Setelah malam itu, Marvin selalu mengikuti kehidupan Dilla yang sekarang lebih di kenal sebagai Alexa, fakta bahwa Dilla masih hidup hanya di ketahui oleh Marvin dan Farshal.
Pada pagi jari ini, Marvin berjalan santai setelah capek berlari mengitari taman. Langkahnya terhenti saat melihat sosok perawakan Dilla yang sedang fokus berlari.
Dilla tak mengetahui keberadaan Marvin yang sedang menatapnya hingga ia melewati Marvin begitu saja.
Tak tinggal diam, Marvin segera ikut berlari dan dengan cepat ia bisa menyamakan posisinya dengan Dilla.
"Sendiri?" tanya Marvin membuat Dilla menghentikan langkahnya.
Dilla membuka headset yang di pakainya, dan menatap Marvin dengan datar, "Lo ngestalk gue?"
Terdengar dari nada bicara Dilla bahwa ia kesal mendapati Marvin kini berada di hadapannya.
"Gak." jawab Marvin santai, "Sebenarnya iya--um tapi hari ini gak--maksud gue belum."
Cewek yang ada di hadapan Marvin hanya menggeleng-gelengkan kepalanya tanda tak percaya. Lalu ia memasang kembali headset yang tadi sempat di lepaskannya. Lalu kembali berlari kecil meninggalkan Marvin.
Marvin menatap kepergian Dilla dengan kesal, namun ia segera ikut berlari, kini posisi mereka saling menatap wajah, Marvin berlari menghadap ke belakang sementara Dilla seperti posisi normal orang berlari.
"Lo cantik kalau berkeringat gini, jarangkan cewek yang pagi-pagi gini udah menyibukan diri dengan olahraga. Tapi lo beda, dan itu yang gue suka." cerocos Marvin.
Dilla hanya menatapnya dengan datar, lalu melepaskan sebelah headsetnya, "Lo ngomong apa?"
Marvin berhenti membuat Dilla juga menghentikan larinya, dari tatapan Marvin, bisa di artikan bahwa Marvin tak percaya dengan situasi yang ia alami.
Di hirupnya nafasnya dalam-dalam, lalu di hembuskannya secara perlahan, "Gue bilang, lo ca--lupakan."
Cewek itu mengangguk, "Ada yang mau gue tanyain sama lo."
Marvin menatap Dilla yang sedang menatapnya dengan serius.
"Tentang Dilla." lanjut cewek itu.
***
Marvin memberikan mineral yang baru saja di belinya, kini keduanya sedang duduk di bangku taman.
"Makasih." ucap Dilla.
Marvin menggumam, "Jadi apa yang mau lo tanyain?"
"Pertama. Gue gak biasa dengan tatapan lo yang natap gue seolah-olah gue ini Dilla." protesnya.
"Ntar lo terbiasa. Lo juga gitu, Dulu." Marvin membalas.
"Maksud gue, jangan perlakukan gue seperti Dilla yang lo kenal. Gue bukan dia, gue Alexa."
"Alexa? Lo yakin lo adalah Alexa?" tanya Marvin.
Tak ada jawaban.
"See? Lo sendiri gak yakin kan? Lo hilang ingatan, Dill."
Cewek yang tetap kukuh ingin di panggil Alexa hanya bisa menghela nafasnya.
"Ntah kenapa gue yakin kalau gue bukan Dilla."
Marvin tertawa renyah, "Jadi lo siapa? Reinkarnasi-nya si Dilla?"
"Lo percaya?" tanya cewek itu soal reinkarnasi.
"Kenapa nggak?" balas Marvin, "Jadi apa yang mau lo tanyain?"
Sebut saja dia Dilla, Dilla menghela nafasnya perlahan, "Gini, seandainya gue beneran Dilla. Apa yang bakal lo lakuin?"
KAMU SEDANG MEMBACA
All Of The Stars
FantasyOpen your eyes, then see, you know the way our horizons meet?