Malam ini Mikey mengajak (Name) untuk datang ke festival. Mereka tidak berdua, ada Emma bersama Draken, Hina dengan Takemuchi, serta Senju dengan beberapa anak Toman lainnya.
Suasananya meriah. Ada berbagai kios yang menyediakan aneka makanan dan juga permainan.
(Name) menatap ke sekitarnya dengan wajah berbinar. Ia sangat antusias saat malam ini Mikey mengajaknya kemari.
Mikey menggenggam tangan (Name) membuat (Name) terkejut dan menoleh. Mikey tersenyum manis.
"Aku tidak mau kamu hilang. Di sini ramai." Ucap Mikey.
(Name) tersenyum manis dan mengangguk, ia mengeratkan genggaman tangan mereka.
"Ada tempat yang mau kamu kunjungi?" Tanya Mikey.
"Aku belum tau." Jawab (Name). Terlalu banyak hal yang menarik matanya.
"Kalau begitu ayo kita keliling dulu." Ajak Mikey.
Keduanya memisahkan diri dari rombongan dan menyusuri kios kios yang ada di sana. Mikey sendiri hanya menurut kemana (Name) mau pergi.
"Mikey! Lihat, ada kios yang menjual taiyaki! Ayo!" (Name) menarik tangan Mikey dengan penuh antusias.
Keduanya membeli taiyaki. Mikey sendiri meniup taiyaki yang masih mengepulkan asap sebelum menyuapkan potongan kecilnya ke arah (Name).
"Enak?" Tanya Mikey.
(Name) mengangguk. "Sekarang gantian." (Name) menyuapkan sesuap ke arah Mikey dan Mikey terima dengan senang hati.
"Mikey." Panggil (Name). "Aku bingung tentang satu hal."
"Apa itu?" Tanya Mikey.
"Jadi, mengingat apa yang terjadi, berapa usiamu sebenarnya?" Tanya (Name).
Mikey terdiam sejenak, "Saat awal aku terlempar ke masa lalu, kurasa aku tujuh belas tahun." Jawab Mikey membuat (Name) mengangguk paham.
"Terima kasih sudah mengajakku bicra hari itu." (Name) tersenyum manis membuat hati Mikey menghangat.
(Name) selalu memberi senyum paling tulusnya kepada Mikey. Dulu, bahkan saat tau Mikey membunuh seseorang dan harus celaka demi Mikey, di akhir nafasnya juga (Name) masih memberikan senyum termanis dan paling tulusnya.
Kini disaat tau kenyataannya juga, senyum itu masih sama.
Sebenarnya mengapa ia diberikan sosok sebaik (Name)?
"Mikey!? Kamu menangis?!" Ucap (Name) panik. "Apa aku mengatakan sesuatu yang salah!? Ada apa??"
"Tidak." Mikey menggeleng sembari mengusap kasar airmatanya. "Aku hanya senang melihat kamu bisa menjadi remaja normal yang bisa bersenang senang dengan bebas."
"Aku senang tidak ada yang melukai kamu sekarang."
(Name) berusaha menutupi wajahnya yang sudah bersemu merah. Namun setelahnya (Name) tersenyum lepas.
"(Name), jadi kekasihku ya?" Bisik Mikey.
Sekarang sudah tidak ada keraguan lagi di hati Mikey. Ia tidak perlu mempertanyakan kualitas dirinya lagi, ia hanya perlu fokus melindungi dan menjamin kebahagiaan (Name).
Mikey tidak peduli, ia ingin menjadi satu satunya untuk (Name). Sebut saja dia serakah, namun bila harus melawan takdir untuk mempertahankan (Name), akan Mikey lakukan.
"Tidak mungkin aku menolak kan?" (Name) tersenyum manis. "Tolong jangan lepaskan aku ya?"
"Iya, aku janji!" (Name) mengulurkan kelingkingnya dan (Name) balas dengan menautkan kelingkingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hell 2 (Mikey x Reader)
FanfictionHei, apa manusia berdosa seperti kita berhak mendapatkan kesempatan kedua? -