(Name) bersandar pada kap mobil milik Rai sembari memperhatikan keramaian yang terjadi beberapa meter di depannya.
Rai terkekeh. "Orang orang bodoh itu membuat kemacetan. "
Tatapan (Name) terfokus ke arah dua orang, Terano South dan Kawaragi Senju. Ia sedang mengamati pergerakan kedua orang itu. Ia menyalakan sebatang rokok dan menghisapnya dengan tenang.
"Mereka merebutkan satu orang." Gumam (Name). "Hanagaki Takemichi? Pria kurus itu?"
(Name) menghembuskan asap rokoknya. "Terlihat lemah."
(Name) melihat dengan seksama bagaimana sosok Terano South seakan akan menghajar semua orang yang menentangnya.
"Otak otot." Komentar Rai.
"Justru itu. Berandalan itu tidak butuh pintar, otak otot dungu seperti itu yang dibutuhkan." Balas (Name).
"Pemimpin Brahman itu, kurasa aku bisa mengalahkannya." Gumam (Name).
"Tentu saja, kamu orang yang bisa menghajar puluhan orang hanya dalam lima menit." Cibir Rai.
Ya, tentu saja. Setelah menerima pelatihan fisik dan bela diri dari Daichi-ayah mereka-yang rasanya seperti di neraka, mustahil jika (Name) tidak bisa merubuhkan puluhan orang dewasa dalam beberapa menit.
Ia terlatih dalam melakukan kekerasan.
"Tidak ada Mikey." Gumam (Name).
(Name) mendongak saat melihat rintik rintik hujan mulai turun. Rai melepas jaket kulitnya dan menyampirkan ke arah (Name).
"Kamu bisa kedinginan jika hanya memakai tank top begitu." Ucap Rai. Ia membuka payung untuk melindungi dirinya dan (Name) dari rintik rintik hujan yang perlahan semakin deras.
"Terima kasih, aniki." (Name) tersenyum manis.
"Hei, haruskah kita membangkitkan Dark Angel juga?" Tanya Rai.
"Untuk apa?" Balas (Name). "Bagiku, semakin banyak jumlahnya, semakin menunjukkan seberapa lemahnya mereka."
Rai terkekeh, "Yah, kita berdua juga cukup."
(Name) mengangguk membuat Rai mengusap puncak kepala adiknya itu.
"Aku disini hanya untuk mengalahkan pemimpin geng Kantou Manji, Sano Manjiro!" Teriakan lantang itu membuat (Name) mematung di tempatnya. Ia menatap nyalang pria bersurai pirang dengan iris biru tua itu.
Apa (Name) tidak salah dengar? Pria kurus itu?
"Kupingku tidak salah dengar kan?" Gumam Rai sama terkejutnya. (Name) menggeleng.
Rai tertawa terbahak bahak, kepala pria itu bahkan sampai menengadah ke atas. "Lucu sekali! Benar benar membuatku terhibur."
Sirine polisi terdengar dari kejauhan membuat kerumunan itu bubar.
"Yah, sudah selesai." Gumam Rai. "Kita pulang?"
"Ya." (Name) mengangguk.
Namun gerakannya terhenti saat irisnya tanpa sengaja bertabrakan dengan iris biru tua itu. Namun hanya seperkian detik karena setelahnya Rai menuntunnya untuk masuk ke dalam mobil.
Takemichi di sisi lain mematung. Ia tidak mungkin salah! Sosoknya memang terlihat lebih muda, namun ia yakin itu (Name).
"(Name)-san." Lirih Takemichi. Kakinya bergerak sendiri hendak mengejar mobil yang (Name) tumpangi. Namun Draken menahannya.
"Apa yang kamu lakukan? Ayo!" Draken menarik tangan Takemichi untuk pergi.
(Name) sendiri duduk bersandar sembari menatap pemandangan jalanan dari jendela mobilnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hell 2 (Mikey x Reader)
FanfictionHei, apa manusia berdosa seperti kita berhak mendapatkan kesempatan kedua? -