Chan melihat pria manis itu terus mantapnya dengan wajah ceria.
"Kau kenapa?" Tanya Chan. Minho menggeleng sambil makan semua anggur itu.
"Tidak ada" katanya. Chan nyaris terkekeh melihat itu. Akhir-akhir ini dia melihat Minho sangat ceria dan penurut.
"Kapan kau akan memakan aku?" Tanya Minho tiba-tiba mendekat dan duduk di pangkuan Chan. Chan kemudian memegang pipi si manis itu.
"Oh jadi kau mau dimakan?" Tanya Chan. Minho terlihat menyentuh pipi pria itu. Keduanya seketika tertawa.
"Ayo Minho kau harus bisa merayu dia" Batin Minho.
"Iya aku ingin segera dimakan oleh mu. Kau tahu sangat membosankan di sini, aku sepertinya tidak sabar mengobrol dengan cacing di perut mu" kata Minho sambil mengusap perut berotot milik Chan.
"Kau yakin?" Tanya pria Bang itu sambil membawa Minho semakin dekat padanya.
"Kau kenapa? Kita itu jenis yang berbeda" kata Minho. Chan kemudian memeluk Minho dengan gemas. Ini sangat enah tapi jujur Chan sepertinya menyukai rubah licik ini.
"Tidak masalah yang penting kita sudah kawin" kata Chan. Mendengar itu membuat Minho seketika merona, Chan memang sangat bisa menggoda dirinya.
"Ayo makan ini" kata Minho sambil memasukan anggur itu ke mulut Chan. Pria itu menggeleng pelan.
"Tidak enak" kata Chan. Minho menggeleng dan kembali mencoba.
"Enak Ayo coba" katanya. Minho kemudian memasukan anggur itu ke mulutnya dan menautkan bibir mereka. Pada akhirnya Chan kalah dan dia pun makan anggur itu.
Melihat wajah Chan yang masam membuat Minho tertawa, pria itu semakin lama semakin menggemaskan juga menurut Minho.
"Hmmm" suara itu membuat Minho melompat, dia langsung menjaga jarak dengan Chan.
"Tuan Chan, rupanya kau di sini. Tuan mencari anda" kata pria itu pada Chan. Pria Bang itu menaikan salah satu alisnya.
"Ayah ku? Kenapa dia datang jauh-jauh?" Tanya pria itu. Chan lalu mengisyaratkan sesuatu pada pelayan itu, kemudian dia pergi keluar dari ruangan itu.
Semakin lama hubungan mereka semakin dekat dan erat. Walaupun cuma sekedar mengobrol dan bercanda membuat keduanya sangat bahagia. Minho sampai kadang lupa diri bahwa dia adalah seorang tahanan Chan di sana.
Minho tersenyum sambil memeluk guling itu, jujur semakin hari dia terus memikirkan Chan.
"Sepertinya aku sudah gila" katanya sambil memegang pipi nya. Ekornya juga terus berayun-ayun karena kegirangan.
Pintu itu dibuka membuat Minho langsung membuka matanya. Dia langsung melompat bangun dari kasur. Senyuman itu luntur saat melihat itu bukan Chan melainkan pelayan pria itu.
"Ada masalah?" Tanya Minho. Pria itu menggeleng pelan.
"Tuan menyuruh saya untuk memanggil ada ke kamarnya" kata pria itu. Minho seketika tersipu malu, kenapa sangat tiba-tiba. Padahal dia baru saja memikirkan hal itu.
"Kenapa dia tidak ke sini?" Tanya Minho lagi sambil malu-malu.
"Dia akan memakan anda malam ini" kata pria itu. Seketika Minho terdiam.
"Apa?" Tanya Minho. Pelayan itu tiba-tiba mencengkram tangan Minho dan membawanya dengan paksa keluar dari sana.
Minho langsung dimasukan ke sana dengan paksa, ruangan itu benar-benar memiliki nuansa yang berbeda dari kamarnya.
