Sekuat tenaga, Chen menahan air mata yang sudah menumpuk dipelupuk mata agar tidak jatuh, setelah melihat kondisi sang Tuan Muda yang seharusnya ia lindungi.
"S-saya mohon maaf, Tuan Muda."
Meski dalam kondisi tubuh sakit, Kyungsoo tetap menatap sang pengawal pribadi dengan dingin.
"Kenapa kau minta maaf? Apakah kau yang membuatku babak belur seperti ini."
"Tapi karena kelalaian saya, Anda jadi terluka seperti ini. Mohon maafkan atas keteledoran saya, Tuan Muda."
Kyungsoo berdecih pelan. Ia sekarang sudah tidak lagi merasakan sakit. Namun rasa kesal dan kecewa yang kini mengambil alih dirinya.
"Kenapa kau suka sekali mengambil alih semua kesalahan yang tidak kau lakukan, eoh?!"
"Sudah menjadi tugas saya, Tuan Muda."
Kyungsoo melampiaskan rasa kesalnya dengan mengepalkan kedua tangannya kuat-kuat.
Kyungsoo sangat benci sikap Chen yang seperti ini. Sudah jelas semua ini terjadi karena kesalahannya. Jika saja ia tidak kabur dari pengawasan Chen, sudah tentu tubuh dan wajahnya akan baik-baik saja sekarang. Tapi kenapa pengawal pribadinya itu justru meletakkan semua kesalahan pada pundaknya. Kyungsoo yakin jika Chen pun sama lelahnya dengan dirinya, berkeliling area bazar yang luas untuk mencarinya. Kyungsoo benci dikasihani, Kyungsoo benci melihat seseorang menerima hukuman atas hal buruk yang ia lakukan. Banyak kesalahan yang sengaja Kyungsoo lakukan namun bukan dirinya yang menjalani hukuman atas perbuatan-perbuatan nakalnya. Selalu saja Chen yang berdiri didepannya sebagai tameng. Andai saja, Chen mengerti maksud dari semua tindakannya. Kyungsoo hanya mau Chen kembali seperti dulu. Kembali menjadi saudaranya, bukan budaknya.
"Hyung?"
Panggilan itu membuat Chen tertegun. Namun dengan segera ia menguasai diri dan kembali fokus pada tugasnya.
"Kita harus segera kembali, Tuan Muda. Tuan Besar akan marah besar jika kita pulang terlambat."
Air mata Kyungsoo luruh yang dengan cepat ia usap dengan kasar.
"Terserah!"
Chen hanya bisa menatap Tuan Muda yang sudah ia anggap bak adik itu dengan tatapan sendu. Tubuh mungil itu berjalan dengan kedua kaki yang dihentakkan, seolah ingin membuat bumi berguncang. Jangan dikira Chen tidak tahu jika Kyungsoo tadi menangis. Ia mengenal pemuda itu dengan sangat baik, bahkan hanya melihat sorot matanya, Chen tahu apa yang Kyungsoo inginkan atau pikirkan.
***
"JEOHA!"
Teriakan memekakkan telinga itu membuat pemuda yang tengah menenggak milk shake dengan santai itu langsung memacu langkahnya, berlari tunggang langgang menghindari seorang pemuda yang mengejarnya.
Ia mengumpat dalam hati kenapa cepat sekali ia ditemukan, padahal ia belum sepenuhnya puas berkelana menjelajah dan mencicipi semua makanan yang ada di bazar makanan ini.
Pemuda tinggi itu tentu tidak sadar jika ia sudah menjadi buronan para pengawalnya sejak satu setengah jam yang lalu.
Melihat targetnya berlari semakin kencang, si pemuda yang adalah ketua pengawal pribadi sang putra mahkota menghentikan lariannya.
"PARK CHANYEOL! BERHENTI BERLARI ATAU KU BAKAR SEMUA KOLEKSI RILAKUMA MILIK MU."
Ancaman itu berhasil. Si pemuda tinggi itu tidak lagi berlari seperti maling yang hendak dikeroyok massa.
Ia memutar tubuhnya, tersenyum dengan wajah tanpa dosa.
"Kau tidak asik, Byun! Aku belum puas mencicipi semua makanan yang ada di sini, kau tahu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
BaekSoo Tale
Fiksi PenggemarWadah untuk menulis cerita-cerita yang tiba-tiba saja muncul di kepala. Berisi one shoot dan bisa lebih. BxB Pairing Baeksoo