"Orang lain yang begitu baik datang, tapi ia tak akan pernah menjadi peran utama dalam cerita ini."
-Gistara Alkhalisa-Hari ini Gista kembali masuk sekolah seperti biasanya. Pagi ini dijam pertamanya ia sudah bertemu mata pelajaran olaharaganya. Dan disinilah Gista sekarang, sedang praktek lari jarak jauh dengan nafas yang terengah-engah.
"Semangat Gis, masa gitu aja capek."
Sebuah suara membuat Gista menoleh. Ia melihat sosok cowok dengan pawakan tinggi tersenyum dengan berlari disampingnya. Radean namanya, cowok yang beberapa hari ini akrab denganya, cowok ramah yang begitu baik pada Gista.
"Lari duluan aja, aku udah males lari jauh, capek."
"Aku temenin deh, kasian."
Berbeda dengan Ragan yang terkesan cuek dan tidak peka sama sekali. Cowok yang akrab disapa Dean ini sangat banyak omong dan begitu sangat peka.
"Kamu asik orangnya, boleh kan banyak ngobrol?, kemarin waktu dipelayatan belum banyak ngobrol."
"Boleh-boleh aja," jawab Gista dengan senyum tipis.
"Aku pikir kamu asli orang sini, baru tau kemarin kalau kamu disini di rumah saudara."
"Ouh iya begitulah. Tau dari mana?"
"Denger-denger aja pada ngomong gitu."
"Kalau kamu rumahnya disini?" tanya Gista bergantian mencari topik
"Cuma belakang sekolah sekitar 100 meter,"
"Deket banget, terus kenapa pakek motor kalau ke sekolah?"
"Haha, mager sih apalagi aku selalu bangun siang."
"Aku juga, waktu pertama masuk sini aja aku telat jadi bahan tatapan orang-orang" ujar Gista dengan kekehannya.
"Aku belum kenal kamu berarti ya?"
"Ya iyalah,"
Gista yang sedang asik mengobrol dengan berjalan santai, tersadar sudah sampai digerbang sekolahnya ia tak sengaja melihat Ragan yang sedang berjalan di lantai dua gedung sekolahnya. Cowok itu juga melihat Gista menatapnya dan Dean secara bergantian, lalu memilih membuang tatapannya dengan santai melanjutkan jalannya yang entah kemana.
Gista melihat itu, entah perasaannya atau bukan tapi ia merasa Ragan tidak menyukai ia dekat dengan Dean.
"Gis!" sebuah panggilan membuat ia sedikit terkejut.
"Eh, iya."
"Mau ke kelas bareng gak?" tanya Dean pada Gista.
"Duluan aja deh," jawabnya yang dibalas anggukan oleh Dean, namun ia tampak sedikit kecewa.
Cowok itu lalu pergi menuju kelasnya, sedangkan Gista masih diam bergelut dengan pikirannya.
"Gilak Gista deket sama Radean" Ini dia Nada teman sebangku Gista yang akrab denganya, gadis itu muncul dengan senyum meledek.
"Apaan sih Nad enggalah," kilah Gista dengan cepat.
"Hayo Gista sama Dean,"
KAMU SEDANG MEMBACA
People Come and Go
Teen FictionKau akan selalu abadi dalam bait aksara, sastra dan porsaku. Terkenang dalam setiap paragraf-paragraf indah yang isinya adalah kamu, bersemayam di ruang sendiri dalam hati, abadi dalam goresan pena yang kutulis sendiri. Cerita ini kupersembahkan unt...