Istana Kerajaan Galuh.
“Gusti Prabu, manusia duyung memasuki wilayah keraton. Saat ini kami menahan mereka, tetapi kekuatan kami tak sebanding. Kami mohon arahan oleh Gusti Prabu.”
Seorang letnan jenderal prajurit membawa laporan, raut wajah Sang Raja menjadi rumit setelah mendengar itu.
“… Sudah kuduga, dukun itu adalah salah satu dari mereka!”
Dengan demikian terkonfirmasi bahwa Sang Raja sadar mendiang permaisuri pertamanya adalah bangsa nommo, tetapi belum mengetahui pasti mengapa bangsa nommo naik ke permukaan dan mendatangi Kerajaan Galuh dengan tak ramah.
Beberapa kemungkinan yang ia ketahui adalah—
“Apa mereka datang untuk Medang Kamulan? Atau karena Kandita?!”
✵
Di dalam mandir.
“Ini … sudah pasti perbuatan Sasandoro.”
Vardhi menemukan jasad seorang pemangku yang menjaga mandir tersebut, tergeletak tak bernyawa dengan mengunjukkan gigi mengatup.
Kandita di belakang Vardhi tak sanggup memandangi jasad pemangku itu, tetapi ia merasa terpanggil, mendengar suara yang berasal dari jasad pemangku itu, tetapi itu bukan suara laki-laki, melainkan suara perempuan yang familiar.
Vardhi memeriksa sebuah altar yang memiliki susunan kerucut, hanya ada sebuah kendi kecil yang sudah tua dan berlumut, dan beberapa cangkir. Vardhi mengendus kendi itu, mencoba mengetahui kendi itu pernah terisi apa.
“… Ugh! Aromanya menusuk hidungku!”
Kandita juga penasaran dengan kendi itu, mengendusnya dan merasa kenal dengan aroma itu.
“… Tuak, mungkin terbuat dari milet.”
“Ah, ya, tuak, aku pernah mendengar itu. Aku heran mengapa manusia meminum minuman tak segar seperti ini.”
Kandita memerhatikan bentuk altar yang tak dikenalnya, dan tidak tau mengapa ada kendi tuak milet yang sudah tua tersedia di situ.
“… Ini bukan mandir Hindu …?”
“Yah, tentu saja, ini mandir bangsa nommo. Tuak ini pasti tradisi buatan manusia, seingatku untuk memperingati legenda Lewe, leluhur dari para penyembah Nommo yang bereinkarnasi sebagai lelembut ular, ia juga disebut sebagai Dewa Bumi. Ada yang bilang Linglung sebenarnya adalah reinkarnasi Lewe, tetapi benih kelahirannya berasal dari dosa Aji Saka membuat reinkarnasinya tak sempurna dan menjadi kutukan.”
Kandita tidak pernah mendengar tradisi seperti itu, sekali lagi penasaran dengan asal-usul bangsa nommo, dan siapa para penyembah Nommo ini.
Mengesampingkan rasa penasarannya, Kandita memerhatikan cawan-cawan itu yang basah, yang berarti Sasandoro dan prajuritnya mungkin telah meminum tuak itu, entah untuk apa.
“Kandita.”
Kandita tiba-tiba mendengar suara batin itu dengan jelas, itu adalah suara dari ibunya, dan entah mengapa sumber suaranya berasal dari jasad sang pemangku yang telah tewas.
“… Amih?”
“Potongan jasmaniku berada dalam mulut sang pemangku, dia mencoba menyembunyikannya dari Sasandoro dan membohongi mereka bahwa potongan jasmaniku terurai larut pada tuak milet itu.”
Kandita terkejut mendengar itu, mengesampingkan tindakan sang pemangku, yang membuatnya terkejut adalah potongan jasmani Nommo primordial di dalam mulutnya memanggilnya dengan suara ibunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nyai Rara Kidul
Historical Fictionᮑᮤ ᮛᮛ ᮊᮤᮓᮥᮜ᮪ Penulis: JoeTIC Ilustrator: JoeTIC ⚠️English available⚠️ Kandita, seorang gadis dengan kulit cerah mempesona, putri tunggal dari Raja Munding Wangi, pemimpin Kerajaan Galuh. Walaupun kecantikannya melimpah, Kandita tidak mewarisi takhta...