"Jinni.... Jinni-ya!!! Berhentilah berjalan" gadis berdarah Jepang itu terus menyamakan langkahnya dengan Jinni.
"Yaiisss kau ini. Jelek sekali cemburu mu" Jinni langsung menghentikan langkahnya.
"Apa.... Katakan sekali lagi" Jinni menatap tajam gadis itu.
Jinni mendekatinya, tatapannya benar-benar membuat jantung Rei berdetak kencang. Bukan, bukan karena Rei menyukai Jinni tapi ia merasa takut.
"Katakan sekali lagi Naoi Rei" Astaga Jinni terlihat menakutkan.
"Aku hanya bercanda Choi, kau ini serius sekali" Jinni bernafas lega. Kenapa juga ia tidak terima saat Rei mengatakannya sedang cemburu. Padahal jika memang tidak, ia tidak perl-
"Tapi gelagat mu seperti orang cemburu" cicit Rei yang masih bisa didengar oleh Jinni.
Dengan cepat Jinni mengunci lehernya.
"Yaaak Choi Yunjin... Lepaskan sialan" Rei mencoba melepaskan tangan Jinni. Tapi kenapa Jinni kuat sekali.
Beberapa siswa yang lewat menatap mereka dengan gemas. Termasuk keenam gadis yang baru saja keluar dari kantin.
"Apa yang mereka lakukan?" Tanya Jiwoo.
"Kurasa si Jepang itu membuat Jinni kesal" Bae mendekati mereka.
"Jinni-ya sebaiknya kau langsung memutar lehernya" mereka berdua menoleh.
"APA!! Jangan gila.. Jinni lepaskan" dia masih berusaha melepas tangan Jinni dari lehernya.
"Oke-oke aku minta maaf, aku tidak akan mengatakannya lagi. Janji... Aku janji" Rei mengangkat tangannya memberi Jinni tanda peace.
Jinni melepaskan leher Rei, mendorong gadis itu menjauh.
"Ada apa?" Tanya Haewon, menatap kedua gadis itu bergantian.
Jinni tidak menjawab, ia langsung pergi meninggalkan ketujuh gadis itu "Kebiasaan" desis Haewon.
Haewon mengalihkan pandangannya kepada Rei yang sibuk mengatur napasnya "Kau baik-baik saja?" Yang ditanya mengangguk.
"Ak-aku akan menyusul Jinni"
"Ada-ada saja kelakuannya"
"Pergilah ke kelas kalian. Sampai jumpa nanti"
~~~~
Jam sudah menunjukkan pukul setengah tiga. Gadis cantik itu masih berdiri di depan gerbang sekolah menunggu jemputannya datang.
Hari ini Sullyoon tidak membawa mobil ke sekolah. Katanya sih malas menyetir.
Sullyoon berdecak kesal, ia baru saja menerima pesan dari Uncle Shin ‘supirnya' bahwa ia tidak bisa menjemputnya hari ini.
"Lalu dengan siapa aku akan pulang" Sullyoon sebenarnya bisa saja naik taksi, tapi sedari tadi ia tidak melihat adanya taksi lewat.
Meminta bundanya untuk menjemputnya juga tidak mungkin. Minju saat ini sedang meeting penting dengan kliennya yang datang dari Amerika. Yujin? Maminya sedang berada di luar kota. Leeseo? Ahh sudahlah.
"Sullyoon!" Suara pria itu membuatnya terkejut.
"Ohhaha maafkan aku. Kau terkejut yaa?" Pria itu terkekeh.
Sullyoon tidak menanggapinya.
Pria itu merasa Sullyoon tidak akan mengeluarkan suaranya jika ia tidak mengajaknya berbicara terlebih dahulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
be mysun | Sulljin ✓
Fanfiction"tersenyumlah untukku" "sebenarnya apa yang gadis itu lakukan padaku, kenapa aku selalu memikirkannya?" gxg-nya anak-anak