aku sudah mengikat mu menjadi milik ku. Apa kau tidak keberatan?" Tanya Chan. Minho kembali berkaca-kaca sambil menggeleng.
"Tidak, aku sangat tidak keberatan" katanya kembali menghamburkan dirinya pada Minho.
Setelah cukup lama menghabiskan waktu Chan memutuskan untuk mengantar Minho kembali pulang.
"Besok aku akan pulang, jadi jangan ke sini ya" kata Chan pada pria manis itu. Mendengar itu Minho jadi berkaca-kaca.
"Jangan menangis, aku sudah katakan ya. Jadilah rubah licik yang ceria" kata Chan. Minho pun mengangguk pelan sambil melambai.
"Kau harus janji akan datang ya" kata Minho lagi.
***
Chan melihat Minho sambil duduk di atas batu itu. Sedangkan Minho masih sibuk melukis di bawah.
"Kau melukis apa?" Tanya Chan, Minho tidak membiarkan pria itu melihatnya. Hal itu membuat Chan jadi gemas.
"Nanti aku akan beritahu" katanya. Chan hanya mengangguk sambil mengusap rambut si manis. Telinga rubah itu nampak bergerak saat Chan mengusapnya.
"Ini hadiah ku?" Tanya Minho sambil terbaring di pangkuan Chan. Dia memandang boneka rubah pemberian dari pria itu.
"Iya mirip dengan mu kan?" Tanya Chan sambil terkekeh. Mereka kini berada di tepi kolam. Chan nampak merendam ekor panjangnya sambil memandangi pemandangan indah di bawahnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Minho kenapa dengan ekor mu?" Tanya Chan saat merasakan ekor Minho terus mengusap punggungnya. Minho terlihat terkekeh dan menatap wajah Chan dari bawah.
"Dia kenapa ya Kira-kira?" Tanya Minho bertanya balik, Chan menggeleng kemudian dia mencium pria manis itu.
"Apa dia menginginkan sesuatu ya?" Tanya Chan sambil memasukan tangannya ke dalam baju Minho.
"Sepertinya begitu" kata Minho kegelian.
"Tapi aku tidak mau" katanya. Minho langsung terkejut dan bangun dari sana. Dia nampak ingin membuat perhitungan.
"Jadi begitu" kata Minho sambil memegang tangan pria itu.
"Kau tiba-tiba marah?" Gumam Chan sekilas. Dia lalu menatap ke arah lain. Minho jadi kesal karena tidak diperdulikan, dia kemudian naik ka pangkuan Chan.
"Tuan Bang Chan, ayo tatap aku" kata Minho. Chan terlihat pura-pura ke arah lain.
"Minho tolong menjauh sedikit, ada ular betina sedang berenang di sana" goda Chan. Minho langsung menoleh ke arah tempat Chan menatap.
"Iss dasar, aku tidak mau bertemu dengan mu lagi" katanya. Pria manis itu langsung turun dari sana dan pergi.
Chan terkekeh pelan bisa mempermainkannya, Minho sangat cepat cemburu.
Di sisi lain, Minho nampak berkaca-kaca. Padahal dia sangat percaya pada Chan, tapi hmmm hari ini Chan benar-benar membuat Minho kesal. Saat akan berlari pergi tiba-tiba ekor itu melilitnya.
"Hai! Lepaskan aku" kata Minho memberontak. Tubuh Chan kemudian mendekat padanya.
"Mangsa ku tidak boleh kabur" katanya. Minho seketika tersenyum miring mendengarnya.
"Mangsa rupanya" kata Minho. Chan kemudian memegang wajah Minho.
"Bagaimana dengan calon istri?" Mendengar itu membuat Minho menoleh. Chan langsung mencium wajah Minho berkali-kali.
"Apa kau mau menikah dengan ku?" Tanya Chan dengan tatapan yang sangat lembut. Minho berusaha mencari kebohongan darinya.
"Bagaimana Minho?" Tanya Chan. Dia kemudian melepaskan Minho dengan hati-hati.
"Bagaimana dengan ayah mu?" Tanya Minho lagi.
"Dia tidak akan tahu, kita akan hidup di sini bersama" katanya sambil mengusap rambut itu.
"Bagaimana kau bersedia?" Tanya Chan.
"Iya tapi kau tidak boleh memandangi ular betina lagi" kata Minho. Chan langsung tersenyum dan menghamburkan tubuhnya pada pria manis itu.