Perth, 23 Desember 2022
*** 13.31 ***
"Pappa!" Keluh seorang bocah laki-laki menyodorkan pelampungnya yang kehabisan udara, dengan tersenyum Jisoo meniup pelampung tersebut.
"Yeeaayy!!" Teriak sang bocah kegirangan karena pelampungnya kembali mengembang, kemudian ia melompat ke kolam dengan gembira.
"Sayang, hati-hati!" Teriak seorang wanita yang duduk di samping Jisoo.
Namun bagi sang bocah, teriakan itu hanya angin lalu, ia kembali asyik bermain bola-bola yang mengapung di air.
"Enggak usah terlalu khawatir, Irene, Gio pandai berenang kok" bela Jisoo, karena dirinyalah yang mengajari Gio berenang musim panas tahun lalu kemarin, Irene memajukan bibirnya.
"Wajar aku khawatir, aku kan Ibunya" balas Irene tajam, Jisoo tersenyum kecil tanda mengerti.
Kehabisan bahan bicara, keduanya bergelut dalam keheningan di bawah teduhnya payung dan panasnya suhu musim panas.
Beberapa kali Gio berteriak dan melambaikan tangannya pada Jisoo, ia terlihat sangat gembira. Tapi Irene terlihat sebaliknya.
"Kalau boleh jujur, aku iri sama kamu. Gio lebih dekat sama kamu dari pada sama aku" sedih Irene memperhatikan bocah laki-laki berumur 3 tahunan yang berenang bebas di tengah kolam, Jisoo menolehkan kepalanya pada Irene.
"Gimana bisa dekat, kalau waktu kosong yang kamu punya buat dia hanya musim panas" sindir Jisoo tajam, Irene menolehkan kepalanya menatap Jisoo untuk melakukan pembelaan diri.
"Huuhh.. harusnya aku bisa gunain waktu libur kuliahku yang hanya setahun sekali ini untuk pergi ke salon dan bersenang-senang seperti teman sebayaku" curhat Irene sembari membayangkan imajinasinya.
Jisoo tersenyum tipis, mewajarkan pikiran dari ibu muda di sampingnya itu.
"Apa kamu lupa, kalau kamu sekarang adalah seorang ibu?" Sindir Jisoo lagi membuat Irene menghentikan khayalannya sejenak.
"Huuhh.. kalau aja aku enggak menikah muda" keluh Irene menatap ujung kakinya yang sengaja ia luruskan, Jisoo menatap Irene dari samping.
"Jadi kamu menyesal udah nikah?" Tanya Jisoo menggoda Irene.
Mendengar pertanyaan Jisoo, sorot mata Irene berubah serius, ia mengarahkan tatapannya pada Jisoo. Sebuah tatapan yang penuh arti. Jika saja hatinya lebih berani, mungkin ia sudah menganggukan kepalanya.
"Huuffh.. panas yaa" ucap Jisoo mengalihkan pandangannya pada kolam, Irene terdiam karena merasa Jisoo mengalihkan topik dengan berbasa-basi.
"Namanya juga musim panas" balas Irene datar karena juga merasakan hawa panas yang menyengat meskipun di bawah teduhnya payung, Jisoo tertawa tipis.
"Tapi aku selalu suka musim panas.." tambah Irene masih menatap ke arah kolam.
"Kenapa?" Tanya Jisoo penasaran, namun Irene lebih memilih menjawab pertanyaan Jisoo dalam hatinya.
"Hhmm.. tapi kamu emang gampang akrab sama anak-anak ya" ucap Irene membuka obrolan baru saat melihat Jisoo membalas lambaian tangan Gio.
"Ingat enggak waktu anniv kita yang ketiga dan aku harus membawa keponakanku karena enggak ada yang bisa menjaganya?" Cerita Irene bersemangat, Jisoo mengangguk kecil tanda mengingatnya.
Irene tertawa ketika bisa mengingat memori lampaunya bersama Jisoo.
"Aku ingat gimana kamu harus menggendongnya kesana kemari supaya dia enggak nangis ahaha.." lanjut Irene di tengah tawanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
♡ ONESHOOT ♡ • [ JISOO ] •
FanfictionBerisikan tentang cerita sekali tamat yang menjadikan Kim Jisoo sebagai tokoh utamanya. ♡