Alfa membuka pintu tempat dimana Dilla di bawa oleh Marvin. Sementara Demon sudah siap dengan helikopter yang baru saja menuju atas gedung.
Klek.
Bunyi suara pintu terbuka membuat dua orang pasangan yang sedang berpelukan pun terkejut dan langsung memisahkan pelukan mereka.
Dilla dan Marvin. Satu hal yang dapat Alfa tangkap dari kejadian yang barusan ia lihat. Mengapa ia harus melihatnya?
"Lo ok?" tanya Alfa pada Dilla saat ia sudah mendekat, berpura-pura seolah tak terjadi apa-apa.
"Dia baru selesai operasi, dan barusan dia terkena beberapa peluru. Don't you see?" balas Marvin sarkastik.
"Gue tau. Tapi apa lo tau kalau Dilla itu kuat, don't you know?" balas Alfa tak kalah sengit.
"Of course i know." jawab Marvin cepat.
"Guys, please." lerai Dilla yang tak ingin mendengar perkelahian anak kecil.
Begitu mendengar suara Dilla, Alfa langsung membopong tubuh gadis itu. Tanpa bermaksud membuat Marvin cemburu, sama sekali pemikiran seperti itu tak terlintas di otaknya. Ia hanya ingin bermanfaat untuk Dilla.
Marvin yang melihat hal itu rasanya ingin mengeluarkan keahliannya dalam seni bela diri, namun waktunya tidak pas. Dan lagi pula, Marvin sudah berjanji bahwa dia tidak ingin memaksa Dilla untuk menyayanginya.
Sementara Dilla yang sekarang sangat dekat dengan Alfa merasa ada sesuatu yang aneh. Ia memang membutuhkan Alfa seperti sekarang ini.
"Thanks." ucap Dilla pada Alfa. Dilla mendekatkan wajahnya pada telinga Alfa, seperti ingin membisikan sesuatu.
Melihat itu, Marvin langsung berjaan mendahului keduanya. Tentu ia tak bisa melihat hal seperti itu di depan matanya.
"Setelah apa yang tadi lo ungkapkan." batin Marvin kesal.
Dilla yang melihat kepergian Marvin pun hanya tersenyum tipis, lalu ia menatap Alfa yang berada di sampingnya, "Please."
Alfa menatap dalam ke dalam mata Dilla, membuat ia akhirnya tau bahwa hati Dilla tak lagi miliknya melainkan milik oranglain yang kini sudah menghilang jejaknya.
"It for yourself, Dill." balas Alfa.
"Thanks." jawab Dilla sambil tersenyum tipis.
Alfa melepaskan kaitan tangan Dilla di pundaknya, membiarkan Dilla berdiri sendiri. Lalu Alfa memeluk tubuh Dilla dengan erat, seolah tak ingin ia lepaskan.
"Can you promise me one thing?" tanya Alfa masih memeluk Dilla.
"Hm?" gumam Dilla yang sebenarnya tak tau harus berbuat apa. Membiarkan tangannya tetap seperti itu yang artinya tak membalas pelukan Alfa atau membiarkan tanganya bergerak untuk membalas pelukan Alfa.
"You will come back, later." jawab Alfa.
"I will do, we are team." Dilla akhirnya membalas pelukan Alfa sambil tersenyum. "I promise, Al. We will be together again, with you, Demon, Godric."
Alfa melepaskan pelukannya, lalu menatap Dilla yng kini juga membalas tatapannya.
"Stay alive." ucap Alfa.
"I do."
Balas yakin dari Dilla membuat Alfa meninggalkan ruangan untuk menyusul Marvin. Secepatnya Alfa harus membawa Marvin keluar dari gedung tersebut. Sementara Dilla, ada yang harus ia dapatkan terlebih dahulu.
Ya, sesuatu yang menganggunya selama ini.
***
Dilla berjalan ke ruangan bawah tanah tanpa ada halangan apapun, karena ia tau baik Alfa maupun Godric sudah mensterilkan koridor-koridor yang akan ia lewati.
KAMU SEDANG MEMBACA
All Of The Stars
FantasyOpen your eyes, then see, you know the way our horizons meet?