Enam Belas

894 130 4
                                    

(Name) berdiri di balkon ruangan Rai. Tatapannya tertuju menatap pemandangan gedung gedung tinggi dengan lampu lampu yang menyala.

Rai menjadi sangat sibuk belakangan ini. Jadi terkadang (Name) datang hanya untuk menemani pria itu.

"Aniki." Panggil (Name).

"Hmm?" Tanggap Rai.

"Malam itu. Mengapa Mikey bisacads di rumah?" Tanya (Name).

"Kamu masih memikirkan dia? Kupikir kalian sedang bermusuhan atau semacamnya." Jawab Rai cuek.

"Jawab saja." Geram (Name).

Rai menghela nafas, "Dia mencarimu. Dia bilang dia ingin bicara dengan kamu."

(Name) terdiam. Malam itu, (Name) tidak langsung menuju kamarnya. Ia mencuri dengar perbincangan Rai dan Mikey.

Ia tidak bisa dengar jelas, yang pasti Rai ada menyebutkan tentang kesempatan.

Kesempatan apa maksudnya?

"Ada yang kamu bicarakan dengan dia?" Tanya (Name).

Rai menggeleng, "Tidak ada. Aku kesal karena entah mengapa sepertinya dia membuatmu marah. Jadi kusuruh dia langsung pulang."

Bohong. Rai berbohong.

"Oke." Jawab (Name).

Mengapa orang orang tidak bisa jujur padanya?
........

Mikey menendang pintu gudang tua di depannya dengan kasar. Orang orang di dalam gudang itu menoleh.

Beberapa waktu yang lalu, Mikey dengan Toman mengalahkan sebuah geng. Bukan tanpa alasan, namun geng itu seringkali mengganggu perempuan dan melakukan penindasan.

Mikey membencinya.

Dan kini kebencian Mikey sudah sampai di level tertinggi karena apa yang mereka lakukan pada (Name).

"Huh? Lihat siapa yang datang?"

Nada mengejek itu sampai ke pendengaran Mikey, membuat kekesalannya semakin meningkat.

"Dimana pemimpin kalian? Dasar pecundang tidak tau malu, sudah dikalahkan namun masih punya muka untuk berkumpul begini." Ejek Mikey.

"Benar benar orang yang sombong, huh?! Bagaimana kalau kami tidak mau memberitahu dimana boss kami?"

Mikey diam saat beberapa dari mereka mulai mengeluarkan senjata seperti linggis, baton, ataupun balok.

Kekehan mengejek terdengar. "Ada apa, Mikey-chan? Kesal dengan kekasihmu yang dibuat babak belur?"

Mikey pasti akan menghabisi para keparat ini.

Salah satu mulai menyerang dengan linggis di tangannya. Mikey mengarahkan tendangannya hingga mengenai linggis di tangan musuh. Linggis itu terpental.

"Aku pastikan kalian semua akan menyesal." Geram Mikey.

Butuh beberapa menit hingga Mikey menumbangkan semuanya seorang diri. Ia tidak sempat menghitung jumlah semuanya.

Tentu Mikey tidak membunuhnya. Di lini waktu sebelumnya, semua bencana semakin parah karena Mikey membunuh seseorang.

Lagipula Mikey tidak mau menghancurkan hidupnya lagi dan membuat (Name) kecewa.

Mikey berjongkok dan menjambak kasar salah satu lawannya.

"Dengar ya, keparat. Sampaikan pada bosmu, jika dia coba macam macam lagi dengan (Name)-ku, aku mungkin akan mematahkan lehernya."

Mikey berdiri dan menendang kepala pria itu hingga lawannya mengerang kesakitan.

"Dasar kalian semua sampah masyarakat." Umpat Mikey sebelum beranjak begitu saja.
......

Hell 2 (Mikey x Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang