"Seseorang telah pergi bahkan saat gadis ini belum melihat bagaimana bentuk bumi"
-Gistara Alkhalisa-Malang-17 tahun lalu
Seorang wanita mengelus perutnya yang sudah mulai membuncit dengan usia kandungannya yang menginjak usia tujuh bulan. Wanita itu beralih menatap gadis mungil putri pertamanya, ia tengah melahap makanan dipiring sembari tersenyum manis menatap ibunya. Hatinya teriris melihat putri semata wayangnya yang begitu polos tak mengerti dengan keadaan yang sebenarnya terjadi.
"Ibu, kata Ayah kalau aku besar nanti boleh jadi pemain bola." ujar gadis berusia lima tahun itu pada ibunya.
"Ouh ya?, kenapa Lana ingin jadi pemain bola? Lana kan anak perempuan."
Gadis mungil itu menampakan muka cemberut karena jawaban ibunya.
"Memangnya hanya anak laki-laki saja yang boleh jadi pemain bola?, ayah sudah berjanji padaku Bu, katanya aku akan jadi pemain sepak bola perempuan yang cantik."Ibunya tersenyum, gadis mungilnya sangat pintar. Ia mengelus lembut puncak kepala Lana, anak perempuannya yang begitu menyukai sepak bola. Wajar saja, Ayahnya mengenalkannya gadis itu tentang bola sejak umurnya 3 tahun.
"Lana ingin seperti Ayah yang suka bola."
"Iya sayang." jawab ibunya lembut
Disisi lain seorang pria membawa piring berisi makanan mendekati Lana dan Ibunya. Ia duduk kursi disebrang mereka yang berjarak satu meter.
Pria itu terlihat kacau, matanya yang merah dan rambutnya yang tak aturan. Ia melahap makanan itu dengan tatapan kosong namun penuh amarah.
Baru saja Lana berniat menghampiri ayahnya itu, namun bunyi pecahan piring yang begitu nyaring membuat gadis kecil itu terkejut.
PRANG...
Ayah Lana membanting piring itu tepat didepanya, membuat gadis kecil itu sontak menutup telinga dan berlari menangis memeluk ibunya.
"GILA KAMU YA!!" Ibu Lana berteriak lantang dengan amarah yang menggebu-gebu. Ia menatap suaminya dengan mata berkaca-kaca
"APA?" jawab laki-laki itu tak kalah lantang, membuat Lana semakin menangis kencang.
Lana melirik ke arah pintu dari tempat makan tempatnya berdiri. Terlihat tantenya yang terlihat hawatir sambil melambai-lambaikan tangannya memanggil Lana. Gadis kecil itu segera berlari memeluk tantenya sambil menangis tersendu.
Disana ada juga neneknya yang juga menatap Lana hawatir."Ibu Ti enapa Ibu sama Ayah teriak-teriak?" Lana memanggil tantenya dengan ibu ti yang merupakan adik dari ayahnya. Gadis kecil itu bertanya kepada wanita berumur 25 an itu.
"Gakpapa Lana ada Ibu Ti sama Mbah disini." jawabnya dengan bahasa khas jawa timuran.
"MABUK LAGI KAMU?"
"APA GAK TERIMA?" jawab laki-laki itu tak kalah lantang.
"GILA KAMU YA!, AKU KERJA MATI-MATIAN BUAT KELUARGA INI, KAMU?, KAMU INI APA?."
Kejadian itu adalah pertama kalinya Lana melihat orangtuanya bertengkar hebat. Untuk gadis sekecil itu ia hanya bisa menangis, dan tau bahwa orangtuanya tidak baik-baik saja. Lalu bagaimana dengannya?, bagaimana dengan kebahagiaannya, dan dengan adiknya yang masih ada dalam kandungan ibunya.
~♧~♧~
Sekian dulu ya, makasih udah mampir dicerita aku. Coment lanjut kalau menurut kalian bagus. See you next part♡
KAMU SEDANG MEMBACA
People Come and Go
Teen FictionKau akan selalu abadi dalam bait aksara, sastra dan porsaku. Terkenang dalam setiap paragraf-paragraf indah yang isinya adalah kamu, bersemayam di ruang sendiri dalam hati, abadi dalam goresan pena yang kutulis sendiri. Cerita ini kupersembahkan unt...