"Rajendra Sastranegara!"
Selama mengenal Mr X seumur hidupnya, ini kali pertama Raj menemukan pria itu tampak antusias menyambutnya. Bahkan saat pintu ruang pribadi dalam klub malam ini dibuka, tahu-tahu saja pria berumur enam puluhan itu langsung berdiri. Dia bergerak mendekati Raj, lalu menepuk pundak pria itu dengan ekspresi penuh kebanggan.
"Sir," balas Raj. Dia pun tersenyum lebar sama bangganya.
"Duduk-duduk. Kamu mau minum apa? Hari ini saya khusus datangkan beberapa alkohol mahal demi merayakan kinerja kamu hari ini, Raj."
Seketika Raj meringis. Meski sudah lebih dari setengah abad, tapi Mr X tidak pernah melepaskan kebiasaan untuk minum alkohol dalam berbagai momen. Berbeda dengan Raj yang minum karena hanya untuk menyenangkan orang lain padahal dia tidak terlalu menyukainya. Walaupun terkadang dia butuh mabuk demi melupakan sejenak masalah-masalah hidup.
"Tidak, Sir, terima kasih. Air mineral saja," tolak Raj dengan sopan. "Hari ini saya butuh keluar dari klub ini dengan keadaan seratus persen sadar."
Mr X manggut-manggut. Dia segera memberi kode pada asistennya untuk membawakan apa yang Raj inginkan, air mineral.
"Raj, setelah setahun lebih menjabat ini awal pencapaian yang saya inginkan." Mr X kembali memanggil asistennya untuk membawakan minuman Raj dan juga iPad. "Lihatlah apa yang ada di sana."
Raj menurut. Diraihnya iPad untuk melihat isinya. Ternyata itu adalah beberapa tangkapan layar mengenai bersih-bersih sungai. Acara pengambilan video memang sudah selesai kemarin. Karena mengambil waktu dua hari, jadi harus menambah waktu para editor untuk membuat video konten lebih baik dan berkualitas.
Namun, beberapa orang yang ada di sana, para staf atau warga setempat membagikan momen-momen bersih-bersih sungai itu. Meskipun begitu lebih dari separuh lebih fokus bagaimana Raj dan Padma bekerja sama atau bagaimana Raj yang rela kembali ke sungai di tengah hujan demi membantu Padma mengangkat sampah-sampah berat itu.
"Banyak sekali warga yang berkomentar dan rata-rata komentar mereka positif. Semua mendukung gerakan bersih-bersih ini. Terlebih mereka berharap kerja sama kamu dan Padma nggak hanya sebatas kerja sama, tapi kalau bisa diresmikan. Saya bangga sama kamu."
Mata Raj langsung melebar. Namun, buru-buru dia mengendalikan diri. Kata diresmikan bisa bermakna apa saja dan karena kebetulan hubungan mereka sudah sangat dekat, mungkin hubungan mereka perlu diberi nama daripada sekadar komitmen serius dan jangka panjang.
"Terima kasih, Sir, atas pujiannya." Hanya itu respons yang bisa Raj berikan.
"Ngomong-ngomong saya belum mendapatkan detail mengenai sistem konten kalian ini."
Kali ini ekspresi Raj langsung berubah serius. Niat mau minum pun urung karena dia lebih tertarik menjelaskan apa yang diinginkan Mr X. "Saya dan Padma mengadaptasi selayaknya efek domino, Sir. Sederhananya, kami adalah orang yang memulai. Kemudian, nanti akan ada para influencer-influencer lain yang mengikuti kegiatan kami seolah-olah mereka tertarik sendiri. Efek yang sama dan berulang ini kemudian akan membangkitkan orang-orang umum untuk melakukan hal serupa agar dianggap trend ini keren."
Senyum Mr X mengembang lebar. Sekali lagi dia bertepuk tangan. "Great idea! Rahmad bilang ini ide Padma?"
Raj mengangguk. "Dia memang sangat cerdas, Sir. Ide yang bahkan hanya iseng dia ucapkan ternyata bisa membuat dampak besar. Bukankah itu keren?"
"Lumayan." Mr X mendengkus geli. "Sampaikan salam saya ke Padma."
Sekali lagi respons Raj hanya anggukan kepala. Keheningan mulai menyelimuti ruangan pribadi ini. Karena tidak diajak bicara dan sedikit canggung, Raj segera meraih gelas minum dan menenggaknya lambat-lambat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tell Me Your Dirty Secret (TAMAT)
RomanceBaru setahun menjabat sebagai walikota, Rajendra Sastranegara, paham dia belum memberikan yang terbaik untuk warganya. Namun, pria itu berusaha keras untuk terus memperbaiki diri. Sialnya, video yang Padma, seorang beauty blogger, di TikTok unggah b...