BAB 25

2.1K 131 0
                                    

Jungkook dan Taehyung dan Jungkook sedang asik tidur sembari pelukan dikamar tidur mereka. Tiba tiba suara getaran ponsel Jungkook membangunkannya. Perlahan Jungkook menarik ponselnya yang dilaci dan melihat siapa yang menelfon dengan mata yang setengah terbuka.

"Yeobuseyo ayah, Ada apa kau menelfonku pagi pagi begini?"

"Apa kau masih tidur? Ayah dan mama ada diruang tamu. Kami tidak enak jika membangunkanmu, Turunlah."

Jungkook langsung membuka lebar matanya."Diruang Tamu?!!" Teriaknya sembari langsung duduk. Itu membuat Taehyung terbangun dari tidurnya. "ada apa chag-".

Jungkook langsung menutup mulut Taehyung. "Aaah.. Ndee ayah, aku akan langsung turun, Tunggu sebentar."

Pip...

Jungkook melepaskan tangannya dari mulut Taehyung. "Ayah ada dibawah, Bagaimana ini?" Ucap Jungkook murung.

"Apa maksudmu? Ayo kita temui mereka." Jelas Taehyung dengan santainya.

"Apa kau bodoh? Bagaimana jika mereka tau tentang hubungan kita dan soal kita tinggal bareng?, Itu pasti akan menyakiti mereka."

Taehyung menggenggam tangan Jungkook." Percaya padaku, Lambat atau cepat mereka pasti akan tau, Kau tidak mungkin ingin menyembunyikan ini selamanya."

Jungkook murung setelah mendengar ucapan Taehyung. Dia tidak berniat menyembunyikan ini selamanya, Hanya saja dia belum siap melihat reaksi mereka.

"Aku benar benar tidak bisa, Dipikiranku jika aku tidak siap melihat reaksi mereka, Bukan hanya karena kita gay, Tapi kita adalah saudara tiri." Ucap Jungkook murung.

"Jeon Jungkook!" Teriak Taehyung sembari memegang bahu Jungkook.

"Kau harus menerima apapun jawaban mereka nanti, Setidaknya kita sudah mengatakannya. Itu akan mengurangi beban didada, Kau mengerti?" Tekan Taehyung.

Jungkook akhirnya mengangguk. Mereka pergi untuk membersihkan diri lalu turun kebawah untuk menemui ayah dan mama.
.
.
.
Jungkook dan Taehyung turun dari kamar dan melihat ayah dan mama sedang duduk diruang tamu. Segera mereka bergabung.

"Aigoo...Taehyung juga ada disini? Janjinya kami ingin menyuruh pelayan menjemputmu, apa kau sudah lama disini?" Tanya mama.

"Di-Dia baru saja sampai ma! Iya dia baru Sampai" alasan Jungkook sembari duduk disofa.

Taehyung melirik Jungkook membuat Jungkook semakin gugup. "Eh..ma yah, Apa kalian baru saja sampai? Kenapa tidak mengabari dulu?" Tanya Jungkook.

"Ah iyaa, mama dan ayah ingin memberi kalian kejutan, Jadi kami datang tanpa memberitahu kalian dulu" jelas Mama.

Taehyung menatap Jungkook. Jungkook menggelengkan kepalanya Menandakan jika dia tidak bisa melakukanya. Taehyung memegang paha Jungkook dan menatapnya dengan meyakinkan.

Jungkook menghela nafas. "Mama..ayah.. ada sesuatu yang ingin aku sampai kepada kalian"

"Benarkah? Apa itu?"

"Kalian tau.. aku sama sekali tidak bisa menyayangi siapapun kecuali bunda. Bahkan jujur saja awalnya aku sangat membencimu ayah."

Ayah dan mama mulai serius mendengar ucapan Jungkook.

"Namun saat itu aku baru pulang dari kampusku, Saat itu hujan turun dengan deras, Aku tidak sengaja menabrak seseorang, Saat itu aku berpikir, Wah kenapa ada seseorang yang sangat tampan seperti ini."

"Saat itu aku menyadari, aku menyukai dia, Dan orang itu adalah Kim Taehyung."

Tentu saja mama dan ayah langsung terkejut mendengar ucapan Jungkook.

"Aku tau aku Melakukan kesalahan karena sekarang taehyung adalah kakak tiriku, Tapi bukankah itu tidak adil? Aku bertemu dengannya terlebih dahulu, Siapa Yang menyangka seseorang yang kusukai akan menjadi kakak tiriku?" Ucap Jungkook sembari mengenggam tangan Taehyung.

"Ja-jadi kalian berdua.." tanya ayah yang sudah gemetar dan berkeringat banyak.

"Maaf sudah berbohong pada kalian, Ayah.. Mama" Ucap Taehyung menunduk.

"Kalian tidak perlu minta maaf" Ucap ayah disetujui dengan anggukan mama.

"Jujur saja aku tidak menerima apa yang kalian katakan, Karena Kalian berdua adalah saudara tiri, Tapi aku tidak akan melarang itu. Jeon Jungkook kau sudah kehilangan banyak hal dihidupmu, Ayah tidak akan merenggut itu lagi, Jika memang Taehyung bisa menjagamu, ayah akan lebih tenang."

Jungkook meneteskan airmatanya. "Terima kasih ayah..huhu..terima kasih mama." Ucapnya terisak Isak.

"Haha jangan menangis lagi" ucap ayah. Taehyung langsung memeluk Jungkook sembari mereka tertawa bersama.

"Terima kasih sudah jujur pada kami Jungkook, kami akan selalu mendukung apapun yang kalian lakukan." Jelas mama.

"Terima kasih ma" ucap Taehyung dibalas dengan senyuman mama.

Setelah mengobrol banyak dan melakukan banyak hal tidak terasa waktu berlalu dengan sangat cepat, Pukul sudah menunjukan pukul 5 sore, sudah saatnya mama dan ayah kembali kerumah. Jungkook Taehyung mengantar mereka hingga mobil mereka menghilang.

"Sekarang sudah merasa tenang? Sudah ku bilang, Semua akan terasa lega setelah kau mengatakan semuanya." Ucap Taehyung.

"Eung, Gomawo Chagia, Aku mencintaimu." Jungkook memeluk Taehyung dan dibalas oleh Taehyung.

Drttt....drttt...

Jungkook mengoreh ponsel yang ada disakunya lalu menjawab panggilannya dengan masih keadaan memeluk Taehyung.

"Yeee sekretaris Cha, Apa yang kau perlukan menelfonku jam segini?"

"....."

"Hanya karena aku sembuh bukan berarti kau akan memaksaku masuk kestudio!!!"

"....."

"Yaaa sekretaris Cha!!! Disini yang bosnya aku atau dirimu, Beraninya kau memarahiku!!!!"

".....!!"

"Araso Araso, Aku akan mengurusnya,
Ndee kamsahamnida sekretaris Cha."

Pip...

Pipi Taehyung gembung menahan tawanya. "Apa yang kau tertawakan?!!" Bentak Jungkook.

"Sepertinya sekretarismu sangat menakutkan chagia" Ucap Taehyung mengeratkan pelukannya.

"Kau benar, Bagaimana kalau kau menyerahkan sekretaris Lee dan kau boleh mengambilnya." Ujar Jungkook.

Taehyung merangkul bahu Jungkook." Shiro, Sekretarisku sangat baik" Ucap Taehyung. "Dasar pelit!!!" Bentak Jungkook.

Mereka akhirnya masuk kedalam rumah dengan bercanda dan tertawa riang.

****

To Be continued....

Benefits -Taekook [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang