••
Hari ini aku membentak istriku, alasannya karena emosiku yang tadi siang bertengkar dengan Ningning. Padahal tadi Jennie hanya menanyakan apakah aku sudah makan malam atau belum. Tapi malah kumarahi dia. Melihat wajahnya, terlihat dia sangat kaget, namun wajahnya kembali datar dan ia pun beranjak ke kamar Jinrie. Jennie tidur di kamar Jinrie sedangkan aku tidur di kamar kami sendirian.
Ini adalah tiga hari terakhir sebelum hari perceraianku dengan istriku. Pagi ini aku nerencana mengajak Jennie jalan-jalan.
"Jennie, maaf buat yang kemarin. Waktu itu aku lagi capek banget mangkanya emosi aku jadi labil" ucapku berbohong.
"Iya Jisoo, aku baik-baik aja kok" katanya lagi, aku tahu dia hanya berpura-pura.
"Hari ini kamu pulang jam berapa?"
"Jam dua, kenapa?"
"Aku mau menjemput kamu"
Pukul dua aku menjemput istriku di tempat kerjanya, ia masih nampak bingung untuk apa aku menjemputnya.
"Kita mau kemana, Jisoo?"
"Rahasia" kataku dengan senyum misterius.
Kami pun tiba di butik terkenal di Seoul. Aku pun menariknya ke tempat dress, dan menyuruhnya mengambil dress yang sesuai untuknya.
"Jennie.. pilihlah dress yang kamu suka" kataku.
"Ji, aku kan gak membutuhkannya" katanya terkesan menolak.
"Ayolah Jenn" bujukku.
Kini aku pun ikut memilihkannya dress. Dan aku tertuju pada sebuah dress mini cantik.
Dan mataku terpana takjub melihatnya dibalut dress itu, meski tanpa polesan mewah dia tetap cantik, dadaku berdetak kencang sekali.
Jennie terlihat malu-malu keluar dari kamar pas. Hal ini seperti deja vu yang mengingatkanku ketika masa kami fitting gaun pengantin dulu. Ia terlihat manis dan malu-malu ketika ia keluar dengan gaun pengantin putih yang anggun. Menyisakan aku dengan rasa kekaguman.
Keluar dari butik, kami pun pergi dinner di sebuah restoran mewah dengan suasana yang sengaja kupesan romantis. Awalnya kupikir aku gila, karena untuk apa membawa wanita yang nyata-nyatanya sudah tidak kucintai lagi ke restoran mewah untuk dinner romantis. Mungkin aku kembali mencintainya? Kutepis perasaan itu dan kembali berpikir ini adalah sebagai penebusan dosaku padanya.
Malam ini kuajak dia ke tepi pantai, kami duduk di sebuah kursi kayu di pesisir, suasana tidak lagi canggung. It's just like our first date. Jennie menyandarkan kepalanya di dadaku, perlahan ia memejamkan matanya.
"Jisoo, terimakasih untuk hari ini. Kamu rela meluangkan waktu kamu untuk membawa aku ke sini" katanya lirih.
"Enggak, Jen. Udah seharusnya aku melakukan ini"
"Tapi ini pasti berat buat kamu yang udah gak cinta sama aku lagi, kan?" Katanya tenang, namun menusuk hatiku dan membuat rasa bersalah muncul.
Hening..
Dering ponselku terdengar menandakan ada panggilan masuk di ponselku.
Ningning is calling...
Kubimbang haruskah kuangkat telpon Ningning?
"Ji.. aku mohon, jangan kamu angkat telpon itu" kata Jennie tiba-tiba.
"Ji, aku cuma mau kita menghabiskan waktu berdua hari ini, karena ini adalah hari special kita. Dan mungkin, ini adalah kenangan terakhir kita bersama" katanya sambil menekan tombol reject di ponselku.
KAMU SEDANG MEMBACA
♡ ONESHOOT ♡ • [ JISOO ] •
FanfictionBerisikan tentang cerita sekali tamat yang menjadikan Kim Jisoo sebagai tokoh utamanya. ♡