MUM 41

147 12 0
                                    

Aku tidak bangga pernah pacaran, namun
Aku menyesalinya pernah pacaran

Selamat membaca..

Setelah gus arif melangkah lebih jauh, Fatir menghampiri amanda dengan cepat dan membawa pistol di tangannya.

Dia mendekat terus mendekati amanda,tanpa pikir panjang fatir mengarahkan pistol ke arah amanda tepat di bekas luka tusukan.

Waktu peluru sudah mengenai amanda, tapi dia kemudian menatap dengan tajam ke arah Fatir yang sedang memegang pistol lalu amanda pingsan ke tanah.

Fatir melakukan itu entah dengan nafsu atau memang dengan sadar telah membuat nyawa seseorang hampir melayang.

Satpam yang ada di sana langsung berlari menghampiri perempuan yang telah di tembak penuh darah namun masih sadarkan diri.

Tanpa lama gus arif berlari dengan cepat menghampiri wanita yang telah tertembak begitu banyak darah yang mengalir di sekeliling yaitu istrinya sendiri Bunga Amandalia.

Fatir hanya tersenyum penuh puas di hadapan mereka tanpa penyesalan, namun di balik hati kecilnya ada sedikit rasa menyesal kenapa dia bisa gegabah mengambil keputusan itu.

Pak satpam memegang tangan Fatir sekuat tenaga takutnya dia akan melarikan diri, namun Fatir hanya berdiam diri di tempat tanpa sepatah katapun hanya dengan senyuman yang Menyeringai.

Wajah gus arif merah padam memendam kenarahan, dia bukan tidak berani melawan laki-laki brengsek itu, namun gus arif lebih mengutamakan keselamatan sang istri.

Pak satpam tidak sendirian menangani Fatir dia di bantu teman, yang satu lagi memegang Fatir untuk di bawa ke pihak berwajib.

Amanda yang sudah pingsan dengan bersimpah darah di tubuhnya, gus arif membopong ke ruangan kamar rawat sendiri dengan tergesa-gesa,pakaian gus arif pun terkena darah sang istri yang begitu banyak.

"Innalillahi dek, dokterr, tolong dokter , tolong istri saya" Ucap gus arif penuh khawatir dan menuju kamar rawat dan membopong tubuh amanda.

Semua orang yang berada di rumah sakit ikut kaget dan hanya melihat saja.

Suster sama dokter belum juga datang menuju kamar rawat.

Gus arif yang begitu khawatir terus memanjatkan nama asma allah.

"Ya allah, ya rahman, ya rahim 5X, tolong bantu kami ya allah, berilah kekuatan pada istri saya ya allah" Tanpa sadar gus arif yang dingin bagaikan kulkas menangis tiba-tiba mengeluarkan air mata tanpa suara.

Gus arif meninggalkan kamar rawat karena dokter tidak juga kunjung datang menghampiri dia.

Gus arif berjalan dengan cepat menuju rungan dokter.

Tanpa lama Gus arif tiba di ruangan dokter dia mengucapkan salam dengan terburu-buru.

"Assalamu'alaikum dokter" Gus arif membuka pintu ruangan dokter dengan cepat.

Dokter yang di dalam sedang beristirahat tidur, terkaget ada seseorang yang berani masuk.

"Dokter tolong istri saya" Gus arif membawa tangan dokter dengan terburu-buru

Dokter pun melepaskan tangan Gus arif, dan mengikuti Gus arif dari belakang.

Tiba di ruangan rawat amanda, dokter pun langsung bergegas mengambil alat untuk pertolongan pertama dahulu sebelum di tindak lanjuti mengeluarkan peluru.

Saat dokter mengikuti Gus arif dari belakang pun di ikuti satu suster .

"Sus tolong cepat ambilkan peralatan" Dokter bersiap untuk bertindak.

Menatap Untuk Menetap [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang