Untuk sesaat keheningan yang terasa menusuk terjadi. Mikey menunduk dalam.
"Kalau kamu mengatakan ini padaku yang dulu, mungkin aku akan langsung menyerah." Gumam Mikey.
Mikey mendongak menatap Rai, ia tersenyum. "Tapi aku yang sekarang tidak akan melakukannya. Maaf, Rai-nii. Aku paham mungkin aku payah dan kamu tidak mungkin sudi adikmu bersamaku."
"Tapi tolong berikan aku satu kesempatan!" Mohon Mikey. "Aku akan memberikan semua yang aku punya, aku rela melakukan apa saja."
"Tapi tolong jangan membuat aku harus berpisah dengan (Name)."
Rai diam, ekspresinya menunjukkan pria itu tengah berfikir keras saat ini.
"Aku tetap pada pendirianku." Ucap Rai membuat Mikey menunduk sedih. "Setidaknya untuk saat ini. Aku beri kesempatan kamu membuktikan ucapanmu."
Mikey tersenyum cerah, "Pasti akan aku lakukan! Terima kasih banyak, Rai-nii!"
.......Sebenarnya ada satu fakta yang tidak Rai dan yang lainnya ketahui. Sampai detik ini Mikey tidak punya keberanian untuk meminta (Name) menjadi kekasihnya.
Mereka selalu bersama kemana mana, Mikey selalu memastikan keamanan (Name). Setiap orang di sekitar mereka bertanya tentang status, (Name) hanya akan tersenyum manis dan tidak memberi jawaban pasti.
Sejak itu semua orang menarik kesimpulan sendiri bahwa keduanya sudah berpacaran.
Bertahun tahun yang lalu memang Mikey meminta (Name) berjanji untuk menikahinya dan (Name) juga setuju. Gadis itu bahkan masih memakai cincin pemberian Mikey.
Namun Mikey menyadari sesuatu.
Saat ini (Name) remaja biasa, bukan seseorang yang mendapat cap 'berbahaya' dari orang orang.
Dan yang mengantri untuk menjadi kekasih (Name) itu banyak. Mikey entah mengapa mulai mempertanyakan kualitas dirinya.
Apa dia pantas bersama (Name). Setelah semua yang ia lakukan di masa lalu?
Ia jadi bertanya tanya bagaimana (Name) akan bersikap setelah tau kenyataannya? Bahkan Rai langsung tidak sudi mengijinkan (Name) dengannya.
Mikey merasa dilema. Di satu sisi ia tidak ingin melepaskan (Name), namun di sisi lain ia merasa tidak pantas untuk (Name).
"Ah, akhirnya sampai." Suara riang itu membuat Mikey menoleh.
Irisnya membulat melihat (Name) yang tersenyum manis sembari mengusap peluhnya.
"(Name)? Mengapa bisa ada di sini?" Tanya Mikey.
(Name) menyengir, "Sekolahku pulang cepat. Emma ingin menemui Draken, kupikir tidak ada salahnya juga aku mengunjungimu kan?"
"A-ah, iya." Mikey mengusap tengkuknya gugup.
"Draken bilang belakangan ini kamu banyak melamun. Ada yang mengganggumu?" Tanya (Name).
Buru buru Mikey menggeleng, "Tidak, Kenchin sok tau."
"Manjiro tidak berbohong?" Tanya (Name).
Sial! Mikey lemah jika (Name) sudah memanggilnya dengan nama itu.
"Tentu, Manjiro tidak akan bohong kepada (Name)." Mikey tersenyum lebar, berusaha meyakinkan (Name).
"Oh iya, (Name). Nanti malam ada pertemuan Toman, kamu mau ikut? Aku bisa menjemputmu." Mikey mengalihkan pembicaraan.
"Boleh!?" Tanya (Name) antusias dengan wajah berbinar.
"Tentu saja boleh." Mikey mengusap sayang puncak kepala (Name) membuat (Name) tersenyum manis.
.......
KAMU SEDANG MEMBACA
Hell 2 (Mikey x Reader)
FanficHei, apa manusia berdosa seperti kita berhak mendapatkan kesempatan kedua? -