Chapter 26 : A Very Long Night

4.8K 535 48
                                    

Isi kepala Raj malam ini terasa rumit. Jalanan-jalanan yang dia lewati seperti memburam saking melamunnya. Banyak hal dia pikirkan. Untung dan rugi, baik dan buruk dari video saat SMA yang tersebar ke publik. Belum lagi fakta menyebalkan Rahmad, asisten pribadinya yang mengambil cuti di saat yang tidak tepat.

Ketika dia pulang dari rumah Padma menuju balai kota, Raj hanya bisa menyuruh bawahannya yang mendadak harus kembali ke kantor untuk menurunkan berita dan video itu. Sekalipun bukan video porno, tapi sebagai pejabat publik video ciuman tetap dianggap tindak asusila.

"Kita hidup di timur, Raj, bukan barat. Apalagi saat videomu tersebar, kalian masih mengenakan seragam SMA. Bukankah itu termasuk contoh buruk seorang pejabat publik sekelas wali kota?"

Kata-kata Pak Suteki sebelum Raj pergi tadi terus berputar di kepala. Belum lagi pria itu berkata ada kemungkinan Raj harus dipanggil gubernur dan petinggi lain karena untuk sidang kedisiplinan.

Belum lagi sosok Padma yang terus muncul dalam benaknya. Raj tau video itu sengaja dia rekam untuk Padma sebarkan apabila sikap Raj buruk. Namun, mereka juga punya kesepakatan di atas hitam dan putih beberapa minggu lalu bahwa video itu tidak boleh tersebar selama tidak ada pelanggaran kontrak.

Hanya saja bukan masalah kontrak yang telah Padma langgar, tapi alasan di balik kenapa video itu disebar sekarang. Padahal Raj mengakui dengan senang hati, hubungannya dengan Padma sekarang ada dalam fase honeymoon, semanis madu. Mereka yang sama-sama telah dewasa memiliki hubungan yang masuk akal dengan saling bersama, memberikan semangat untuk satu sama lain, dan tentu saja setia dalam segala aspek.

Nyatanya, ketika video itu tersebar, Raj malah mempertanyakan, sebenarnya hubungannya dengan Padma itu seperti apa? Apakah hanya dirinya saja yang menganggap hubungan mereka spesial, sementara Padma tetap menganggapnya seperti musuh. Dan ketika Raj sudah berada begitu rapat dengannya, wanita itu menusuknya dari belakang dengan menyebarkan video itu.

Kenapa, Padma? Raj mendesah panjang. Hatinya terpilih dengan segala pemikiran rumitnya.

Tiba-tiba saja Raj tersentak saat merasakan laju mobil mulai memelan. Pria itu menoleh ketika supir pribadinya berkata, "Kita sudah sampai, Pak."

Untuk sesaat Raj menarik napas dalam-dalam, sebelum kemudian menggumamkan terima kasih dan turun dari mobil. Bergegas dia memasuki pintu belakang kelab malam, lalu menaiki tangga. Beberapa orang yang mengenalnya saking seringnya datang menyapanya dengan sopan, tapi ada ekspresi simpati di sana. Mereka semua tentu tahu bahwa ada hal buruk dan heboh yang sedang menimpa Raj.

Hanya kurang dari lima menit Raj sudah berdiri di depan pintu khusus di lantai tiga. Sekali lagi pria itu menarik napas dalam-dalam, sebelum akhirnya memberanikan diri mengetuk pintu.

"Pak Raj." Martin, asisten Mr X menyapa. "Silahkan masuk. Bapak sudah menunggu."

Ini adalah kali kedua Raj datang dan Martin membukakan pintu. Pertama kali adalah saat Mr X mengajaknya bekerja sama untuk menaikan nama Raj dalam kursi pemerintahan. Dan sekarang adalah yang kedua kalinya. Raj seolah memahami kode Mr X, pertemuan malam ini tidak mudah dan mungkin akan begitu kacau.

Martis terus menggiring Raj menuju area sofa. Di sana Mr X tengah duduk seorang diri. Matanya nyalang menuju televisi. Tangannya tengah menggenggam segelas sloki berisi alkohol. Ekspresinya tampak kaku.

"Sir," sapa Raj begitu dia berhasil berdiri tepat di dekat sofa Mr X. "Maaf saya datang cukup terlambat. Tadi saya minta tim untuk menurunkan berita mengenai video itu."

Mr X menoleh sejenak. Bukannya menjawab, pria itu melirik Martin. Dia memberi kode untuk menyerahkan sesuatu kepada Raj.

Tak lama Martin kembali mendekat. Dia menyerahkan sebuah tablet kepada Raj, kemudian berkata, "Silahkan dilihat, Pak Raj."

Tell Me Your Dirty Secret (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang