[🎩]
Pagi Pagi Sekali Taehyung keluar untuk membeli bubur untuk jungkook. Jungkook akhir akhir ini dilarang makan hal hal yang berat jadi dia memutuskan menu hari ini adalah bubur.
"Wahh.. apa menu hari ini adalah bubur?" Semangat Jungkook.
"Eung, Kudengar Dari para suster ada restoran bubur yang enak disekitaran sini, Jadi aku membelinya, Coba lah cicip"
"Wah, Itadakimase " Jungkook memakan Suapan pertamanya.
"Kau tidak makan?"
"Aniiya, Aku akan makan nanti. habiskan saja jika kau mau" Ucap Taehyung sembari mengusap rambut Jungkook.
"Cih, Kau pikir aku serakus itu? Makanlah!! Aku tidak bisa menghabiskan bubur sebanyak ini!
Kenapa kau boros sekali?" Celoteh Jungkook."Araso Araso, Aku tidak bisa berbuat apapun kalau kau sudah mengomel. "
Taehyung mengambil semangkuk bubur. Saat ingin membuka penutup mangkuk. Mereka dikejutkan dengan pintu yang dibuka dengan kasar. Dokter Vin berdiri dengan posisi konyol disana.
"Mbp...Uhuk...uhuk.." Jungkook menepuk nepuk dadanya.
"Yaa gwenchana?" Taehyung mengambil segelas air dan memberi Jungkook minum.
"Ahh...Dokter Vin, Apa Yang terjadi?" Tanya Jungkook
Dokter Vin tidak langsung menjawab pertanyaan Jungkook. Dengan semangat dokter Vin menghampiri Taehyung dan langsung memeluknya sembari menepuk nepuk punggung Taehyung.
"Egh..Egh.. dokter Vin..egh..kau akan membunuhku" Ucap Taehyung yang tidak bisa bernafas.
Melihat itu Jungkook tertawa dengan terbahak bahak. " Bantu aku!" Rengek Taehyung.
"Haha..Dokter Vin, Kau akan mematahkan tulangnya"
Dokter Vin melepaskan pelukannya. " Selamat Tuan! Selamat!! Sial, Aku sangat bahagia." Ujar dokter Vin sembari mengelap airmatanya dengan sapu tangan disakunya.
Taehyung memberikan segelas air ke dokter Vin. Tampaknya dia sangat bahagia hingga menggunakan banyak energinya.Dia itu tidak muda lagi.
"Apa yang terjadi dokter Vin? Aku tidak merasa aku mendapatkan penghargaan apapun hari Ini, Kenapa Kau memberiku selamat?"
Jungkook mengangguk menyetujui ucapan Taehyung.
"Selama sebulan ini aku sudah menghubungi semua kenalanku, Tapi tidak ada yang bisa menangani penyakit Jungkook."
"Kenapa itu sangat membahagiakan?" Tanya Taehyung.
"Dengarkan dia dulu Taehyung."
"Tapi aku mendapatkan pesan dari Profesor David Diamerika, Dia akan menyembuhkan Tuan Jungkook tanpa harus mengalami amnesia."
Betapa terkejutnya Taehyung dan Jungkook mendengar hal itu. Seakan beban dipundaknya menghilang. Taehyung tidak bisa menahan airmatanya, Dia memeluk Jungkook dengan seerat eratnya.
"Aigoo..Kau Masih saja cengeng seperti itu. Tapi syukurlah, aku tidak perlu meninggalkanmu"
"Apa kau ingin meninggalkanku?" Tanya Taehyung terisak Isak.
"Cih, Aniiya, Aku tidak akan
melakukan itu.""Aku sangat bahagia, Aku tidak tau bagaimana harus mengatakan betapa bahagianya aku" Taehyung kembali memeluk Jungkook.
"Kurasa itu balasan dari tuhan, Karena Jujur saja , selama sebulan kalian disini, aku merasa kalian berdua sangatlah luar biasa. Aku tidak pernah melihat seseorang mencintai sekuat ini. Kalian luar biasa tuan. "
Taehyung tersenyum dan menunduk menghadap dokter Vin. " Terima kasih banyak dokter Vin. Tanpamu aku tidak tau apa yang akan terjadi. Kau juga sudah menjaga kami, Terima kasih Banyak Dokter Vin." Ucap Taehyung.
"Aigoo... Aku sudah menganggap kalian putraku sendiri, Jangan terlalu sungkan kepadaku" Ucap dokter Vin sembari menepuk bahu Taehyung.
"Professor David, sudah terbang dari semalam, Jadi mungkin tiba besok pagi.
Mungkin operasimu akan dilaksanakan siang besok, Jadi Bersenang senanglah Hari ini.""Ndee terima kasih banyak dokter Vin, Kau sudah Berkerja keras" Ucap Jungkook.
"Aigo..Terima kasih juga, Kalau Begitu Aku permisi, Nikmati Waktu Kalian, Jangan Terlalu bersemangat Jungkook." Dokter Vin pamit undur diri Meninggalkan kamar Jungkook.
.
."Aku benar benar ingin menangis sekarang, Aku bahagia sekali, aku sangat bersyukur chagia."
Taehyung merebahkan dirinya disofa. Perasaannya benar benar bahagia, Waktu yang dia tunggu tunggu akhirnya tiba. Mulai siang besok dia tidak perlu melihat Jungkook kesakitan lagi. Jungkook akan kembali ceria lagi. Jungkook tidak akan pernah meninggalkannya lagi.
"Chagia..Tapi kenapa Professor David tiba tiba mengirim pesan kepada Dokter Vin dan bilang dia bisa menyembuhkanku?"
"Itu membuatku penasaran tapi aku tidak peduli chagia, Yang Penting kau akan sembuh, itu lebih dari cukup untukku."
Jungkook melebarkan senyumannya. Dia juga sangat bahagia, Akhirnya penyakit merepotkan ini meninggalkannya. Dan yang terpenting setelah ini dia dan Taehyung tidak akan terpisah lagi.
"Ah.. Karena terlalu bahagia aku melupakanmu, Habiskan Buburmu aku tidak akan memaafkanmu jika ada yang tersisa." Ancam Taehyung.
"Tapi aku tidak mau menghabiskan 4 cup bubur ini, aku akan mati mual, Aku ingin makan yang lain." Rengek Jungkook.
"Eeh.. Tidak! Aku bilang tidak! Kau boleh makan apapun tapi setelah kau sembuh, Sekarang makan saja yang sehat. "
Taehyung membuka semua cup bubur termasuk miliknya tadi. Bahkan dia tidak jadi memakan buburnya, Semua buburnya dia berikan pada Jungkook.
"Week..aku tidak mau ini!" Jungkook menutup mulutnya.
"Yaa Jeon Jungkook, Jangan Jadi anak nakal, kau harus memasukan nutrisi ke tubuhmu, Cepat Makan ini."
"Shiroo!! Aku mau yang lain!"
Taehyung mengenggam lengan Jungkook. Perlahan wajahnya mendekat ke wajah Jungkook. Wajah mereka seakan tidak memiliki jarak, Bahkan Jungkook bisa merasakan nafas Taehyung.
"Kau ingin yang lain chagia?" Bisik Taehyung dengan suara deep voicenya.
Taehyung membuka satu kancing celananya dan saat ingin menurunkan resleting Jungkook mendorong Taehyung menjauh darinya.
"Aku Akan Makan! Aku..Aku sangat Menyukai Bubur, Bubur adalah Makanan kesukaanku." Jungkook terusan terusan menyuapi bubur kemulutnya.
Taehyung menahan tawanya. Tak lupa dia mengancingi kembali celananya. Taehyung menjadi tidak sabar, Setelah ini Mereka Akan Kembali seperti dulu lagi. Tanpa harus mengkhawatirkan apapun lagi.
****
To be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
Benefits -Taekook [END]
FanfictionJeon Jungkook Adalah anak Tunggal Dari Perusahaan Jeon Grub. Karena keributan yang terjadi dirumahnya, membuatnya Menjadi kehilangan arah.