• When I Was Your Man •

552 60 11
                                    

*** 2024 Seoul, Korea Selatan ***



"Sekarang kalian adalah pasangan suami istri. Pengantin pria silhkan mencium mempelai wanitanya"

Mendengar isyarat itu sang mempelai pria memutar tubuhnya ke arah wanita yang baru saja dinyatakan sebagai istrinya. Wanita itu tersenyum begitu kain yang menutupi kepalanya dibuka. Menatap penuh cinta pada sang suami.

Mereka terlihat bahagia, dan saling memberikan ungkapan cinta melalui mata mereka. Tidak menunggu lama sang mempelai pria pun memberikan ciumannya di bibir merah yang indah itu. Mungkin ciuman itu terasa sangat manis, karena mereka berdua pun tidak langsung memisahkan diri mereka.

Mendengar sorakan dari para tamu, akhirnya mereka memisahkan diri. Sang pengantin wanita tersenyum malu sedangkan sang pengantin pria tertawa geli. Sungguh pemandangan yang sangat indah.









**2019 Seoul, Korea Selatan.

*Flashback*

Jisoo POV


"Jisoo"

suara yang sudah kuhapal itu memanggilku di ikuti oleh suara langkah kakinya. Aku menghentikan langkahku dan berbalik padanya.

"Kenapa?" Tanyaku garang.

"Iiisshh.. kenapa sih kamu selalu ketus sama aku? Ini aku bawa bekal makanan buat kamu"

Aku bisa melihat bungkusan bekal berwarna biru tua di tangannya. Aku menghembuskan napasku malas.

"Harus berapa kali aku bilang sama kamu buat gak usah bikinin aku bekal?"

"Kenapa? Kamu selalu sibuk tiap harinya, dan aku ingin memanjakan kamu dengan bikinin kamu bekal. Setelah pulang sekolah kamu juga harus kerja part time kan? Pasti enggak akan sempat makan" Gadis berambut pirang ini terus mengatakan hal yang sama tiap harinya. Dengan malas aku pun berbalik dan meninggalkannya.

"Jisoo.. kalau kamu enggak mau makan, bakalan aku kasih sama laki-laki lain"

"Aku enggak peduli" teriakku sebagai jawaban.

"Jisoo.. please"

"Rosie" aku berputar lagi dan menatapnya garang, matanya yang juga berwarna coklat sudah basah karena airmata, sedikit lagi pasti pipinya juga akan basah.

"Yaudah, besok enggak perlu repot-repot lagi" aku pun akhirnya mengambil bekal makanan.

"Aku harus, karena kamu pacar aku" Gadis ini tersenyum dengan sangat bahagia ketika mengatakan bahwa dia adalah pacarku.

Ah iya, dia adalah gadis bermata coklat dengan pipi kemerahan dan bibir yang penuh yang selalu berwarna pink adalah pacarku. Rosieanna William.

Entah apa yang dia sukai dariku yang selalu mengacuhkannya, dan menolak keberadaannya di sekitarku. Semakin sering aku menolaknya semakin sering juga dia mendekatiku. Kemana pun aku pergi, selalu ada dia di sekitarku.

Ah, betapa menyebalkannya gadis ini, membuatku ingin membungkusnya ke dalam kantong plastik hitam dan membuangnya ke sungai. Kejam? Memang, karena gadis ini memang sangat mengganggu.

Pada akhirnya, setelah aku lelah dengan semua yang ia lakukan untuk mengejarku aku mengajaknya untuk menjadi pacarku. Harus kuakui,  siapa yang tidak luluh jika ada seorang wanita mengejarmu habis-habisan seperti ini? Tentu saja, ketika aku tidak melihatnya aku pun merasa kesepian.

Apa yang dia lakukan saat aku akhirnya memintanya menjadi pacarku, dia pingsan. Benar-benar pingsan karena terlalu bahagia.

Yah, meskipun kami sudah berpacaran dan aku mulai memperhatikannya, tidak membuatku langsung berubah. Aku memang seperti ini, dingin dan kaku. Tidak pernah bisa bersikap lembut kepada siapapun juga. Bahkan pada dia yang aku cintai, kata-kata yang selalu keluar dari mulutku pun selalu kata-kata kasar dan menyakitkan. Tidak heran jika wajah gadis itu selalu berkerut sedih jika aku mengatakan sesuatu yang kasar.

♡ ONESHOOT ♡ • [ JISOO ] •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang