Minho terus menutup dirinya menggunakan selimut tebal itu, jujur dia sangat malu jika bertemu dengan Chan nanti.
"Bagaimana ini?" Gumamnya lagi. Apalagi pintu tiba-tiba dibuka dari luar.
"Saya membawakan makanan untuk anda" kata pelayan itu, Minho baru bisa menghela napas panjang. Dia kira itu adalah Chan.
"Baiklah terima kasih ya, tolong jangan beritahu majikan mu ke sini" kata Minho masih di dalam selimut.
"Tuan Chan maksud anda?" Tanyanya. Minho mendehem untuk menjawab pertanyaan itu.
"Baiklah" kata pelayan itu kemudian dia masuk membawa buah-buahan untuk si manis.
"Aku teruh di sini ya" katanya.
"Iya" jawab Minho. Pria itu terkekeh melihat mangsa tuannya yang sangat menggemaskan itu.
"Keluar ya, aku mau tidur" kata Minho. Pria itu mengangguk dan pergi dari sana.
¤¤¤
"Rubah licik" suara itu membuat Minho terkejut. Ini baru Chan yang dapat, entah kenapa dia terus setiap hari masuk ke kamarnya. Minho diam sambil menutup dirinya di dalam selimut.
"Rubah licik" katanya lagi saat masuk. Chan terkekeh saat melihat ke ranjang.
"Ayo makan! Katanya kau mau jadi gemuk" kata Chan. Minho menggeleng dari sana.
"Sudah tadi" jawab si manis. Chan terkekeh melihat ekor tebal putih itu terlihat berayun-ayun.
"Dasar pembohong" kata Chan dia mendekat dan menarik selimut itu hingga terlepas. Minho terlihat menutup wajahnya saat itu.
"Kau kenapa rubah?" Tanya Chan. Minho menggeleng sambil memeluk ekornya lagi.
"Pergi sana" kata si manis itu lagi. Chan terkekeh pelan.
"Ayo makan, kalau tidak aku akan menyeret kaki mu" kata Chan. Minho lalu bangun tanpa menatap pria itu. Dia berjalan ke meja dan duduk di sana.
"Ayo semangat!" Kata Chan yang duduk di samping Minho. Dia terus memainkan ekor pria manis itu.
"Kau pergi sana" katanya. Chan melihat wajah Minho sangat merah padam. Dia kemudian ingat sesuatu.
"Kenapa kau malu?" Tanya Chan lagi.
"Aku tidak malu" jawab Minho langsung menggeleng.
"Kau jangan khawatir, aku tidak nafsu dengan Mamalia seperti mu" katanya lagi. Minho kemudian mendongkakan kepalanya.
"Benar kan seperti itu?" Tanya Minho sambil menatap pria itu.
"Kita beda spesies" katanya. Minho lalu menghela napas.
"Oh benar juga ya" kata si manis. Dia lalu mengangguk dan makan lagi.
"Kenapa kau terus di sini? Aku bosan melihat wajah mu" kata Minho saat Chan terus duduk di kamarnya. Dia terlihat memainkan ujung ekornya sendiri.
"Minho aku bingung" kata Chan. Minho terlihat menaikan salah satu alisnya.
"Bingung kenapa?" Tanya Minho. Dia saat ini tengah diikat oleh Chan.
"Aku malu saat melihat ular betina" katanya. Mendengar itu membuat Minho langsung tertawa renyah.
"Dasar aneh ya kau" kata Minho sambil memegang perutnya. Chan terlihat mendehem sambil menatap pria itu dengan tajam.
"Jadi kau ingin kawin ya?" Tanya Minho lagi.
"Iss apa tidak bisa suara mu lebih rendah" katanya. Minho terlihat menggeleng dan dia pun tidur.
"Kau pergi saja, aku mau tidur" katanya.
"Kau sudah mulai bersikap seperti babi ya sekarang" katanya.
"Terserah pada mu saja" kata Minho yang sudah sangat malas bicara.