"Minho itu kau?" Suara bergema itu dapat Minho dengan dengan jelas. Si manis melihat Chan tengah berbaring di kasur tanpa ranjang itu dengan ditutupi kain hijau.
"Chan kenapa?" Tanya Minho mendekat ke sana.
Pria itu mengisyaratkan Minho untuk mendekat ke arahnya. Minho pun demikian, dia mendekat ke arah pria itu. Minho berusaha menemukan ekor panjang milik Chan di antara kain itu tapi dia tidak menemukannya.
"Kenapa?" Tanya Minho. Chan lalu menariknya dan duduk di samping Chan.
"Chan kau benar akan memakan aku?" Tanya Minho dengan berkaca-kaca. Pria itu mengangguk dengan tegas sambil menyentuh wajah Minho.
"Itu yang kau mau kan?" Tanya Chan lagi dengan memegang dagu Minho. Pria manis itu tiba-tiba memegang lengan Chan.
"Buka baju mu, aku tidak mau menelan mu dengan memakai baju" kata pria itu. Minho entah kenapa menurut dan membukanya. Belum selesai dia membuka Chan menarik tubuh Minho dengan cepat.
(Ya seperti inilah adegannya)
🔞
Minho menatap wajah itu lekat, dia kemudian langsung menautkan bibirnya pada pria itu. Semakin lama ciuman mereka semakin intens.
Minho terengah-engah di atas tubuh Chan.
"Kenapa kau seperti ini?" Tanya Chan saat melihat pria itu. Minho sama sekali tidak menjawab, entah keberanian dari mana dia pun melepaskan pakaian bawahnya dan kain hijau yang menutupi tubuh Chan.
Minho memegang penis milik Chan dan mengarahkannya langsung ke lubang analnya. Chan hanya diam saja menyaksikan semua itu.
"Ahhh nghhh susah sekali" kata Minho mendesah sambil terus memasukannya. Chan melihat air mata itu keluar dari mata Minho sampai menetes di atas perutnya.
"Minho" panggil Chan lagi, tapi Minho masih sibuk sendirian.
"Minho!!" Chan langsung memegang bahu pria manis itu. Minho menunduk sambil menangis tak berani menatap wajah Chan.
"Aku sepertinya menyukai mu" tangisan Minho pecah setelah mengatakan itu. Chan langsung mengusap air mata Minho dan langsung membawa Minho ke dalam pelukannya.
Minho memeluk Chan dengan sangat erat, Chan memegang bokong Minho untuk memperbaiki posisi mereka.
"Ngghhh ahhh" Minho mendesah di pelukan Chan saat pria itu berhasil masuk ke dalam.
"Aku tidak mau mati" kata Minho lagi. Chan menggeleng kemudian dia membawa Minho ke pangkuannya.
"Katakan sekali lagi" kata Chan sambil mengusap wajah manis itu.
"Aku menyukai mu" kata Minho lagi. Chan kemudian menyodok lubang Minho tanpa ampun, suara desahan itu memenuhi seisi ruangan.
Minho menungging sambil terengah-engah saat itu, sedangkan Chan ada di belakangnya berusaha menggoda lubang pink itu dengan penisnya.
"Jangan menggoda ku" kata Minho yang terangsang.
"Kau benar" kata Chan sambil meremas bokong si manis. Suara desahan itu kembali saat Chan masuk lagi. Minho benar-benar menggila karena aktivitas seksual itu. Chan seperti benar-benar memanjakan dirinya.
TBC
Jangan lupa vote dan komen ya
KAMU SEDANG MEMBACA
THE PRAY [BANGINHO] ✔️
Hayran KurguFOLLOW AKUN AUTHOR SEBELUM MEMBACA ! Kisah di mana seekor siluman rubah yang bernama Lee Minho yang tak sengaja tertangkap oleh seorang siluman ular. Awalnya Minho di bawa ke tempat siluman itu untuk menjadi seorang tawanan, tapi semakin lama dia me...