"Ada pria asing yang datang dan hadirnya tak pernah kuinginkan."
-Gistara Alkhalisa-Waktu menunjukan pukul tujuh malam, selesai sholat Isya Gista mengajak Lana ke rumah neneknya yang hanya disamping rumah mereka. Dan disinilah mereka sekarang asik nonton tv dengan cemilan dan dengan nenek mereka sambil sesekali mengobrol.
"Ibu udah dari tadi perginya mbok?" mereka memanggil nenek mereka dengan panggilan khas jawa simbok atau mbok.
"Sudah nduk, jam 5 tadi katanya ada arisan kelompok apa tadi mbok lupa."
"Ouh, sama suaminya?" tanya Gista yang diangguki neneknya.
"Lana, Gista." sang empu yang merasa terpanggil pun menoleh.
"Simbok mau ngomong," lanjutnya tampak serius.
"Kalian tau to, ibumu pasti selalu apa aja cerita sama mbok, terutama tentang suaminya."
Mereka tampak serius mendengarkan.
"Kalian kalau gak suka sama ayah tiri kalian jangan terlalu ditampakkan, jangan membatahnya dengan kata-kata yang gak sopan. Kasian ibumu, karena dialah yang selalu kena imbasnya."
"Maksudnya imbas?" tanya Lana penasaran.
"Mungkin ayah tirimu itu kalau kalian bantah ucapannya terkesan diam dan tidak pernah menyalahkan atau memarahi kalian. Tapi setelahnya ibu kalian yang dimarahi dianggap tidak becus mendidik anak, dibandingkan, kata-kata yang menyakiti hati ibumu banyak yang keluar dari mulutnya. Membuat ibumu sakit hati dan juga tidak menyangka suaminya tega berkata kasar seperti itu."
"Dia itu benar-benar ayah tiri ya, emang dasar mulutnya tidak pernah disekolahkan." respon Gista dengan emosi
"Setelah ini jangan memperpanjang urusan, nanti ibumu pasti yang kena."
"Tapi dia gak menyakiti secara fisik kan mbok?" tanya Lana hawatir.
"Tidak Lan untunglah tidak, tapi biar bagaimanapun batin ibumu yang tersiksa."
"Udah bener kemarin gak usah nikah lagi, aku gak suka mbok aku pengen dia pergi dari rumah ini. Lagian rumah ini rumah ibu, dia hanya benalu yang menumpang, memberi masalah dan tidak berguna."
"Gis," tegur kakaknya yang membuat gadis itu menghela nafas kesal.
"Iya mbok kita ngerti kok, makasih ya." ujar Lana yang membuat dahi Gista berkerut, tatapannya tampak emosi tanda tidak setuju dengan ucapan kakaknya itu.
Suara sepeda motor membuat mereka teralih sejenak.
"Kayaknya ibu udah pulang, ayo kita juga pulang Gis!" ajak Lana pada adiknya.
Gista menetralkan ekspresinya, ia lalu beranjak mengikuti kakaknya.
Saat sampai diteras rumah neneknya ia melihat ibu, ayah tiri dan adiknya yang baru saja sampai. Ibunya yang menikah lagi itu punya anak laki-laki yang sekarang baru akan masuk SD.
"Udah pulang Gis?" tanya Ayah tirinya itu.
"Hmm iya." jawab Gista seadanya. Gadis itu segera masuk rumah rasanya jadi sebal melihat ayah tirinya yang begitu bermuka dua didepanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
People Come and Go
Teen FictionKau akan selalu abadi dalam bait aksara, sastra dan porsaku. Terkenang dalam setiap paragraf-paragraf indah yang isinya adalah kamu, bersemayam di ruang sendiri dalam hati, abadi dalam goresan pena yang kutulis sendiri. Cerita ini kupersembahkan unt...