Alfa turun dari Helikopter yang membawanya kembali ke Jakarta. Di benarkannya posisi tas punggungnya itu, lalu berjalan dengan tegap menuju tempat tujuan.
"Alfa. Laporkan keadaan."
"Selamat dan sehat." balas Alfa membuat rekannya yang di seberang tertawa merdu.
Alfa sedikit deg-degan karena kembalinya ia ke Indonesia setelah sekian lama. Walaupun Jakarta luas, namun kemungkinan untuk bertemu teman-teman lamanya pasti ada. Walau 1:10.000.
"A belum bisa di hubungi. Jadi dia belum tau kita ada di Indonesia."
"I got it." respon Alfa.
Dilla ya? Pikirnya sambil mengingat rekan ceweknya itu.
"P. Bisakah kau menghubungi nomor hp Dilla? " suara Mr. Han terdengar serius dari seberang sana.
"Aku?" tanya Alfa, "Mengapa tidak menghubungi Beloride-nya saja?"
"Sudah. Tapi tidak ada jawaban."
"Baik. Akan ku telepon Dilla." ujar Alfa.
Ia segera mengambil ponselnya, lalu mendial nomor hp Dilla.
Aktif.
"Hallo?"
***
Dokter keluar dari ruangan kamar rawat inap milik Dilla, dan langsung di kerubungi oleh keluarga dan kerabat pasien.
"Detak jantung Zadilla tidak stabil, kadang normal dan kadang tidak terdeteksi oleh alat. Namun untungnya setelah di kejutkan oleh alat pengejut jantung, jantungnya kembali normal. Jika, hal seperti ini terjadi lagi, kami mohon jangan langsung panik. Panggilah suster terdekat, dan jika merasa membuang-buang waktu, tolong lakukan pertolongan pertama dengan menekan dadanya." jelas Dokter itu tanpa di tanya.
Mendengar pernjelasan dari Dokter membuat Marvin bernafas dengan lega.
Lalu Dokter tersebut pamit karena masih ada pekerjaan yang harus ia selesaikan.
Marvin kembali duduk ke kursinya, membiarkan kedua orang tua Dilla yang masuk terlebih dahulu.
Saat baru saja duduk, ia merasakan getar pada saku celana bagian kirinya. Ia mengambil ponsel yang bergetar tersebut.
Ini punya Dilla. Pikirnya begitu lalu menatap monitor, dan raut wajahnya langsung berubah saat membaca sebuah nama yang tak asing baginya.
Alfa P.
Dengan helaan nafas berat, Marvin memberanikan diri untuk menjawab panggilan dari Alfa.
"Halo?"
***
Kok suara cowok? Batin Alfa berpikir.
"Suara lo kok berubah, Dil?" tanya Alfa heran sambil melanjutkan perjalanannya.
Tak ada jawaban dari Dilla di seberang sana.
"Oh mungkin lo abis nelan bass makanya suara lo jadi berat gitu. Gue cuman mau bilang kalau gue ada di Indonesia, kalau urusan lo udah selesai, hubungi gue atau yang lain. Lo gak bisa cuti dari tugas ini, Babe. Ok. See you soon!"
"Lo Alfaro Praditya?" sebuah suara berat lagi yang Alfa dengar saat hendak memutuskan sambungan.
Alis Alfa menyatu, tanda ia bingung, "Lo siapa? Mana Dilla?"
"Gue Marvin, Dilla lagi ada urusan."
Mata Alfa terbelalak mendengar nama Marvin. Belum setengah jam ia di Indonesia sudah ada yang datang dari masalalunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
All Of The Stars
FantasyOpen your eyes, then see, you know the way our horizons meet?