Chapter 7 : Something Fishy

6.3K 801 34
                                    

"Hatchi! Hatchi!"

Tiba-tiba saja Padma bersin-bersin. Dia tidak flu ataupun alergi sesuatu, tapi mendadak hidungnya jadi sangat gatal.

"Sakit, Ma?"

Suara Tika mengalihkannya. Sahabatnya itu sedang berada dalam apartemen Padma sekalipun ini sudah pukul sebelas malam. Meski urusan salon selesai, tapi pekerjaan lain di luar itu masih harus mereka bahas.

Padma menggeleng. Dia mengusap hidungnya beberapa kali sampai merasa lebih baik, baru menjawab, "Aku baik-baik aja, Tik, paling ada orang yang ngomongin aku, makanya aku bersin."

Seketika Tika mendengkus geli. Lalu tak lama, dia mengibaskan tangan memberi tanda bahwa obrolan tidak penting ini harus berakhir. "Udah, udah, aku rasa masalah kamu diomongin orang itu hal wajar. Gimanapun kamu itu seleb TikTok, Padma. Mending kita bahas jadwalmu yang kacau gara-gara ngikutin jadwal Pak Raj."

Ketika mendengar nama Raj disebut, suasana hati Padma langsung turun. Kedua pipinya juga bersemu merah karena ingatan sore tadi berputar di kepala.

"Mau gimana lagi, Tik, turutin aja dia. Doi mayor, aku rakyat jelata." Padma langsung membuang muka. Dia kembali menekuni mengoleskan pelembab di wajah. Sekalipun niat sebenarnya adalah menutupi rona di wajahnya yang tampak sangat jelas saat ini.

"Oya, Tik, kalau ada jadwal yang harus aku batalin, tolong langsung kirim invoice penalty-nya biar aku reimburse ke Raj," ucap Padma mengingatkan.

Mata Tika terlihat melebar dari cermin di depan Padma. "Pak Raj mau juga gantiin penalty kerjaanmu, Ma?"

"Iya dong, itu harus! Tanggung jawab dia juga." Padma terkekeh pelan. "Karena ngikutin jadwal dia, jadwalku sendiri jadi kacau, Tik. Jadi, wajar aja aku minta pertanggung jawaban masalah penalty ini ke dia."

Tika manggut-manggut. Kemudian, dia kembali fokus ke laptop di atas tempat tidur Padma. Sementara itu, Padma sendiri memasang sheet mask di wajah. Kemudian, memijatkan wajahnya itu dengan sebuah alat khusus.

"Ma, aku boleh tanya sesuatu nggak?"

Pertanyan Tika memecahkan keheningan. Padma hanya menoleh sebagai jawaban.

"Aku tahu kamu sejak dulu punya isu sama Pak Raj, walaupun aku nggak benar-benar tahu apa yang terjadi di masa lalu kalian. Bahkan konten pertama yang kamu unggah pun kelihatan banget menyudutkan Pak Raj. Kamu juga pernah bilang kalau Pak Raj nggak akan ngapa-ngapain kamu karena kamu punya kartu AS dia. Tapi sekarang ... kenapa kamu mau kerja sama dengan dia, Padma?"

Seketika Padma tertegun mendengar pertanyaan Tika. Sebelum kemudian, dia menghela napas dalam. "Pertanyaan bagus, Tik, jawabannya juga cuma satu ... karena dia juga punya kartu ASku, jadi mau nggak mau nurut."

Kening Tika berkerut. "Kartu AS apa?"

"Kamu ingat nggak kasus beberapa customer yang keracunan cat rambut di salon kita itu, Tik? Raj ... tahu masalah itu. Dia bilang dia mau up berita itu. Padahal kita berdua udah capek-capek buat ngurus berita itu biar nggak rame sampai panggil lawyer. Gila emang itu orang," keluh Padma.

"Serius, Ma? Kok dia bisa tahu masalah itu?" tanya Tika. Matanya melebar dengan mulut terbuka.

"Dia mayor, Tika. Dia juga politikus. Informasi kayak gini pasti gampang aja dia dapatin." Padma berdecak pelan. "Itulah kenapa aku nggak bisa berkutik sama ancaman dia. Kita berdua punya kartu AS yang kalau masyarakat tahu bisa-bisa karier kita berdua hancur, Tik. Well yeah, at least, kerjasama ini juga menguntungkan salon kita kok. Karena pembangunan salon kita di daerah timur bisa segera dilanjutkan. Raj mau jadi investor."

Tell Me Your Dirty Secret (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang