Seorang boneka sepertinya adalah julukan yang tepat untuk menggambarkan Raj saat ini. Jabatannya di pemerintahan boleh tinggi—tertinggi dalam pemerintahan kota. Tapi, kenyataannya, ada sosok X yang membuat Raj tunduk selayaknya kerbau dicucuk hidungnya.
Seperti halnya sekarang, ketika Mr X menyuruh Raj menceritakan masa lalunya dan Padma, maka dia harus melakukannya. Itulah mengapa ketika jam kerja berakhir, Raj segera bergerak menuju salah satu klub malam di pusat kota. Tempat ini cukup elite dengan harga-harga yang tidak masuk akal dan salah satu tempat para eksekutif muda datang.
Raj sendiri langsung bergerak masuk dari pintu belakang. Tidak lupa juga dia memakai masker untuk mengantisipasi tidak ada yang mengenalinya. Bagaimanapun untuk menjaga imej di negara timur seperti sekarang, pergi ke klub malam untuk seorang wali kota terasa salah.
Setelahnya, Raj segera menaiki tangga menuju lantai tiga. Di sana hanya ada satu pintu tunggal bertuliskan Dilarang Masuk, tapi Raj malah masuk. Ketika pintu ini dibuka, ada sebuah tempat luas yang secara khusus di bangun di sana. Ada sofa berbentuk U yang mengelilingi sebuah meja kopi. Televisi puluhan inchi yang sedang memutar lagu-lagu. Tidak jauh dari sana ada meja billiard yang sedang dimainkan oleh dua orang, Mr X dan asistennya.
Ketika pintu Raj tutup, Mr X menoleh. Pria itu langsung menghentikan permainannya kemudian memanggil, "Rajendra."
"Sir," sapa Raj dengan segan. Dia segera mendekati Mr X, lalu berdiri tepat di samping pria itu.
"Kurasa harimu tadi ramai sekali."
Raj mengangguk. Tanpa sadar dia mengikuti pergerakan Mr X yang masih terus bermain billiard di sela-sela mengobrol dengan Raj. "Hari ini memang cukup ramai, sir. Saya secara khusus mengajak Padma untuk rapat dengan para tim khusus kita untuk membahas masalah banjir ini. Kemudian, kami menanggapi beberapa pertanyaan media yang tiba-tiba berkerumun di depan balai kota. Sisa hari setelah Padma pergi, saya hanya bekerja di kantor. Tidak ada yang spesial."
"Info basi, Raj, sangat basi." Mr X mendengkus keras. Kemudian, dia menyodok dengan cepat dan tepat bola putih di atas meja billiard hingga beberapa bola masuk ke lubang. "Segala jenis aktivitasmu sehari-hari Rahmad sudah pasti memberitahukannya ke asistenku, Raj, jadi tidak perlu diucapkan sekali lagi. Sekarang yang aku butuhkan adalah informasi mengenai kamu, Padma, dan masa lalu kalian. Apa saja yang sudah aku lewatkan. Tell me everything."
Untuk sesaat napas Raj tertahan. Permintaan Mr X kali ini tidaklah susah, tapi ada risiko yang harus ditanggung setelah mengatakan semuanya. Salah satunya yang sebenarnya tidak rela terjadi adalah semakin dalamnya Padma terperosok memasuki dunia menyedihkan yang Raj miliki.
"Seperti yang ada di berita-berita, Sir. Saya dan Padma, kami adalah rival saat SMA. Sisanya tidak ada yang menarik," ucap Raj. Dia masih mencoba untuk menutupi kisah romansanya.
Mr X melirik Raj singkat. Di sela-sela dia menyodokkan bolanya, pria itu berkata, "Benar-benar hanya itu?"
"That's all, Sir."
Tiba-tiba saja Raj merasakan tubuhnya terdorong keras ke belakang. Pinggulnya menatap pinggiran meja billiard. Kerah kemejanya ditarik ke atas. Wajah bengis milik Mr X mendadak hanya beberapa senti di depannya.
"I've told you many times, Raj, I hate liars. Tell me everything, every-thing. Kamu kira aku tidak tahu apa-apa hingga bertanya?" Mr X menggeleng. "Aku tahu semuanya dan aku bertanya untuk memastikan bahwa kamu jujur apa tidak."
"Saya tidak—"
"Stop it!" Mr X menghentikan pembelaan Raj. Dia melepaskan cengkraman tangannya, lalu melirik asistennya dan memberi kode. Tak lama asisten Mr X datang seraya mengeluarkan sebuah foto di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tell Me Your Dirty Secret (TAMAT)
רומנטיקהBaru setahun menjabat sebagai walikota, Rajendra Sastranegara, paham dia belum memberikan yang terbaik untuk warganya. Namun, pria itu berusaha keras untuk terus memperbaiki diri. Sialnya, video yang Padma, seorang beauty blogger, di TikTok unggah b...