Chapter 19 : The Gift You Gave

4.3K 651 40
                                    

"Karena aku rasa, aku mau deketin kamu lagi bukan untuk kepentingan siapa pun. Nggak untuk kepentingan karierku ataupun Mr X. Aku mau deketin kamu lagi karena untuk kepentinganku sendiri. Boleh nggak, Padma?"

Pertanyaan Raj beberapa jam yang lalu terus berputar di kepala. Dan Padma belum atau bahkan tidak punya jawaban untuk itu.

Beruntungnya setelah pertanyaan itu terlontar, tiba-tiba saja salah seorang staf Raj berteriak karena air di sungai mulai meluap. Jadi, keduanya pun langsung menerjang hujan untuk kembali ke balai RT setempat. Kemudian, membahas bagaimana biasanya para warga menanggulangi banjir yang datang secara cepat. Jadi, alih-alih memberi jawaban, baik Padma dan Raj malah gotong-royong menghalau banjir.

Seketika Padma mendengkus geli. Pernyataan Raj tadi itu antara menyedihkan dan lucu. "Sama sekali tidak pas momen, Raj."

Pada akhirnya, Padma memilih tidak mau memikirkan pertanyaan itu dan juga momen tadi. Badannya luar biasa lelah, jadi dia mau tidur saja.

Namun, bermenit-menit matanya terpejam, sosok Raj dan ucapan pria itu terus berputar dalam kepala. Padma mencoba untuk mengubah gaya tidur, miring kanan, kiri, telentang, tengkurap, dan segala hal, tapi tidak bayangan Raj hilang.

"RAJ, NYEBELIN!" Padma berteriak putus asa. Dientak-entakkannya kaki dengan kesal. Matanya pun mulai terbuka lebar, lalu menatap nyalang langit-langit kamar yang sudah gelap. Bahkan tanpa telepon Raj pun, tidur Padma tetap terganggu.

Perhatian Padma teralihkan pada sebuah kado warna merah muda di dekat lemari pakaiannya. Benda itu adalah kado Raj dan belum terbuka sejak diberikan pada Padma beberapa hari lalu. Alasannya satu, Padma tidak mau tahu masa lalu.

Hanya saja kini tangannya bergerak dengan sendirinya menyibak selimut. Kedua kakinya bergerak menuruni tempat tidur, lalu mendekati kado itu. Diambilnya benda itu untuk dibawa kembali ke ranjang.

Untuk sesaat Padma menghela napas panjang. Dia mempersiapkan diri membuka kado ini. Dan saat kotak dibuka, seketika wanita itu tertegun. Ada tiga barang di sana; bando warna coklat, jaket pink, dan sebuah kotak kecil warna hitam dengan merk jam tangan yang terkenal pada masanya. Ada sticky note di atas jaket dengan tulisan Raj di sana.

Urutan : Bando, jaket, kotak jam

Kening Padma berkerut. Kepalanya muncul pertanyaan kenapa harus berurutan? Namun, dia tetap mengikuti perintah Raj untuk meraih bando lebih dulu. Ternyata saat bando diangkat, ada sebuah surat di bawahnya.

You did it! You did it! Horee! Akhirnya kamu berhasil bicara di depan anak-anak satu sekolah, aku bangga sama kamu, Padma. Ketika aku di bawah dan melihatmu berbicara, semua orang berbisik. Mereka bilang cara bicaramu yang sangat fluent persis kayak orang bule asli, jadi sekarang kamu nggak lagi ragu kan kalau aku bilang pengucapan bahasa inggrismu super fasih? Sayangnya sekarang aku hanya bisa lihat kamu dari kejauhan dan memberi tepuk tangan paling keras. Meski begitu, aku tidak pernah berhenti bangga sama kamu, Mama. Jangan pernah patah semangat apa pun hasilnya nanti.

Pst ... bando ini aku berikan padamu karena helaian rambutmu beberapa kali jatuh menutupi wajah cantikmu, Padma. Sekarang aku berharap, selain bisa bicara di depan, kamu juga harus lebih percaya diri dengan penampilanmu. Kamu cantik. Selalu.

Love,

Raj

Tulisan di sini sudah mulai agak pudar. Kertas pun tampak sedikit kecoklatan. Padma tahu ini sudah ditulis begitu lama. Hal ini sukses membuat mata wanita itu berkaca-kaca.

Kepala Padma mulai memutar masa belasan tahun lalu. Dia ingat, pagi itu, demi bisa lolos tahap selanjutnya, maka Padma harus berbicara bergantian dengan para finalis lain di depan seluruh sekolah. Panik dan tegang membuatnya mengabaikan rambutnya yang berantakan bahkan menguncirnya saja tidak kepikiran. Jadi, ketika berpidato, dia mati-matian mengabaikan embusan angin yang mengacaukan rambutnya.

Tell Me Your Dirty Secret (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang