Tubuh Takemichi rasanya sakit semua, namun ia tetap memaksa kakinya berlari sekencang yang ia bisa. Ia memperbaiki posisi gendongannya pada tubuh (Name).
"(Name)-san." Takemichi berusaha menahan tangisnya.
"Mikey!" Teriak Takemichi lantang ke arah Mikey yang masih diam mengamati dari atas kargo. "Hentikan pertarungan ini!"
Iris kelam Mikey menatap sosok (Name) yang berada dalam gendongan Takemichi. Apa yang terjadi?
Mikey melompat turun dan mendekati Takemichi.
"(Name)-san." Takemichi menahan tangisnya. Matanya berkaca kaca. "Ia terkena tikaman katana."
Ucapan Takemichi membuat Mikey membatu di tempatnya. Langit seakan jatuh menimpanya. Ia enggan mempercayai pendengarannya saat ini.
Mikey berjalan lunglai mendekati Takemichi.
"(Name)?" Lirih Mikey.
Takemichi tidak bisa menahan tangisnya. Ia jatuh bersimpuh sembari memeluk erat tubuh (Name).
"Menyingkir darinya." Gumam Mikey.
Mikey mendorong kasar Takemichi. Ia menatap (Name). Banyak luka di tubuhnya, dan yang paling parah adalah luka menganga di perut gadis itu. Bahkan tank top putihnya kini sudah berubah warna menjadi merah.
"(Name)? Hei! Bangun. Kamu tidak bisa menipuku begini." Mikey mengguncang tubuh (Name).
Tidak ada tanggapan. (Name) masih memejamkan matanya. Bahkan Mikey mulai ragu apa (Name) masih bernafas atau tidak.
"Tidak, tidak." Mikey menggeleng kuat. Ia memeluk tubuh (Name). "Siapa yang melakukan ini padamu?"
"Aku....aku dulu berkata akan melindungimu. Tolong jangan membuatku gagal menepati perkataanku." Lirih Mikey.
Mikey menatap (Name) yang hanya bisa menunduk. Iris Mikey menatap luka lebam di sudut bibir (Name).
"Siapa yang melakukannya?" Tanya Mikey.
(Name) diam, enggan menjawab.
"(Name)!" Mikey mencengkram kuat bahu (Name). "Siapa!? Ayahmu ya? Ini tingkah ayahmu lagi!?"
"Aku tidak apa apa." Lirih (Name). "Hanya luka kecil."
"Bukan luka kecil!" Sentak Mikey. "Apa yang membuatmu pantas dipukul!?"
"Tidak, ini bukan masalah besar. Aku.....aku hanya menghalangi ayah yang ingin memukul aniki. Aku jadi terkena pukulannya."
Mikey menatap sedih (Name). "Mengapa kamu punya ayah yang seperti iblis?"
(Name) memaksakan seulas senyum, "Aku tidak apa apa. Walau begini, aku kuat!" (Name) menggenggam tangan Mikey.
"Ini bukan masalah kuat atau tidak." Lirih Mikey. Mikey mengusap pelan luka di sudut bibir (Name).
"Kamu tidak pantas disakiti oleh siapapun."
(Name) menggigit bibirnya, berusaha menahan tangisnya. Namun akhirnya gagal. Airmatanya mengalir deras. (Name) berusaha mengusap kasar airmatanya.
"Maaf, aku cengeng." Lirih (Name) sembari berusaha menahan isak tangisnya.
"Kamu bebas menangis di depanku." Mikey memeluk (Name). "Tidak apa apa. Harusnya aku yang minta maaf. Padahal aku kekasihmu, harusnya aku melindungi kamu."
(Name) menyembunyikan wajahnya pada bahu Mikey dan menangis sepuasnya.
"Tenang saja, (Name). Selama ada aku, tidak akan aku biarkan hal semacam ini terjadi lagi. Aku akan menjagamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hell 2 (Mikey x Reader)
FanficHei, apa manusia berdosa seperti kita berhak mendapatkan kesempatan kedua? -