Kota S, 2012
Jadi, seperti ini rasanya jatuh cinta? batin Raj sambil senyum-senyum bodoh menatap seorang gadis di hadapannya.
Padahal gadis itu sedang frustrasi menatap latihan soal olimpiade biologi. Rambutnya acak-acakan. Kacamatanya miring. Jerawat besar-besar semakin banyak terlihat di kulitnya yang berminyak. Harusnya ini pemandangan tidak menarik, tapi di mata Raj, gadis di depannya tetap tampak cantik.
Tiba-tiba saja gadis di depannya itu mendongak. Matanya membulat saat dia menemukan Raj sedang menatapnya. Tak lama ada semburat merah jambu di kedua pipinya.
"Menggemaskan," puji Raj. Tangannya mengusap puncak kepala gadis itu, pacarnya, Padma-nya.
"Apaan sih, Raj!" Meski tampak enggan, tapi gadis itu sama sekali tidak menghindari sentuhan Raj."Mentang-mentang kelas udah kosong, kamu jadi berani sentuh-sentuh aku."
"Padma, Beb, kamu sendiri kan yang nggak mau hubungan ini ketahuan sama anak-anak. Jadi, mana berani aku sentuh-sentuh kamu kalau lagi rame," protes Raj.
Padma mendengkus geli. "Udah ah, nggak mau bahas ginian. Pusing. Aku mau ketemu Bu Ambar dulu karena udah jam aku bimbingan olimpiade."
Setelahnya Padma beranjak. Raj hanya berdecak kecewa karena dia ditinggal oleh pacarnya itu. Setidaknya satu atau dua jam lagi mereka bisa kembali bersama, lalu menutup hari dengan makan malam dan juga kerja kelompok di rumah Padma.
Tanpa sadar mata Raj terus mengikuti gerak-gerik Padma. Kemudian, menatap punggung pacarnya itu yang pelan-pelan menghilang dari dalam kelas. Drama Padma dan insecure-nya tidak pernah ada habisnya. Percaya diri yang kurang membuat gadis itu selalu memilih di balik layar atau jadi nomor dua setelah Raj.
Raj ingat, saat dia mengaku suka dengan Padma, gadis itu tidak percaya. Padahal kebersamaan mereka, obrolan mereka yang selalu nyambung dan seru, serta keduanya yang selalu mendukung satu sama lain dalam mencapai sesuatu adalah beberapa hal yang membuat Raj menyukai Padma. Sampai akhirnya, pria itu butuh waktu berhari-hari untuk membuat gadis kesukaannya itu menjadi miliknya.
"Girls, aku nggak salah lihat kan barusan?"
Suara asing yang terdengar menarik Raj kembali ke dunia nyata. Pria itu mendelik ketika menemukan Rere, Prita, dan Riska memasuki kelas. Tiga sekawan itu terkenal sebagai gadis paling populer di sekolah sekaligus tiga orang yang hobi merundung anak-anak, terlebih yang menurut mereka tidak sesuai standar.
Ekspresi Raj langsung mengeras. Kedua tangannya sampai mengepal kuat di atas meja.
"Salah lihat." Hanya itu balasan Raj. Dia tidak mau hanya Padma terkena masalah dengan trio menyebalkan itu.
"Nggak, Re, aku yakin Riska juga lihat apa yang aku dan kamu lihat." Prita ikut bersuara. Dia mendengkus geli. "Mataku sangat normal melihat Raj usap-usap kepala Padma dengan mesra, si kutu buku jelek itu."
"Jangan bilang kamu pacaran sama Padma, Raj?" Rere mendengkus agak mengejek. "Yang bener aja."
"Kalau bener kenapa?" Raj malah menantang trio mean girls itu. Dia sampai berdiri. "Apa peduli kalian?"
"Seriously, Raj?" Riska geleng-geleng. "Kamu sama Padma pacaran? Hello, kamu itu ganteng, Raj. Super ganteng. Wajah kamu sering masuk dalam pemilihan cowok-cowok paling diminati satu sekolah. Tolong jangan merusak bayangan kami mengenai pacar kamu yang harusnya at least salah satu di antara kita bertiga.."
"Kalau beneran pacaran, kayaknya sih Raj diguna-guna sama Padma sih," celetuk Prita. Kemudian, tiga cewek itu pun terbahak kencang.
Raj tidak tahan. Dia masih berusaha untuk tidak meledak sekalipun rasanya ingin melempar ketiga cewek ini dengan meja di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tell Me Your Dirty Secret (TAMAT)
RomantizmBaru setahun menjabat sebagai walikota, Rajendra Sastranegara, paham dia belum memberikan yang terbaik untuk warganya. Namun, pria itu berusaha keras untuk terus memperbaiki diri. Sialnya, video yang Padma, seorang beauty blogger, di TikTok unggah b...