🐍 The Pray - Episode 12

653 69 7
                                    

Minho menatap sang ibu yang saat ini tengah memasak di dapurnya. Dengan langkah ragu dia berjalan sambil menghela napas panjang.

"Ibu!" Panggil Minho dari pintu kamarnya.

"Iya sayang kenapa?" Tanya wanita itu. Minho lalu berjalan ke sana. Menghirup aroma sup buah itu membuat Minho terkejut. Kenapa Ibu memasak?

"Ibu aku ingin katakan sesuatu" kata pria manis itu sambil berdiri dan memandangi sup itu.

"Iya kenapa Minho?" Tanyanya.

"Ibu sebenarnya aku" Minho agak ragu mendengarnya. Tapi wanita itu berbalik dan menatap Minho sambil tersenyum.

"Kau pasti punya pacar kan?" Tanya wanita itu dengan nada godaan. Seketika wajah Minho menjadi merona.

"Iya kenapa Ibu tahu?" Tanya Minho lagi. Wanita itu mendekat pada Minho.

"Dia saat ini ada di ruang tamu" bisiknya. Minho langsung tercengang. Apa Chan benar-benar ke sini? Bagaimana dengan ekornya?

"Apa?" Tanya Minho lalu dia keluar dari dapur. Minho seketika berkeringat dingin saat sampai di sana. Tapi yang dia lihat bukan ekor panjang hitam, melainkan telinga rubah dan ekor berbulu yang berwarna hitam.

"Minho" katanya. Minho benar-benar terkejut melihatnya. Apa benar ini Chan?

"Chan kau?" Tanya Minho sambil mendekat. Pria itu tersenyum dan memeluk Minho.

"Sssttt jangan menarik telinga dan ekor palsu ku" katanya. Minho seketika tersenyum dan menyatukan hidung mereka.

"Hmmm" suara itu membuat Minho langsung melompat dari pangkuan Chan.



"Ohh jadi kau rubah hitam dari hutan?" Tanya ibu Minho pada Chan. Pria Bang itu tersenyum dan mengangguk.

"Aku bertemu Minho di hutan dan saat itu juga aku langsung jatuh cinta pada anak mu" kata Chan sambil menggenggam tangan Minho.

"Sangat manis, di mana keluarga mu?" Tanyanya. Seketika Chan menampakan raut sedih.

"Mereka sudah tidak ada, aku hanya sebatangkara di dunia ini" kata Chan lagi. Wanita itu langsung meminta maaf saat mendengar pernyataan dari Chan.

"Maafkan aku ya" kata wanita itu. Minho langsung memeluk Chan saat itu. Melihat putranya membuat ibu Minho tersenyum.

"Bibi aku ingin melamar Minho untuk menikah dengan ku dan aku akan membawa dia pergi ke rumah ku di hutan. Apakah boleh?" Tanya Chan dengan nada tulus. Wanita itu menatap Minho yang terlihat berkaca-kaca.

"Ibu apa aku boleh menikah dengan Chan?" Tanya Minho lagi. Melihat pasangan itu membuat hati wanita itu iba. Dia sangat senang saat Minho dapat mendapatkan pasangannya, tapi dia sangat sedih saat Minho akan meninggalkannya.

"Aku serahkan pada mu saja Minho" kata wanita itu. Minho lalu memeluk ibunya dengan erat.

Minho dan Chan saat ini tengah berbaring di sana. Keduanya nampak sangat tegang dan gugup.

"Telinga dan ekor mu seperti asli" kata Minho. Chan lalu berbalik dan menatap pria yang akan menjadi istrinya itu.

"Kau lupa aku ini siapa?" Tanya Chan sembari mengusap pipi mulus itu.

"Kau Chan" katanya. Minho tiba-tiba mendapatkan kecupan singkat dari pria itu.

"Aku ini seekor ular Minho" katanya. Seketika Minho bergidik ngeri. Chan kemudian membawa Minho ke dalam pelukannya.

"Aku tidak sabar menunggu hari esok" kata Chan. Minho pun demikian, besok mereka akan sah menjadi suami istri.

"Tapi kau sudah mengikat ku" katanya. Chan terkekeh sambil mencium leher Minho.

"Iya jika dari kaum ku, sebenarnya kau sudah jadi istri ku" kata Chan. Minho seketika merona mendengar itu.

"Chan aku tiba-tiba merindukan ekor mu" kata pria itu. Chan terkekeh pelan.

"Saat kita sudah di hutan, kau akan kulilit lagi" katanya. Minho tertawa dan semakin mengeratkan pelukannya.

"Chan kau keras" kata Minho. Padahal Chan sudah ingin bersembunyi tapi Minho sangat jeli.

"Kenapa kau diam saja hah?" Tanya Minho sembari mengusap perut berotot itu. Chan sebenarnya ingin menahannya untuk besok. Tapi malam ini Minho terlalu menggoda.

"Jangan besok saja setelah kita menikah" kata Chan lagi.

"Kau masih menunggu malam pertama ya? Padahal kata mu aku itu sudah jadi istri mu" kata Minho. Chan terdiam saat Minho nampak menyesap dadanya.

"Chan ayo, aku juga ikut keras karena mu" kata Minho dengan mata sayu. Chan yang tidak tahan kemudian menautkan bibir mereka. Malam itu keduanya nampak beradu lidah bersama.

🔞



"Nghhhh ahh" Minho berusaha menutup mulutnya, saat ini mereka masih ada di rumah Minho.

"Pelan-pelan Chan ahh" Minho meremas seprei saat Chan memasukan penisnya ke anal Minho.

"Sempit hah, Minho ayo berbalik" kata Chan. Minho pun mengganti posisi. Dia telungkup dan Chan langsung menidurinya.

"Aku masuk ya" kata Chan. Dia melakukan pemanasan dulu dengan memasuk dua jarinya. Minho meremas bantal di depannya saat itu.

"Ahh" Minho tersentak saat Chan sampai.

"Ayo masuk Chan" kata Minho sambil terengah-engah, dia sangat tidak sabar untuk merasakan sensasi aneh memabukan itu lagi.

Minho benar-benar menggila saat Chan menubruk titik kenikmatannya, dia melakukan benar-benar sangat telaten. Semua sentuhan Chan benar-benar sangat nikmat bagi Minho.

"Chan aku ingin memeluk mu" kata pria manis itu. Chan membalikan tubuh Minho dan menautkan bibirnya. Minho benar-benar disikat habis oleh Chan malam itu.

Malam itu nafsu Chan benar-benar sangat besar. Tubuhnya seketika panas dan sangat  bergairah dua kali lipat dari sebelum-sebelumnya.

"Minho ahh sepertinya aku sedang birahi" kata Chan yang baru menyadarinya. Dia benar-benar tak melepaskan pria manis itu sedetik pun.

Saat Chan keluar, dia terus saat keras dengan cepat.

"Hah hah jika seperti ini terus aku mungkin bisa menghancurkannya" kata Chan saat melihat Minho yang sudah terkapar lemas. Dia melihat cairan sperma pekat itu keluar dari lubang Minho.

Chan lalu melihat keluar jendela, dan benar saja apa yang dia kira benar. Hari ini adalah bulan purnama spesial yang datang tiap satu tahun sekali.

"Aku benar-benar birahi ternyata" kata Chan. Dia lalu membereskan tubuh Minho dan memakaikannya pakaian kembali.

"Minho sepertinya kita akan segera punya anak" katanya sambil memegang perut rata itu.










TBC

Jangan lupa vote dan komen ya

THE PRAY [BANGINHO] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang