Yogyakarta, 13 Desember 2022
Jam dinding berdetak ditengah kesunyian malam, bergema diseluruh ruangan kamar bernuasa serba lilac. Beberapa pajangan dinding berjejer rapi bersama foto-foto sang pemilik, bersanding dengan syal tim sepakbola kebanggaan yang menjadi ikon utama dalam kamar.
Gadis pemilik kamar itu terduduk diranjang sembari memegang satu lilin kecil yang sedari tadi menyala. Dalam keadaan gelap ia terus menatap lilin yang menjadi satu-satunya pencahayaannya. Sesekali ia melirik kearah jarum jam yang beberapa detik lagi menuju angka 12.
Teg...
Teg..
Teg..
Ia memejamkan mata tepat saat jarum jam itu berada pada angka 12. Bersiap meniup lilin didepannya gadis itu memanjatkan doa dan harapan didalam hati,
berharap selalu menjadi manusia berhati baik selama ia hidup dibumi. Gadis itu meniup lilinya, lengkungan senyum tercetak jelas dibibirnya. Entah senang atau sedih baginya senyuman ataupun air mata semua mati rasa tak ada rasanya.Gadis itu bernama Gistara Alkalisha, kehidupan yang membuatnya lelah membuatnya selalu berharap segera pergi dari dunia ini untuk bahagia.
"Dikehidupanku aku hanya ingin menjadi orang yang selalu berhati baik, aku ingin orang selalu berkata bahwa aku adalah orang yang paling berhati baik. Terlepas dari itu, aku ingin mengumpulkan amal sebanyak-banyaknya agar bisa segera pergi dari dunia ini. Aku sering berkata pada tuhan, aku bilang padanyq aku ingin segera pulang, tapi amalku belum banyak, lalu bagaimana?. Menurut penilaianku aku orang yang sedikit aneh dan punya pikiran yang jauh dari yang orang pikirkan. Diumurku yang ke-17 aku bersyukur aku masih bertahan, aku begitu lelah hidup tapi aku tak tau pasti apa yang membuatku lelah. Aku bahkan hampir tak mengerti diriku sendiri. People Come and Go?, mungkin ini adalah masalahku, atau bisa juga bukan. Aku berharap tahun ini tak banyak orang yang datang lalu pergi dengan seenaknya. Terakhir, aku suka menulis. Maka dari semua hal dalam kehidupan yang membuatku lelah, kutulis semua bagiannya menjadi sebuah cerita." -Gistara Alkalisha-
Banyak orang yang datang dan pergi dalam kehidupan, ada yang kita inginkan ataupun tidak kita inginkan kehadariannya. Mereka yang membawa rasa nyaman dan kegembiraan lalu tiba-tiba pergi menghilang tanpa alasan yang jelas. Ada yang hadirnya tak kita inginkan namun selalu menetap membayangi jalannya hidup kita.
Kenyataan bahwa People Come and Go adalah hal paling pahit dan menyakitkan yang dirasakan seorang Gistara Alkalisha. Melepaskan apa yang digenggam untuk belajar mengiklasnya pergi, lalu dipaksa menggenggam apa yang ia tak suka sama sekali. Semua terjadi secara bersamaan, dalam satu waktu dengan masalah yang tak hanya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
People Come and Go
Teen FictionKau akan selalu abadi dalam bait aksara, sastra dan porsaku. Terkenang dalam setiap paragraf-paragraf indah yang isinya adalah kamu, bersemayam di ruang sendiri dalam hati, abadi dalam goresan pena yang kutulis sendiri. Cerita ini kupersembahkan unt...