¤¤¤
"Minho" suara itu terdengar saat Chan masuk ke kamar si manis rubah itu. Minho terlihat terkejut mendengarnya.
"Kau memanggil nama ku?" Tanya pria itu terkejut. Chan mengangguk dan menuju kebarah Minho. Dia duduk di samping pria manis itu sambil mengambil anggur.
"Aku ingin minta tolong" katanya. Minho pun menaikan salah satu alisnya. Chan terlihat agak gugup saat itu.
"Iya boleh tapi lepaskan aku dulu" kata Minho sambil menggerakan kakinya. Chan setuju dan melepaskan kaki Minho.
"Apa?" Tanya Minho lagi. Chan mendekat dan memegang bahu Minho.
"Kau diam ya, aku ingin mempraktikan sesuatu" kata Chan. Minho mengangguk dan menatap pria itu.
Chan lalu mendekatkan wajahnya dan menautkan bibirnya pada Minho. Si manis refleks terkejut dan ingin mendorong Chan.
"Aku menyuruh mu untuk diam kan?" Tanya Chan lagi.
"Kenapa kau mencium ku?" Tanya Minho lagi.
"Aku pinjam bibir mu ya" katanya dia lalu kembali menautkan bibirnya pada Minho. Si manis diam sejenak sambil memegang baju Chan.
Chan menutup matanya sambil melumat bibir tipis itu. Semakin lama entah kenapa Minho terlihat semakin nyaman, dia pun ikut menutup matanya.
"Hmmm sudah cukup" kata Chan melepaskannya. Seketika keduanya membuang muka.
"Sudah-sudah aku akan praktikan dengan kekasih ku" kata Chan lalu pergi dari sana. Minho masih terdiam sambil menatap pria itu.
"Semoga berhasil" kata Minho dengan wajah penuh rona.
Chan benar-benar menunggu kekasih yang telah dijodohkan padanya. Wanita itu setengah ular sama dengan Chan akan tetapi dia miliki ekor berwarna hijau yang indah.
"Kau sudah lama?" Tanya wanita itu dia sangat cantik dan juga terlihat ramah.
"Iya lumayan" kata pria itu. Dia kemudian duduk di samping Chan. Mereka melihat pemandangan malam itu bersama, tak ada yang membuka pembicaraan.
"Aku tidak menyangka akan dijodohkan dengan pria hebat seperti mu" kata wanita itu kemudian menatap wajah Chan. Pria itu hanya terkekeh pelan. Tiba-tiba wanita itu memegang tangan Chan, hal itu membuat Chan menoleh.
"Kau orang yang baik" katanya. Chan tiba-tiba memegang wajah wanita itu. Saat wanita itu mendekatkan wajahnya entah kenapa Minho teringat dengan wajah seseorang.
Chan langsung membuang muka sambil menepuk pipinya.
"Aku sepertinya sudah gila" kata Chan. Wanita itu terkejut mendengar itu.
"Aurora maafkan aku" kata Chan kemudian.
"Kenapa kau minta maaf?" Tanya wanita itu nampak panik.
"Aku tidak bisa menikah dengan mu, kita adalah sahabat sejak kecil. Aku tidak bisa melakukan itu" kata Chan. Dia lalu bangun dan pergi.
Wanita yang bernama Aurora itu menghela napas, memang benar apa yang Chan katakan. Sejak mereka kecil keduanya saling bersama.
"Chan maafkan aku juga" gumamnya.
¤¤¤
TBC
Jangan lupa vote dan komen ya
KAMU SEDANG MEMBACA
THE PRAY [BANGINHO] ✔️
FanficFOLLOW AKUN AUTHOR SEBELUM MEMBACA ! Kisah di mana seekor siluman rubah yang bernama Lee Minho yang tak sengaja tertangkap oleh seorang siluman ular. Awalnya Minho di bawa ke tempat siluman itu untuk menjadi seorang tawanan, tapi semakin lama dia me...