Chapter 15 : A Proud Look of Him

5.2K 672 39
                                    

Padma heran, kenapa sih harus selalu Raj yang menjadi pengacau dalam hidupnya. Saat SMA, pria itu sukses menjadikan kehidupan SMA-nya menjadi neraka. Sekarang, Raj juga yang selalu menjadi pengganggu tidur dan bertambah menjadi orang yang menjadi banyaknya skandal dalam hidup Padma.

Memang skandal kedekatan mereka adalah hal yang telah mereka sepakati, demi membuat Mr X senang. Namun ternyata, Padma tidak begitu senang ketika fotonya masa SMA terkuak di publik dan juga hubungan buruknya dengan Raj di masa lalu. Apalagi berita semakin ke mana-mana.

"Pikirkan saja benefitnya, Padma," gumam Padma berkali-kali. Pada akhirnya, suka atau tidak, ini adalah risikonya demi mendapatkan apa yang dia mau.

Segera saja dia menancapkan gas, lalu mengemudikan mobil keluar dari basement apartemen menuju balai kota. Jam di dashboard mobil menunjukkan pukul setengah sepuluh, setengah jam lagi waktunya dia menemui Raj. Pria itu mendadak memberinya info ada agenda dadakan hari ini dan karena Padma memang tidak ada jadwal, mau tak mau mengiakan.

Ketika sampai di area balai kota, tidak ada hal yang berbeda terlihat. Berita semalam gempar dan cukup heboh diperbincangkan. Apalagi ini membahas mengenai hubungan cinta seorang wali kota lajang yang cukup menarik banyak pihak. Namun sepertinya, pihak pemerintahan kota tempat Raj bekerja berhasil mengusir wartawan datang.

Perlahan Padma turun dari mobil, lalu bergerak memasuki balai kota. Seketika dia terkejut menemukan Raj tahu-tahu muncul di sana. Pria itu tersenyum lebar seraya berkata, "Selamat datang, Mbak Padma."

Padma hanya membalas sambil meringis. Ketika Raj mendekat, lalu menemaninya jalan menuju lantai atas, wanita itu berbisik, "Bisa biasa aja nggak, Raj? Kedatanganku ke sini udah hal yang biasa, jadi nggak perlu disambut."

"Tapi aku mau melakukannya, maksudku ... menyambutmu." Raj terkekeh. "Masalah sambutan tadi abaikan, sekarang kita fokus untuk rapat sebentar lagi."

Kata rapat sukses menghentikan langkah Padma. Refleks wanita itu mencekal lengan Raj. Ekspresi bertanya terpasang. "Rapat?"

Raj mengangguk. "Bukannya aku udah bilang kita rapat?"

"Nggak bilang!" Padma membalas dengan agak keras. "Rapat apa? Kan tugasku di sini cuma temenin kamu bikin konten bukan rapat."

Bukannya menjawab Raj malah berbisik, "Jaga sikap kamu, Padma, kita ... jangan sentuh-sentuhan di depan umum apalagi kantor."

Padma mengangguk. Sekalipun kesal dan bingung, dia tetap melepaskan tangannya dari Raj.

"Kita bicara sambil jalan." Raj kembali bersuara dan Padma tetap menurut mengikuti. "Ide kamu masalah membangun habit warga adalah membuat itu viral. Karena sekarang kalau nggak viral orang nggak akan mau peduli. Jadi, aku berencana bawa ide kamu itu buat kita bahas sama timku di pemerintahan. Kalau mereka juga oke, kita bisa lanjut bahas itu ke DPR. DPR setuju. Proposal semuanya setuju, maka kita bisa langsung eksekusi. Aku sih berharap cepat karena banjir udah semakin menggila."

Seketika Padma melongo mendengar penjelasan Raj. Masalahnya dia bahkan tidak ingat pernah mengusulkan ide itu. Kadang ucapannya hanya asal nyeplos saja, lalu terlupakan.

Belum sempat merespons tahu-tahu saja bunyi pintu terbuka menarik Padma ke dunia. Raj dengan lembut menariknya singkat memasuki ruangan. Di sana sudah ada empat orang yang duduk dan Rahmad yang berdiri di sudut ruangan. Semuanya mengenakan seragam coklat khas mereka.

"Ini pak Suketi, wakil wali kotaku, Padma. Kamu pasti kenal." Raj menunjuk pria berumur empat puluh nyaris lima puluhan itu. "Di sampingnya ada Alma, sekretais Pak Suketi. Ridwan, sekretaris umum pemerintahan. Luh, kepala biro keuangan daerah. Mereka adalah timku, termasuk juga sebagai orang yang mendukungku selama ini dalam pemerintahan."

Tell Me Your Dirty Secret (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang