• I'm Number Five • 1️⃣

711 87 19
                                    



*** 19.23 ***



Aku sedang menatap pantulan diriku yang memakai gaun panjang berwarna putih. Gaun pengantinku di depan cermin di sebuah rumah yang sangat mewah. Rumah ini lebih pantas di sebut istana. Kenapa aku yang hanya anak dari sebuah pedagang ikan di pasar tradisional bisa berada di sini?.

Entah ini keberuntungan atau memang takdir yang membawaku kerumah ini, sepanjang dua puluh dua tahun hidupku tidak pernah berpikir akan menikah dengan seorang pemuda kaya, yang berpengaruh untuk kestabilan bisnis di Seoul dan sangat-sangat mempesona. Tidak heran banyak orang terpikat padanya.

"Jennie.." Seseorang memanggilku, aku menoleh kebelakang, Seorang wanita berpakaian mewah dengan riasan wajah yang sederhana. Cantik secara alami.

"Haii.. aku senang bertemu dengan kamu, nama aku Irene" Irene tersenyum sembari menyodorkan tangannya untuk bersalaman.

"Senang berkenalan dengan kamu, aku Jennie Ruby" Jennie membalas jabatan tangan Irene dan kedua nya tersenyum.

"Usia aku tiga puluh dua tahun, itu artinya aku lebih tua dari kamu, panggil saja Kakak" ucap Kak Irene melepaskan jabatan tangan kami.

"Ya, aku mengerti" Jennie mengangguk kecil tanda paham.

"Dan ini Krystal, usianya dua puluh tujuh tahun dia juga Kakak untuk kamu" Kak Irene menunjuk wanita cantik di sampingnya.

Wanita bernama Krystal melambaikan tangannya padaku sambil tersenyum, akupun ikut tersenyum dan membungkukan badanku.

"Yang ini Bona dua puluh enam tahun, kamu tau harus memanggilnya siapa kan? Dan terakhir yang tadinya adalah si bungsu, Rosie dua puluh empat tahun. Well itu artinya semuanya adalah Kakak-kakak untuk kamu kan?"

"Ya, Kakak-kakak semuanya, senang bertemu dengan kalian" aku membungkukan badan kepada empat wanita yang berada di hadapan aku ini.

"Aku janji tidak akan membut kalian susah" ucapku lagi.

"Hihihi.. dia lucu" seru wanita bernama Bona.

"Sssttthh.. Bona.." tegur Krystal.

"Huuhh.." wanita bernama Rosie menghembuskan napasnya dengan bosan lalu pergi dari barisan di hadapanku, kemudian di ikuti oleh dua lainnya.

Apa aku berbuat salah? Kakak itu terlihat kesal kepadaku.

"Jangan pedulikan dia, Nah.. sekarang saatnya aku antar kamu ke kamar Kim" Ucap Kak Irene.

"Huh.. Ke kamar?" Tanyaku bingung.

"Aku tau kamu masih lelah karena pesta pernikahan tadi siang, tapi malam pertama kamu harus tetap di lakukan. Aku akan membantu kamu mempersiapkan diri sebelum Kim pulang" Ucap Kak Irene lembut.

Irene, Kakak yang sangat baik dan ramah ini mendorongku berjalan kesebuah pintu besar berwarna putih. Pintu yang berukiran sangat indah dan terkesan mewah, tidak salah jika aku menyebut rumah ini istana. Selain besar, rumah ini di hiasi barang-barang mewah.

Aku bahkan takut jika menyentuhkan tangan kasarku di permukaan tembok akan merusak keindahan warna dari warna tembok rumah ini.

Kak Irene membuka pintu itu lebar memperlihatkan betapa besar ruangannya. Aku tidak menyadari bahwa ruangan itu adalah sebuah kamar jika tidak melihat ada sebuah ranjang besar di sana dengan tiang yang menjulang keatas serta kain yang terbentang di atasnya.

Lihatlah bahkan ranjang itupun terlihat seperti ranjang seorang raja di kerajaan Eropa. Kim Jisoo memang seperti seorang raja.

"Kemarilah, aku bantu kamu melepaskan gaun itu"

♡ ONESHOOT ♡ • [ JISOO ] •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang