Chapter 4 : The Dangerous Negotiation

7.5K 873 44
                                    

you can all fuck off

I swear I meant to mean the best when it ended

Even tried to bite my tongue when you start shit

(Gayle - ABCDEFU)

***


Senyum lebar Raj langsung terpasang saat melihat Padma menurut untuk duduk kembali di sofa seberang. Sekalipun wanita itu memasang wajah enggan ataupun kesal dengan cara Raj yang penuh dengan kelicikan.

Namun, pria itu sudah mempelajari lawannya. Padma, dia wanita cerdas, tapi juga licik, hal serupa yang dia lakukan untuk menaklukan wanita itu. Sebenarnya bukan itu saja yang membuat Raj berhasil membawa Padma ke sini. Mereka berdua memiliki banyak kesamaan. Keduanya juga pernah saling mengenal cukup baik di masa lalu. Hal yang memudahkan Raj tahu bagaimana mengendalikan Padma dan kekacauan yang wanita itu buat.

Untung saja mudah bagi Raj untuk menemukan kebobrokan bisnis Padma. Bahkan beberapa orang pun dengan suka rela menjadi saksi untuk dimintai keterangan mengenai cat rambut abal-abalan yang pernah Padma gunakan di salonnya. Ternyata uang tutup mulut tetap tidak bisa menutupi luka yang terlanjur tergoreskan.

"Jadi, apa yang kamu inginkan, Raj?"

Suara Padma mengembalikan fokus Raj. Wanita itu sudah duduk dengan tegak di seberang. Ekspresinya tampak galak dengan kedua tangan terlipat di dada.

"Kita bicara dan selesaikan ini dengan cepat. Aku sakit kepala," lanjut wanita itu.

Raj mengangguk. Dia mengambil sebuah file lain dari dalam tas kerjanya, lalu menaruhnya di meja. "Kontrak kerja sama."

"Kerja sama?" Padma mendengkus. Dia memasang ekspresi mengejek. "Raj, dunia kita berbeda kalau kamu lupa. Aku dengan dunia kecantikan dan kamu dengan politikmu, jadi aku rasa nggak ada hal yang bisa kita sambungkan untuk menjalin kerja sama."

"Aku tahu kita punya dunia yang berbeda, Padma. Kita juga punya pengikut yang berbeda pula kesukaannya. Tapi, aku rasa dua hal ini masih bisa tetap kita sambungkan bagaimanapun caranya."

Padma mulai terlihat tidak tenang. Dia mengetuk-ketuk sebelah kakinya. "Sori, kita to the point aja. Nggak usah muter-muter. Oke? Kamu mau minta kerja sama apa dan aku juga tentu harus mengajukan apa yang aku inginkan dalam kerja sama ini, lalu baru kita cari jalan tengah. Ingat, Raj, kita punya kartu AS yang sama-sama mematikan, jadi aku tidak mau berada di posisi rendah karena kita setara."

Rahang Raj mengeras. Dia tidak bisa menahan diri karena tahu-tahu saja tangannya mengepal kuat. Ternyata menghadapi Padma yang sekarang semakin menguras energinya.

Padahal sejak menjabat menjadi seorang wali kota atau menduduki jabatan tertinggi dalam perusahaannya, Raj selalu mendapatkan apa yang dia mau. Pria itu tahu dia berada di puncak terutama jika melawan wanita.

Namun, lagi-lagi Raj harus berhadapan dengan seorang wanita yang berani jika ditantang dan selalu merasa sederajat dengan pria. Sekarang wanita itu adalah Padma dan dulu, tetaplah Padma. Tidak ada yang lain.

"Inti kerja sama kita adalah membuat konten bersama. Aku mau mematahkan stigma PadTalk yang memojokan bahwa aku nggak becus jadi wali kota. Aku ingin mengajak kamu untuk mengikuti keseharianku selama bekerja di lapangan. Dan konten itu akan dibagi dua, di akunmu dan akun resmi pemerintahan kota.

"No way! Itu melelahkan banget." Padma menggeleng. "Konten itu menguntungkan kamu, jelas. Tapi untung buat aku apa?"

Kepala Raj mulai merasa berasap. Negosiasi dengan Padma tidak pernah mudah apalagi kali ini menyangkut hidup dan mati karier mereka berdua.

Tell Me Your Dirty Secret (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang