18

307 24 3
                                    

Setahun yang lalu.

Hanricko, yang bisa di kenal dengan sebutan Mr. Han, memasuki sebuah ruangan serba putih berbentuk petak yang cukup luas dengan tergesa-gesa.

Pasalnya, ia baru saja menerima kabar kalau seseorang yang ia tunggu-tunggu sudah sadarkan diri dari koma entah berapa lama.

Dengan keras gagang pintu itu di buka dari luar, terlihatlah seseorang yang tak asing di dalam ruangan tersebut yang sedang duduk menyandar sambil menatan Mr. Han dengan tatapan datar.

"Astaga, Dilla!" pekik Mr. Han dengan senang sambil menghampiri Dilla, mendengar namanya di panggil, orang itu tersenyum simpul, "You are alive." lanjutnya.

Orang itu, Dilla, mengangguk.

"Merasakan sesuatu? Sakit kepala? Mual-mual? Pengen ma--"

"I am okay." potong Dilla dengan suara serak, "Berapa lama?"

Mr. Han mengerti apa yang di tanyakan Dilla, dan ia tampak berpikir untuk mendapatkan jawaban yang benar, "Entahlah. Sebulan? Setahun? Sepuluh tahun? Entahlah."

Dilla tersenyum, "Apa yang aku lewatkan?"

"No, no." bantah Mr. Han, "Jangan memikirkan masalah tugas dulu."

Dilla menatap Mr. Han sambil tersenyum simpul, "Tentu sangat banyak."

Mendengar hal itu, Mr. Han langsung mengingat sesuatu yang berhubungan dengan Dilla, um, sebenarnya ia tak tau apakah hal ini ada hubungannya dengan Dilla atau tidak.

"Hei, Dilla--" panggil Mr. Han ingin menjelaskan sesuatu.

Tetapi belum sempat Mr. Han melanjutkan ucapannya lagi, seorang berjas putih masuk ke dalam ruangan.

"Welcome back, Dilla." sapa orang itu.

"Terima kasih, Dokter." balas Dilla dengan sopan, tentu Dilla mengenali orang berjas putih tersebut karena pria itu yang menjadi seorang Dokter di Organisasi tersebut.

"Jadi, apa hasilnya?" tanya Mr. Han pada Dokter tersebut.

"Sangat baik. Tidak ada yang perlu di khawatirkan, aku rasa karena Dilla sudah puas tertidur dalam jangka waktu yang lama. Semua energinya sudah kembali pulih, memori otaknya tidak ada yang kurang, tulangnya sembuh dengan sempurna, dan bekas jahitan di beberapa bagian mulai tertutupi dengan sangat baik." jelas Dokter itu, "Karena itu, Dilla di nyatakan telah melewati masa-masa kritisnya dengan sangat sempurna."

Mr. Han menghela nafasnya lega.

"Dan, untuk hal yang lain, sebaiknya tanyakan pada Han. Aku tidak berhak memberitahu apa-apa selain mengenai kondisimu, Dilla." lanjutnya, "Kalau gitu, permisi."

Sepeninggalan dokter tersebut, Dilla menatap Mr. Han meminta penjelasan. Ia merasa tak ada yang perlu di sembunyikan lagi.

"Begini--" Mr. Han menarik nafasnya lalu di hembuskannya secara perlahan, "Setelah meledaknya gedung yang di tempati Xavier, kita belum tau keberadaan kamu dimana. Hingga kami mengetahui keberadaan kamu setelah dua minggu kamu menghilang dengan kondisi yang mengenaskan, jadi kami membawa kamu ke sini untuk di rawat tanpa sepengetahuan tim. Godric, Demon, Alfa tau bahwa kamu benar-benar hilang tanpa jejak bahkan sampai kamu sadar sekarang, mereka tidak tau bagaimana kondisi kamu tepatnya. Yang mereka tau adalah, kamu sudah tidak ada di sini."

Dilla yang mendengar cerita Mr. Han hanya mengangguk mengerti.

"Dan ada hal lain yang perlu kamu tau, dua minggu kamu menghilang, kubu es yang menjadi tempat terahasia organisasi membuat para petinggi organisasi kaget, termasuk aku." Mr. Han menghentikan ceritanya lalu meraba saku jasnya. Lalu mengeluarkan sebuah foto berukuran tidak terlalu kecil. Lalu memberikannya kepada Dilla.

All Of The StarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang