Delapan

915 158 9
                                    

Untuk hatimu ku akan bertahan, sebentuk hati yang kunantikan. Hanya kau dan aku yang tau, arti cinta yang telah kita punya.
-(Untukmu Aku Bertahan)-

(Name) menatap bangunan di depannya. Dengan langkah pasti (Name) memasuki bangunan sekolah menengah pertama itu.

Rasanya nostalgia sekali. Tempat yang membawanya mengenal Emma dan juga mengenal sosok Mikey. Rasanya masa masa itu adalah masa terindah dalam hidup (Name).

"Tempat ini tidak banyak berubah." Gumam (Name) sembari tersenyum sendu.

(Name) berjalan menuju kelasnya dulu. Ia bahkan duduk sebangku dengan Emma.

Mengingat ini sudah pukul delapan malam, tempat ini sudah sepi. Hanya beberapa lampu yang menyala. (Name) bersandar pada dinding sembari menatap ke dalam kelas.

"(Name)!" Suara bernada antusias itu diikuti kemunculan dua orang pria. Salah satunya menatap (Name) dengan binar antusias di irisnya dan senyum lebar.

(Name) menoleh, "Mikey!"

Mikey menyeret Draken untuk memasuki kelas.

"Ini jam makan siang. Ayo pergi ke kantin bersama!" Ajak Mikey penuh semangat.

"Boleh." (Name) tersenyum manis.

"Lagi lagi kamu mau merebut (Name)-ku yang manis." Ketus Emma.

"Berisik, kamu punya banyak waktu dengan (Name) di dalam kelas! Waktu istirahat (Name) itu milikku!" Cibir Mikey.

"Sana pergi dengan Kenchin!" Usir Mikey.

Setelahnya Mikey menarik (Name) begitu saja untuk meninggalkan kelas. (Name) hanya menurut sembari terkikik geli melihat tingkah Mikey.

"Coba katakan (Name). Kamu lebih suka menghabiskan waktu denganku dibanding dengan Emma kan?" Ucap Mikey.

"Aku suka menghabiskan waktu dengan kalian berdua, sama rata." Jawab (Name) sembari merangkul lengan Mikey.

Mikey mencebikkan bibirnya, "Tapi kan aku kekasihmu." Rajuk Mikey.

"Dan Emma sahabatku." (Name) menjawil hidung Mikey jahil.

Mereka tiba di kantin dan membeli makan siang untuk masing masing. Setelahnya (Name) menghabiskan porsi makan siangnya sembari mendengarkan cerita Mikey.

"Oh! Oh! Malam ini juga ada pertemuan Toman. Kamu mau ikut? Emma pasti ikut untuk menemani Kenchin." Cerita Mikey.

"Hmm? Biar aku pikirkan." (Name) berlagak ia berfikir keras.

Sebenarnya untuk seminggu ke depan Daichi tidak ada di rumah sehingga baik (Name) maupun Rai bisa bebas melakukan apapun yang mereka inginkan.

"Hmm?? Bagaimana ya?" (Name) berusaha menahan tawanya melihat wajah tegang Mikey.

"Hmm, sepertinya tidak bisa." Ucap (Name) membuat Mikey menunduk lemas. (Name) menyemburkan tawanya.

"Bohong. Jemput aku di tempat biasanya ya." (Name) menyengir.

"Berhenti menjahiliku, (Name)!" Rajuk Mikey membuat (Name) tertawa lepas.

(Name) tersenyum kecil saat mengingat kenangan itu. Ia ingat bagaimana dulu ia dan Mikey selalu bersama.

"Pakai ini." Mikey menyampirkan seragam Tomannya untuk menutupi tubuh (Name). "Aku tidak mau kamu sakit. Hari ini udaranya dingin."

"Eh? Tapi Manjiro bagaimana?" Tanya (Name).

Hell 2 (Mikey x Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang