15

242 16 0
                                    

Setelah kejadian kemarin pagi, Dilla belum ada berjumpa dengan Marvin. Dan malah Alfa yang lebih sering datang menemuinya. Seperti sekarang ini, keduanya sedang duduk di bangku taman.

Alfa memperhatikan wajah Dilla yang berada di sampingnya. Ia lalu tersenyum, perhatiannya jatuh pada leher Dilla, ia mendekatkan wajahnya ke arah leher Dilla. Dan otomatis Dilla langsung menjauh.

Alfa kaget dengan perlakuan Dilla, "Leher lo kenapa?" tanya Alfa agar Dilla tidak berpikir yang macam-macam.

"Oh ini," ucap Dilla sambil memegang seperti bekas luka yang ada di lehernya sebelah kanan, "leher gue kena sayat, sekitar dua puluh ta--"

Alfa membelalakan matanya menatap Dilla, begitu juga Dilla yang baru menyadari apa yang ia katakan.

"Ingatan lo udah balik?"

***

Dari kejauhan, orang itu melihat pemandangan di depannya, seorang cowok bersiap meninggalkan seorang cewek, namun langkahnya terhenti saat sang cewek membuka suaranya, seperti menjelaskan sesuatu.

Terlihat si cowok mulai memaafkan si cewek dan beberapa saat kemudian si cowok menghapus airmata si cewek dan memeluk cewek itu sambil berkata sesuatu.

Lalu orang itu membalikan badannya dan berjalan menjauhi tempatnya tadi. Hingga ia sudah benar-benar jauh, dan tak mau berbalik badan lagi hanya untuk melihat kejadian selanjutnya.

Yang jelas, ia sudah tau, bahwa si cowok sudah jatuh pada si cewek.

***

Alfa mengantar Dilla sampai di depan rumah Dilla. Lalu ia berniat masuk ke dalam mobilnya, dan langsung mendapati Marvin yang sedang menatapnya dengan tatapan datar.

Karena malas berdebat, Alfa tak mempedulikan tatapan Marvin dan langsung masuk ke dalam mobilnya. Lalu meninggalkan Marvin dan juga Dilla yang pun ikut kebingungan dengan kedatangan Marvin.

"Lo abis dari mana?" tanya Marvin pada Dilla.

"Taman." jawab Dilla.

"Berdua Alfa?" tanya Marvin mengikuti langkah Dilla.

Dilla mengangguk.

"Kenapa bisa?" tanya Marvin lagi.

"Apa ada alasan Alfa gak bisa nemuin gue?" Dilla kembali bertanya.

"Lo gak tau, Dil. Alfa itu--"

"Sayang sama gue?" potong Dilla cepat, "Gue tau."

Wajah Marvin terlihat kecemburuan yang amat sangat, "Kalau lo udah tau seharusnya lo gak nemuin dia."

"Apa alasannya?" tanya Dilla.

Marvin memejamkan matanya sejenak, lalu di tatapnya Dilla sampai membuat Dilla salah tingkah akibat tatapan Marvin, "Gue gak bisa ngelihat lo dekat sama cowok lain. Apalagi cowok itu sayang sama lo."

Dilla menghela nafasnya, "Marvin--"

Tatapan dalam Marvin membuat Dilla mengurungkan niatnya untuk membantah.

"Lo masih bisa nemuin Alfa sementara lo udah tau kalau dia sayang sama lo dan lo juga tau kalau lo pacar gue."

Dilla tak tau harus membalas apalagi. Ia sungguh tidak tau, ia hanya bisa berharap bahwa andai Marvin tau yang sebenarnya.

"Gue bisa mati kepanasan, Dill."

Ucapan dramatis dari Marvin membuat Dilla menahan tawanya. Dan melihat itu, Marvin langsubg menjitak kepala Dilla.

"Kenapa lo nahan tawa?" tanya Marvin.

Akhirnya Dilla melepaskan tawanya, "Lo terlalu dramatis."

All Of The StarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang