Sore itu Dilla menghabiskan waktunya bersama teman-temannya dengan berenang.
Ketiga sahabatnya menjelaskan bahwa skill Dilla dalam renang tak usah di ragukan lagi. Dan sepertinya memang kemampuan Dilla memang tak berkurang sedikit pun walau ia hilang ingatan.
"Dill." panggil Bella, "Gak udahan?"
Dilla yang lagi menyelam tak menjawab pertanyaan Bella, saat ia hendak menegakkan kepalanya, ia merasakan seperti ada yang menahannya supaya tidak muncul ke permukaan, kakinya tak bisa di gerakan. Keram.
Dan akhirnya ia megap-megap seperti ikan yang di letakan ke daratan.
Ketiga sahabatnya panik dan meneriaki nama Dilla.
Karena hal tersebut tidak membantu, Celliqa yang sudah mengeringkan tubuhnya pun akhirnya menyeburkan diri lagi ke dalam kolam untuk menyelamatkan Dilla.
***
Yaya, Celliqa dan Bella menatap Dilla yang sedang memegang gelas yang berisi teh hangat.
"Lo kenapa tadi?" tanya Yaya yang sudah beberapa kali menanyakan pertanyaan yang sama. Namun Dilla belum ingin membuka suaranya.
"Dill. Lo kenapa?" desak Bella tak sabaran.
Celliqa menatap Dilla dengan tatapan tak sabaran juga, "Dilla. Lo baik-baik aja kan?"
Dilla menatap ketiga sahabatnya secara bergantian, lalu mengangguk sambil tersenyum.
"Gue tadi--kayaknya keram." ia menjawab pertanyaan Yaya.
Ketiga sahabatnya menghela nafas lega.
"Gue penasaran apa yang lo lakuin selama setahun yang lalu." ucap Yaya tiba-tiba, "Maksud gue, gimana kehidupan lo."
"Gak gimana-gimana. Gue cuma ngerasa ada sesuatu yang kurang. Lo tau kan? Gimana rasanya lo pengen ingat masalalu tapi lo gak bisa. Rasanya gak lengkap." cerocos Dilla dengan tatapan kosong. Tapi kenapa gini jadinya?
"Gak apa. Kita bakal bantu lo." balas Celliqa sambil meyakinkan Dilla, "Walaupun lo gak bisa ngingat sampai kapanpun, lo tetap Dilla. Tenang aja."
Yaya dan Bella mengangguk setuju.
"Dan kayaknya semuanya setuju, kita bertiga suka dengan Dilla yang baru. Lo lebih sering ketawa sekarang." tambah Bella dengan tercengir.
Dilla tersenyum simpul mendengarnya.
"Sekali lagi, Dill, welcome home." sorak Yaya dengan diiringi tawaannya.
Kamu sekarang Dilla. Ingat itu.
***
Dilla berjalan di perkarangan kompleks rumahnya, sambil menghirup udara malam yang dingin. Ia berjalan memasuki taman, ada beberapa orang yang berlalu lalang, ada juga yang sedang berlari malam.
Ia berjalan sambil memandang kesekelilingnya. Rasanya ia sudah lama tidak merasakan kebebasan seperti sekarang. Rasanya menyenangkan, tetapi ada sebuah beban yang mengganggu pikirannya. Hanya saja, ia tak tau harus menceritakan kepada siapa. Tak ada orang yang ia percaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
All Of The Stars
FantasyOpen your eyes, then see, you know the way our horizons meet?