Takemichi terbangun dalam situasi dimana ia kembali terlempar ke masa lalu. Butuh beberapa saat untuk Takemichi mencerna situasi yang terjadi.
Mikey yang berubah menjadi pemimpin organisasi kriminal, lalu sosok Asaki (Name), satu satunya mantan kekasih Mikey.
"Ahhh, sepertinya kami bertiga tewas ya?" Takemichi memijit pelipisnya. Ia sedang menahan hasrat untuk menangis saat ini.
Ia teringat senyuman terakhir yang (Name) berikan. Dan keputusaaaan Mikey.
Takemichi gagal menahan tangisnya, "Sial, mereka berhak bahagia."
Takemichi bangkit dari ranjangnya. Ia menatap ke arah luar jendela, matahari terbit menjadi pemandangannya.
"Dimana kamu, (Name)-san? Ayo kita bekerja sama kali ini dan kita kejar keinginanmu untuk bahagia dengan Mikey-kun." Lirih Takemichi.
......."Mikey!" Koko, pria bersurai hitam itu berusaha menyusul langkah pria bersurai pirang yang berjalan beberapa meter di depannya.
Mendengar namanya disebut, mau tidak mau Mikey menghentikan langkahnya. Ia menoleh dengan malas ke arah Koko.
"Apa?" Tanyanya dengan nada datar.
"Aku menerima laporan bahwa salah satu anggota kita menghilang. Tidak ada dimanapun." Lapor Koko.
"Lalu?" Tanya Mikey dengan wajah tidak peduli.
"Bukannya ini janggal? Bagaimana kalau ini ulah Rokuhara Tandai? Atau Brahman?" Tanya Koko.
"Tinggal minta Sanzu mengurusnya." Jawab Mikey cuek. Ia memilih untuk pergi, enggan mendengar apapun yang akan Koko ucapkan lagi.
Mikey terlalu malas, bahkan ia tidak peduli dengan apa yang terjadi kepada anggotanya. Kalau merepotkan, tinggal dibuang.
Untuk apa repot repot?
Mikey masuk ke dalam ruangannya dan mengunci pintu ruangannya. Ia berjalan menuju mejanya, memperhatikan benda mungil yang tergeletak di atas meja.
Sebuah cincin.
Mikey mengambilnya dan memperhatikannya. Setelahnya ia berjalan menuju jendela ruangannya, bersiap untuk membuang cincin itu.
Namun ia tidak kunjung melakukannya.
Pada akhirnya Mikey memilih memasangnya pada jari manisnya. Ia meremas surainya dongkol.
"Dua tahun. Dua tahun dan aku tidak bisa membuang cincin keparat ini." Geramnya.
"Mengapa aku begini!? Harusnya aku bisa membenci dia. Gadis itu hanya keparat yang gemar mempermainkan perasaan orang lain."
Mikey mengusap kasar wajahnya. "Brengsek, (Name). Enyahlah dari kepalaku. Supaya saat kita bertemu lagi nanti, aku bisa membunuhmu dengan perasaan senang."
Mikey menatap cincin yang kini malah melingkar sempurna pada jari manisnya. Cincin yang (Name) berikan sebelum gadis itu pergi meninggalkannya tanpa sepatah kata.
Tidak ada penjelasan, tidak ada kata perpisahan, tidak ada permintaan maaf.
"Mengapa kamu pergi? Apa aku tidak cukup?" Lirih Mikey.
Jika ada seseorang yang mampu mengabulkan keinginannya, Mikey akan meminta untuk tidak dipertemukan dengan (Name).
Tanpa (Name) pun, hidupnya sudah kacau. Lalu (Name) datang, Mikey pikir kedatangannya untuk membantunya lepas dari kegelapan yang seperti mengejarnya.
Namun ternyata (Name) datang hanya untuk menambah penderitaannya.
"Kalau ada kamu, aku bisa menghadapi semua hal di dunia ini. Itu karena aku tau Mikey hanya milikku seorang. Kalau bersama, tidak ada masalah yang tidak bisa aku hadapi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hell 2 (Mikey x Reader)
FanfictionHei, apa manusia berdosa seperti kita berhak mendapatkan kesempatan kedua? -