Cinta itu indah, apalagi ketika cinta itu bisa dibawa ke jenjang pernikahan dan dipertahankan hingga maut menjemput. Begitu pula gambaran para pasangan suami istri diluar sana yang telah membangun bahtera rumah tangga mereka.Satu tahun, mereka semakin mencintai satu sama lain, dua tahun mereka saling menyayangi keluarga kecil mereka. Hingga memasuki tahun-tahun krusial dimana goncangan makin keras menimpa. Bertekad akan menghadapi gelombang rintangan bersama. Namun semuanya hanya tinggal janji manis, yang ingkar ketika mereka kehilangan keintiman satu sama lain.
*JISOO POV*
Aku sampai di rumah ketika istriku Jennie sedang menyiapkan makan malam. Aku keluar dari mobil dan kulihat Jennie sudah menungguku di depan pintu rumah dengan gummy smilenya yang entah mengapa kini tak menarik di mataku.
"Ada sesuatu yang mau aku omongin?" Kataku sambil menggenggam tangannya dan menatap matanya dalam.
Dia hanya menatap ke arahku dan tanpa berkata apapun.
Kami melangkah menuju meja makan bersama. Dia duduk dan makan dalam diam. Lagi, aku mengamatinya, bisa kulihat raut kesedihan di matanya. Tiba-tiba Aku merasa bibirku sulit untuk digerakan. Namun, aku harus memberitahunya apa yang mengganjal dipikiran dan hatiku saat ini.
"Aku mau kita bercerai" ku keluarkan topik itu dengan tenang.
Jennie tidak terlihat terganggu dengan perkataanku. Wajahnya terlihat datar.
"Kenapa?" Tanyanya dengan lembut.
Aku tak tau mau menjawab apa. Maka, kuhindari untuk menjawab pertanyaanya. Hal ini membuatnya marah. Jennie melempar sumpit yang tengah ia genggam.
"Jawab! berarti kamu bukan laki-laki, Jisoo!" Teriaknya kehadapanku. Jennie menatapku tajam sebelum akhirnya dia menuju kamar kami di lantai atas.
Malam itu, kami tidak berbicara satu sama lain. Dapat kurasakan tubuhnya yang bergetar menahan tangis di atas tempat tidur kami. Aku mengerti kalau dia ingin mengetahui apa yang sebenernya terjadi pada pernikahan kami. Penyebab aku ingin menceraikannya, yang memang jarang mengecewakan aku sebagai suami. Namun sangat sulit bagiku untuk memberikannya jawaban yang memuaskan dan logis bahwa.. Dia sudah kehilanganku, karena saat ini ada seorang wanita yang telah merebut hatiku.
Wanita yang bernama Ning Yizhuo atau biasa dikenal dengan nama Ningning Model sexy dan baik hati yang ku kenal di Jeju. Aku sudah tidak mencintai Jennie lagi. Aku hanya mengasihaninya saja!
•
•
Keesokan harinya, semakin membuatku semakin bersalah, kuletakan surat perceraian yang berisikan bahwa Jennie boleh memiliki rumah kami, mobil kami dan 30% bagian dari perusahaanku dihadapannya. Jennie hanya memandang surat perceraian tersebut sekilas sebelum akhirnya ia merobeknya menjadi serpihan-serpihan kecil.
Wanita yang sudah menghabiskan waktu sepuluh tahun denganku kini menjadi orang lain. Aku merasa bersalah atas waktunya yang terbuang sia-sia, dan untuk cinta dan energinya menghadapiku dan mengurusku dan juga Jinrie, anak semata wayang kami.
Namun, hal tersebut tetap saja tidak dapat merubah keadaan bahwa aku kini merasa teramat sangat mencintai Ningning. Akhirnya ia menangis sejadi-jadinya di depanku, seperti yang sudah kuduga sebelumnya. Bagiku, tangisnya kini adalah sebuah pengikhlasan. Ide perceraian yang sudah menjadi obsesiku selama beberapa minggu ini, kini menjadi lebih jelas dan tegas kali ini.
**
Hari berikutnya, aku pulang sangat terlambat dan kulihat Jennie sedang menulis sesuatu di meja makan. Aku tidak menyantap makan malam yang ada melainkan langsung menuju ke kamar tidur, aku sangat merasa lelah karena seharian ini kuhabiskan dalam kencanku yang sangat menyenangkan dan tidak terlupakan dengan Ningning.
KAMU SEDANG MEMBACA
♡ ONESHOOT ♡ • [ JISOO ] •
Fiksi PenggemarBerisikan tentang cerita sekali tamat yang menjadikan Kim Jisoo sebagai tokoh utamanya. ♡