° • Warm Winter • °

1.2K 152 45
                                    

Moscow, 16 Januari


*** 02.44 ***


"Sayang.." panggil Jennie menarik lengan baju orang yang tidur di sampingnya.

"Sayang.." panggil Jennie lebih keras karena orang tersebut tidak juga bangun.

"Jisoo.." kali ini Jennie sedikit merengek dengan sedikit mengoyak lengan baju suaminya.

"Hhhmm.." berhasil, Jisoo bersuara meskipun matanya masih terpejam.

"Aku enggak bisa tidur.." lirih Jennie dengan pandangan melasnya, Jisoo menolehkan pandangannya pada Jennie dengan kelopak mata terbuka.

"Humm? Kenapa?" Tanya Jisoo, raut wajah Jennie berubah sedih.

"Aku mimpi buruk.." ucap Jennie membuat Jisoo iba, ia memutar tubuhnya mengahadap Jennie.

"Kemarilah" lembut Jisoo memasukan istri mungilnya itu kedalam dekapannya, Jennie mencari posisi nyaman dalam pelukan suaminya.

"Itu kan cuma mimpi, enggak apa-apa. Tidurlah lagi, sayang.." ucap Jisoo menenangkan Jennie, Jennie mengangguk pelan sambil memejamkan kembali matanya.

"Semua akan baik-baik aja" lanjut Jisoo mengelus kepala dan punggung Jennie pelan.

Perlahan namun pasti, Jennie pun kembali terlelap dalam dekapan hangat suaminya yang mengalahkan hawa dingin awal musim salju.








"Selamat pagi" sapa Jisoo duduk di meja makan pada Jennie yang datang membawa semangkuk besar sup hangat sarapan mereka ke meja.

"Pagi juga sayang" balas Jennie melayani suaminya dengan menuangkan beberapa sendok sayur sup hangat buatannya.

"Terimakasih" ucap Jisoo kemudian memulai sarapan, Jennie tersenyum manis sembari menonton suaminya makan.

"Sayang.." panggil Jennie menghentikan sejenak aktifitas Jisoo.

"Iya?" Jisoo menolehkan kepalanya.

"Boleh enggak, hari ini aku mengunjungi ibu?" Ijin Jennie ragu, Jisoo terlihat sedikit berpikir.

"Minggu depan aja ya, aku akan menemani kamu" jawab Jisoo meneruskan sarapannya, Jennie menundukan kepalanya, kecewa dengan jawaban suami nya.

"Aku dengar bakal ada banyak badai di awal musim salju kali ini, jadi kita pergi setelah cuaca sedikit membaik ya" tambah Jisoo menjelaskan alasannya, tapi Jennie tak menjawab lagi.

Selesai sarapan, Jisoo berpamitan mencium kening Jennie. Jennie mengintip kepergian Jisoo dari jendela dengan membalas senyuman tuan Manoban, kawan kerja Jisoo.

Setelah bayangan Jisoo dan kawannya tak terlihat, Jennie bergegas menuju kamar. Ia menyiapkan tas kemudian memakai baju hangat.

Tekadnya sudah bulat untuk mengunjungi Ibunya meskipun Jisoo melarang. Entah mengapa firasatnya tidak baik, apalagi setelah mimpi buruk semalam.

Lagipula, jarak pulang pergi kampung halamannya dan rumah hanya 2 jam perjalanan, ia yakin bisa pulang sebelum Jisoo datang sore nanti.

Tak berapa lama, Jennie sudah mengunci pintu kemudian berlari kecil mengejar bus tercepat dalam jadwal.







"Jennie?" Kaget Ibu saat melihat putri semata wayangnya berdiri di depan pintu, tanpa membuang waktu Jennie langsung menerjang tubuh Ibunya.

♡ ONESHOOT ♡ • [ JISOO ] •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang