Vote dulu atuh sebelum dibaca!
•••
"Banyak orangtua yang tak tahu bahwa ada perbedaan besar antara menyayangi dan membesarkan anak dengan baik."15.
Dua bulan bergulir begitu cepat, tahu-tahu sudah bulan Juli saja. Berarti tahun 2015 sukses terlewati setengahnya.
Bagi pemuda yang sekarang dipanggil Darius Odiseta, tanggal 20 Juli patut dimasukkan ke dalam daftar hari luar biasa, meskipun seingatnya ia tak punya banyak. Alasannya karena ajaran tahun baru telah dimulai yang mana hari ini ia dan ribuan anak Kota Jior akan masuk sekolah dengan predikat murid baru.
Mungkin bagi beberapa orang sekolah adalah hal remeh. Namun cowok berlesung pipi itu paham betul betapa beruntung dirinya bisa mengenyam pendidikan lagi.
Entah apa yang orang pikirkan orang kala mendengar kata sekolah. Masa-masa paling indah? Tempat belajar dan penuh aturan? Perundungan? Atau malah jadi ajang mencari pacar?
Odi malas memikirkannya lebih jauh. Kendati ia sedikit berharap tak ada yang punya pikiran konyol bahwa sekolah merupakan tempat di mana murid biasa saja bisa terlibat hubungan asmara dengan murid populer, good-looking, pintar, tajir, dan segala-galanya.
Yang begitu hanya bisa ditemui di novel roman picisan, bukan dunia nyata. Sesempurna apapun karakternya, mereka hanyalah fiksi.
Odi sendiri tak berniat mengambil peran dalam cerita macam itu, sebab untuk sekarang ia telah menjadi karakter utama dalam cerita fantasi tidak masuk akal. Hal yang benar-benar diluar nalar siapapun.
Siapa coba yang mau percaya kalau dikatakan Metempsikosis* sungguh terjadi di realita? Pasti tak ada! Jadi agar tak dicap gila, ia harus menyimpan rahasia ini untuk dirinya sendiri saja.
[*Metempsikosis: istilah bagi ajaran yang mengatakan bahwa jiwa manusia dapat berpindah-pindah dari satu tubuh ke tubuh lain setelah kematian.]
KAMU SEDANG MEMBACA
LINKED; || bertautan
General FictionDisebabkan kecelakaan ketika berumur sembilan, Darius Odiseta terbaring di atas ranjang selama tujuh tahun. Saking tak adanya harapan siuman, keluarga yang menunggu dihinggapi rasa putus asa. Di tengah kebimbangan mengikhlaskannya pergi demi kebaika...