PROLOG

21.7K 1.3K 78
                                    

"Ada yang heboh terjadi di TikTok, Pak."

Raj yang sejak tadi sibuk membaca proposal pekerjaan di iPadnya itu langsung mendongakan kepala. Keningnya berkerut menatap asisten pribadinya, Rahmad, yang duduk di kursi sebelah supir. Tangannya terulur sambil menyodorkan ponsel.

"Apakah kehebohan di media sosial itu berpengaruh dengan kehidupan apalagi pekerjaan saya, Mad? Jika tidak, saya tidak peduli."

"Sangat berpengaruh, Pak." Rahmad semakin mendekatkan ponselnya. "Coba Bapak lihat videonya, nanti Bapak akan paham hal apa yang merugikan Bapak."

Kali ini Raj tidak membantah ucapan Rahmad. Karena pekerjaannya, dia memutuskan untuk menghapus seluruh media sosialnya. Selain karena tidak punya waktu mengurus media sosial pribadi, pria itu juga malas membaca komentar-komentar yang akan memengaruhi kesehatan mentalnya sebagai seorang wali kota.

Diraihnya ponsel Rahmad. Hal pertama yang Raj lakukan bukanlah memutar video TikTok, tapi membaca nama akun si pembuat konten.

@PadmaWijaya

Nama itu cukup membuat napas Raj tertahan sejenak. Perasaannya tidak enak. Hingga dia memberanikan diri untuk membaca keterangan video.

@PadmaWijaya : PadTalk #1 Konten terbaru khusus mengeluhkan masalah sosial yang terjadi dari kacamata pribadiku. Tidak lupa sambil ngoceh tetap harus make-up! Buat yang mau nimbrung sama isi konten ataupun mau request make-up apa buat konten selanjutnya, bisa langsung komen ya.

Perhatian Raj teralihkan ke layar video. Sosok Padma terlihat memenuhi layar terutama bagian wajah. Tidak ada lagi jerawat ataupun kacamata tebal di wajah wanita itu seperti yang selalu Raj simpan dalam kepalanya. Rambut Padma dikuncir ditambah sebuah headband.

"Dia ... mau apa?" bisik Raj. Segera ditekannya tombol play dan suara Padma bergema, mengisi kekosongan seantero mobil.

"Hi, back to Padma and I'm talking to you! Edisi perdana PadTalk ini keluhannya nggak muluk-muluk kok hanya mengenai ... kota kita tercinta ini."

Seketika pegangan Raj pada ponsel Rahmad menguat. Hanya satu kalimat yang keluar dari mulut Padma, dia seolah tahu apa yang akan wanita itu sampaikan atau keluhkan.

"Buat followers lama pasti tahu dong aku punya salon kecantikan yang cukup digandrungi anak muda di salah satu pusat perbelanjaan di kota S? Kalau belum tahu boleh di Google Padma beauty and Salon. Oya, sebelum balik ke topik, aku ngomong sekalian dandan dan kali ini adalah dandanan ala anak SMA."

Sembari menunggu Padma membicarakan berbagai merk dan riasannya, pria itu tahu wanita dalam video ini sangat sengaja melakukan dandanan ala anak SMA. Dia juga bukan hanya mengeluh, tapi membuat kesempatan untuk balas dendam.

"Oke, kita balik ke topik." Padma mulai merias wajahnya dengan ahli di video. Jemarinya yang lentik itu begitu terampil seolah memang dia dilahirkan sebagai beauty guru, sebutan untuk para expert make-up. "Sebagai seorang yang lahir dan besar di kota S pasti tahu kan seperti di mana jalan Tunjungan? Kemarin malam sepulang dari salon, aku terpaksa masuk lagi ke parkiran karena tiba-tiba aja jalan Tunjungan banjir. How come?"

Padma menggeleng. Senyum sinisnya terpasang di kamera. "Selama 28 tahun hidup kayaknya ini kali pertama aku lihat jalan Tunjungan banjir. Sebenarnya yang salah ini warga sekitar yang mendadak malas bersih-bersih atau ... kesalahan pemerintahan wali kota yang baru. Eh ... ini pertanyaan aja ya, bukan tuduhan. Cuma kalau mau bahas masalah wali kota kita yang baru setahun menjabat, aku jadi semakin bertanya-tanya, kinerja Pak Rajendra Sastranegara selama setahun ini apa aja sih? Karena jujur aja kemajuan yang terjadi malah bikin daerah yang nggak pernah banjir, sekarang jadi banjir. Kalau ada yang mau kasih tahu kinerja-kinerja Pak Raj boleh komentar ya ... kalau nggak mari diskusi bersama. Ingat! PadTalk–"

Video belum berakhir, tapi pria itu sudah mematikannya. Napasnya memburu. Kemarahan melingkupinya. Kalau semua orang punya mata batin, bisa dipastikan mereka bisa melihat ada api yang membara di sekitaran pria itu saat ini.

"Sebenarnya, Pak, kritikan ini tidak akan berdampak besar kalau Mbak Padma tidak terlalu ... famous. Masalahnya adalah Mbak Padma memiliki jutaan followers di TikToknya. Video pun sudah ditonton jutaan orang dan komentar menembus ribuan. Hampir semua orang berkata bahwa mereka setuju dengan apa yang Mbak Padma ini katakan. Bahkan mereka meminta PadTalk membahas masalah yang terjadi di sekitaran kota S untuk mengkritik ... Pak Raj."

Raj segera mengembalikan ponsel Rahmad sebelum dia melempar benda itu kuat-kuat untuk meluapkan amarah. Kedua tangannya kini terkepal kuat hingga memutih. Sedangkan wajahnya memerah.

Sebagai seorang walikota Raj sadar kinerjanya belum baik. Dia sangat paham posisinya akan menerima pujian dan caci maki. Namun, ketika orang itu adalah Padma rasanya sangat amat menyebalkan hingga dia ingin mencekik orang.

"Padmarini Wijaya, dia pasti mau balas dendam!"

***

Surabaya, 10 Desember 2022

Akhirnya aku kembaliiiii. Setelah selesai menulis kisah Alaska dan Btari, aku pun move on juga. Buat pemanasan dulu ya aku kasih prolog, untuk BAB 1-nya ditunggu! Tenang cerita ini tidak akan masuk KaryaKarsa ya, jadi silahkan baca dengan tenang.

Fyi, cerita ini akan menjadi pembuka sebuah series Adult Romance - Falling Into Stars yang akan kolaborasi dengan tiga penulis lainnya. Nantikan kisah-kisah lainnya yaaa.

Love,

Desy Miladiana

Tell Me Your Dirty Secret (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang