MUM 36 mulai-mulai getar

215 13 0
                                    

"Siapa "

"Temen saya gus"

"Oh" Jawab gus arif datar

Berakhirnya telepon dari Nanda,
Amanda dan gus arif kembali melanjutkan murojaah sambil menunggu adzan subuh.

Selang beberapa detik gus arif bertanya pada amanda yang baru beberapa jam sudah bergelar istri sekaligus makmum seumur hidupnya.

"Dek"

Amanda yang telmi (telat mikir) belum juga menyahut panggilan suaminya.

Gus arif kembali memanggil dengan lembut .

"Dek" Ucap lembut Gus arif sambil mengusap pelan pucuk kepala istinya

"Hah " Jawab Amanda dengan bengong

Amanda yang masih belum terbiasa dan merasa aneh kaget dengan perlakuan lembut Gus arif.

Bukan kaget takut, tapi lebih ke kaget dan terharu, sambil dalam hatinya berkata.

"Ya Allah ternyata inilah orang yang selama ini aku pinta kepadamu, ternyata masih ada orang yang peduli, yang baik, dan penyayang, yang bisa menghargai aku yang bisa sayang sama aku dan keluarga aku "

Tanpa Amanda sadari dia menitikan air mata, dan airnya jatuh di tangan Gus arif .

"Loh dek, kenapa hmmm ? " Ucap Gus arif lembut , dan mengangkat alis matanya satu sambil mengucap akhir kalimat penuh penekanan

"Gak papa mas " Jawab Amanda datar

"Yakinn dek,? " Ucap Gus arif penuh penekanan tapi lembut

"Iya"

Tiba-tiba Gus arif keluar menuju dapur untuk membuat sesuatu, karena kebiasaan gus arif saat di Turki adalah sehabis sholat tahajud, pasti nyari makanan atau bikin sesuatu dengan tangan kekar nya itu.

Amanda terbangun dari tidurnya, dia ingin ke kamar mandi buang air kecil, sebelum ke kamar mandi amanda tidak sengaja menoleh sedikit ke arah dapur.

Dia kaget jam segini suaminya mau ngapain.

"Dia ngapain masak, oh mungkin mau sahur, eh tapi kan besok belum masuk puasa" Ucap amanda dalam hatinya sambil menampar jidatnya sendiri

Amanda langsung menuju kamar mandi, setelah buang air kecil dia mengambil air untuk wudhu.

Ternyata di luar ada suaminya yang kerepotan karena matanya terkena cabai.

Begitu amanda membuka pintu kamar mandi malah bertubrukan dengan sang suami.

"Astaghfirullah" Ucap amanda kaget

"Maaf saya buru-buru" Ucap gus arif datar dan memasuki kamar mandi tapi pintunya tidak di tutup

Amanda masih menunggu di luar dia harus wudhu lagi, karena tadi tanpa sengaja bersentuhan dengan tangan suaminya.

"Loh kamu belum masuk kamar" Tanya gus arif

"Belum aku mau wudhu lagi"

"Oh,kamu mau mie ? "Tanya gus arif

"Gak "

"Maaf saya tadi terburu-buru, mata saya terkena cabai jadi perih "

"Kan ada wastafel gus di dapur ngapain ke kamar mandi ini yang lebih jauh jaraknya"

"Iya aku lupa, kebiasaan kalau lagi sendiri di kamar mandi ini, jadi jarang ke dapur masak mie yang instan aja seperti pop mie"

Amanda yang masih belum peka, dan masih canggung terhadap suaminya dia belum paham ,bahwa gus arif ingin makan nasi tapi dia mager males masak, padal gus arif masaknya jago udah kaya chef cuma dia mageran aja, beda lagi kalau mencari ilmu dan menyebarkan ilmu justru di apaling rajin, minusnya gus arif hanya males masak aja.

Menatap Untuk Menetap [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang